Tip:
Highlight text to annotate it
X
DESERT SATU, IRAN
200 mil Tenggara Teheran
25 April 1980, pukul 4.00
Ayo masuk kesana!
Cepat! Cepat! Cepat!
Cepat! Sersan, bawa orangmu kesana!
-Apa itu helikopter Peterson?
-Ia didalam saat ledakan!
McCoy!
McCoy, kembali!
Mau kemana kau? Kita berangkat!
Kapten McCoy!
-Bobby, Dimana Pete?
-Masih disana. Api terlalu besar.
Sudah kami coba, tapi ia tak bisa diraih.
Kapten, jangan kesana!
Tangki bensinnya akan meledak!
Pete!
Pete!
Pete! Dimana kau?!
Pergi! Ini akan meledak!
Scott?
Brengsek, pergi! Tempat ini akan meledak!
-Tahan!
-Pergi!
Tahan, Pete!
Tinggalkan tempat ini!
Ya Tuhan, kakiku terjepit!
Ayo!
Tinggalkan tempat ini, Kapten!
Dengar, aku akan mengangkat jip ini.
Pindahkan kakimu. Siap?
Cepat!
Pindahkan kakimu! Pete, cepat!
Bersandar padaku.
Naikkan. Cepat!
Baik. Ayo berangkat!
-Scott dan Pete masih disana!
-Aku harus pikirkan satu skuadron!
Ayo, naik!
Hey, itu mereka!
Ayo, Scott!
Turunkan!
Ayo!
Kunci beban udara!
Ayo!
Ia sudah kami pegang.
Ayo kita segera berangkat!
-Ayo, tutup pintu.
-Berikan dia ruang!
Kenapa mereka tak mau mendengar, Nick?
kita sudah bilang terlalu berbahaya
mengadakan operasi ini malam hari.
Mereka kira rencananya lebih baik.
Lima tahun aku di Vietnam melihat
mereka membuat rencana...sementara kami sekarat.
Aku mengundurkan diri setelah sampai.
Kami sela acara ini dengan berita khusus.
Kami dapat kabar, sejam lalu, upaya
selamtkan sandera Amerika di Teheran...
...jadi bencana bagi pasukan khusus
Anti Teroris AD.
Delapan anggota pasukan khusus tewas
dan 13 cedera menurut hitungan awal.
Tak ada keterangan penyebab bencana
atau hasil operasi pada saat ini.
ATHENA,
Jumat, 9 Juli 1985, pukul 07:45.
Pesawat American Travel Ways Nomor
penerbangan 282 dari Kairo mendarat.
Para penumpang pesawat ini dengan tujuan
New York via Roma masuk lewat pintu 11.
Kakiku sakit.
Kami merayakan ulang tahun
perak pernikahan kami.
-Selamat!
-Jangan memberi Selamat.
Kami bercerai bertahun lalu, tapi
kami tak mau hak pemeliharaan anak.
Jangan dengarkan dia. Jika terserah
padanya, mereka dimanjanya.
-Aku mau belanja.
-Ide bagus. Aku mau melihat putriku.
-Kau mau ke toko bebas bea?
-OK.
Jaga barang-barang, sayang.
-Harry Goldman, dari Philadelphia.
-Ben Kaplan dari New York.
Belikan boneka yang diinginkannya.
Ia anak kecil!
Bu, ia bukan anak kecil.
Ibu memanjakannya.
Ibu tak memanjakannya.
Ibu berhasil membesarkanmu.
Harry mau membelikanku cincin ulang
tahun pernikahan kami, tapi kutolak.
Ia membelikanku cincin ini
di Yerusalem saat bulan madu kami.
Sungguh? bagus sekali.
Apa tulisannya?
Tunggu, akan kuperlihatkan padamu.
Ambillah.
Tulisannya, Anti vie dodo li.
Bahasa Ibrani, aku tahu.
Dari "Song of Songs". "Aku untuk kekasihku,
kekasihku untukku."
-Kau orang Yahudi, ya?
-Tidak, aku orang Cina. Tentu.
-Ada masalah apa?
-Tak ada.
-Kami kira ada air bocor.
-Penumpang sudah bisa masuk?
Tentu. tanyakan itu pada mekanik
penerbangan. Selamat terbang.
Maaf, pesawat penuh. Hubungi bagian
tiket untuk penerbangan berikutnya.
-Aku harus ikut pesawat ini.
-Maaf, itu tiket cadangan.
Pesawat sudah penuh. Mohon minggir.
-Lihat di bukumu. Mungkin ada tempat.
-Kau tak bisa naik pesawat ini.
Bisa, lihat apa ada tempat untukku!
Kata mereka ada tempat.
-Minggir, kumohon.
-Tidak! Kau yang minggir!
Kata mereka ada tiket, ada tempat untukku!
Kirim satpam segera!
Tenang. Tunjukkan tiketmu.
-Ini. Lihatlah.
-Ini tiket cadangan.
Apa yang harus kita lakukan?
Kita bertindak sesuai perintah.
-Mana penyangga punggungku?
-Robert yang pegang, Bu.
Selamat pagi semuanya. Ini kapten
kalian yang bicara.
Namaku Roger Campbell.
Atas nama American Travel Ways,
kusambut di penerbangan 282...
... ke Roma. Dilanjutkan ke New York.
Lama penerbangan ke Roma 55 menit.
-Jangan takut lepas landas.
-Aku tak bisa, tolong tarikkan?
-Ya.
-Jangan membunuhku. Tarik saja.
Tarik napas. Aku tak mungkin membunuhmu.
-Hentikan.
-Aku bercanda.
Suster baik-baik saja?
-Boleh minta segelas air?
-Tentu.
Ia takut terbang.
Ia ingin ke surga, tapi tak mau
terbang untuk sampai ke sana.
Kuambilkan air.
Maaf, kalian dari Chicago, kan?
Ya. Bagaimana kau tahu?
Aku juga dari Chicago. Pasti aku
pernah melihat kalian di Chicago.
-Logatmu tak seperti orang Chicago.
-Aku baru empat tahun di Chicago.
-Kau orang Polandia?
-Rusia.
Tahu gereja ortodoks di dekat
lincoln Park? Pendeta Duchinsky.
Setiap hari Minggu, aku dengarkan khotbahnya.
-Kau mau pulang?
-Liburan pertamaku sejak pindah dari Rusia.
-Kau senang?
-Aku merasa terlahir kembali.
Amerika baik pada kami.
Terpujilah Tuhan.
-Oh, sial! Ayah, lihat!
-Ayah mau tidur.
Ini pembajakan! Tundukkan kepala!
Tundukkan kepala kalian!
Merunduk! Ini granat!
Akan kuledakkan pesawat ini.
Apa yang kau lakukan?!
-Menunduk!
-Apa yang kau lakukan?!
-Merunduk semuanya!
-Tundukkan kepala kalian!
Ini pembajakan! Ini granat!
Kami akan meledakkan pesawat ini
jika kalian tak menurut!
Letakkan tangan kalian di kepala!
Ya Tuhan!
Jangan!
Robert, kau tak apa-apa?!
Kami siap mati!
Jangan membuat kami marah!
Hitler! kalau kau mau mati,
mati di tempat lain saja!
Ssst, ssst.
Pak... Pak... Jangan. Jangan.
jangan. Jangan.
-Ke kokpit. Ayo!
-Kami mau bekerja sama.
-Buka...
-Tenang. Kami mau bekerja sama.
Kami akan lakukan apa maumu.
Buka kokpit! Buka kokpit!
Buka pintu ini!
Jim! Ini aku.
Buka!
-Buka, Jim!
-Apa semua baik-baik saja?
Semua baik-baik saja. Tolong buka!
Buka atau kuledakkan pesawat ini!
Jim, Kau harus buka pintu!
Ambil.
Minggir. Duduk! Duduk!
Aku ambil alih pesawat ini.
Kalian harus bekerja sama.
Kami antar kemanapun kau mau.
Pasanglah kunci itu ke granat.
Pasangkan.
Hati-hati, Jim.
Aku siap mati. Namaku Abdul Rafai,
komandan Revolusi Dunia Baru.
Kalian patuhi perintahku, hanya aku,
atau kuledakkan pesawat ini.
-Kalian mendengarku?
-Sangat jelas.
Terbang ke Beirut.
-Kemana?
-Beirut! terbang ke Beirut!
Beirut.
Baik.
-Apa yang kau lakukan? Singkirkan!
-Ini prosedur operasi normal.
Sial, ada pembajakan!
Telepon Kedutaan Amerika.
-Dave, Hubungi pengendali keberangkatan.
-Jangan!
Kita terbang pakai peta. Aku paham
pesawat terbang. Terbang pakai peta.
Kurasa bahan bakar tak cukup, Kapten.
Terbang sampai bahan bakar habis, Kapten.
Itu saja!
Kedutaan Amerika? Ini menara Bandara
Athena. Panggil petugas komunikasi.
Ini wakil Kepala Kedutaan Amerika di Athena.
Sambungkan dengan Pusat Operasi
Departemen Luar Negeri. Ini darurat.
Kami butuh akses secepatnya. Aku
melaporkan pembajakan. Insiden ini
terjadi lima menit lalu...
...di American travel Ways nomor penerbangan
282, dari Athena ke New York, melalui Roma.
WASHINGTON D.C.
Jumat, 19 Juli Pukul 02.10.
Kini kami tak punya informasi lain,
dan status keadaan itu.
PENTAGON,
Jumat, 19 Juli Pukul 02.15.
-Ini Menteri Luar Negeri. Aku ada
berita penting untuk presiden.
-Baik, kusambungkan dengan Presiden.
Selamat malam, atau selamat pagi.
Seperti kalian tahu, kita menghadapi
krisis besar di Timur Tengah.
Presiden memutuskan untuk mengirim
Pasukan Delta ke sana secepatnya.
Kita harus membuat operasi
penyelamatan darurat.
Sambungkan dengan Nick Alexander di Bragg.
-Apa ada yang pernah bilang padamu kakimu indah?
-Masa? Kau tak bisa melihatnya dari sana.
Imajinasiku bagus.
Aku cuma berusaha bersikap baik.
-Apa ada yang menuduhmu sopan, Nick?
-Belakangan ini tidak.
Tolong ambikan telepon.
-Ini Alexander.
-Siaga tiga Pasukan delta.
Pesawat ATW nomor 282 dibajak.
-Hubungi skuadron Sabre. Terbang ke Timur Tengah.
-Libanon?
Kami belum tahu pasti.
-Lapor saat kau di udara.
-Baik, Jenderal.
Ini, sayang.
Para penumpang, ini kapten baru kalian.
Namaku Abdul Rafai.
Aku anggota organisasi
Revolusioner Dunia Baru.
Kami nyatakan perang terhadap imperialis
Amerika, Zionis, teroris dan kekejaman
anti sosialis lainnya.
Kini pesawat kalian terbang ke tujuan baru.
Demi keamanan kalian, dengarkan baik-baik
dan ikuti semua instruksi.
-Harry.
-Apa?
Cincinku tulisannya bahasa Ibrani.
Tanggalkan, simpan di tasmu.
Tanggalkan.
Di jariku ada bekas putih.
Apa mereka akan tahu?
Maukah kau menikah denganku?
Oh, Harry! Apa yang akan menimpa kita?
Satu hal yang pasti...
...kita akan selalu ingat
ulang tahun perak pernikahan kita.
Mari kita bertindak.
-Mereka hanya berdua. Bisa dilumpuhkan.
-Shh!
Itu bukan ide bagus. Mereka berbahaya.
Mereka akan ledakkan pesawat ini. Banyak
penumpang disini. Kita harus ikuti
kemauan mereka.
Baiklah! Kini kalian boleh duduk tegak!
Tapi jangan bicara dan bergerak!
-Maaf, Pak, wanita muda ini hamil.
-Diam!
Tolong, aku tak enak badan.
Sumber tanpa nama di Deplu baru
mengonfirmasikan pesawat Amerika dari
Athena ke Roma dan New York dibajak.
Lebih dari seratus orang Amerika
berada di pesawat ATW itu.
Kami akan menyampaikan perkembangan
selanjutnya pada saatnya.
Sementara itu tak ada kelompok teroris
mau bertanggung jawab atas kejadian ini.
Sekarang!
Semua pria duduk di dekat jendela!
Semua wanita duduk di dekat gang!
Lakuan sekarang! Cepat!
Lakukan saja!
Cepat! Cepat! dan tenang!
Kau diam! Dilarang bicara.
Pesawat yang dibajak itu masih di udara.
Tujuannya tak diketahui, diperkirakan
menuju ke Timur Tengah.
Tetap tak ada kabar kondisi para
sandera Amerika dan lainnya.
Kami akan melaporkan informasi terbaru bila ada.
Semua berdiri, menuju ke belakang!
Cepat!
Cepat
Kami sedang jalan.
Cepat! Cepat!
-Maaf, tasku ketinggalan.
-Tinggalkan saja! Jalan!
Ayo ke belakang! Jalan!
Cepat! Ayo, cepat! Cepat!
-Ayo cepat!
-Duduk! Duduk!
-Aku tak bisa duduk di lantai!
-Duduk!
-Punggungku! Punggungku
-Duduk! Duduk disana!
Duduk!
-Aku duduk di pangkuannya.
-Terima kasih banyak.
-Duduk!
-Awas pistolmu! Bisa meledak...
Kenapa kau memukulnya?!
Tenang.
Diam!
-Tak ada tempat untuk bernapas!
-Diam! Semuanya diam!
Duduk!
Ellen! Kembali!
-Kenapa kau kesini? kembali.
-Bonekaku!
Bonekamu bagus. Siapa namamu?
Ellen.
Ellen. Nama yang sangat bagus.
-Berapa umurmu, Ellen?
-Enam.
Aku punya putri seumurmu. Namanya Salima.
Kau paham, Ellen?
Bagus. Ambil.
Terima kasih.
Pergi!
Ayo.
Pangkalan AU Pope, Carolina Utara
Jumat 19 Juli, pukul 03.00
Ace, apa kapten akan datang?
-Celaka jika ia tak datang.
-Apa ia tak ditelpon?
Siapa yang menelponnya? Ia sudah
pensiun di peternakan kudanya.
Tapi kuakui aku tak keberatan Kapten McCoy ikut.
-Aku sudah menelponnya, Pak.
-Apa?!
Ia tak ada di rumah.
Mungkin ia sedang menuju kesini, Kolonel.
Tidak.
Itu bagus.
Oh, ya.
Turunkan tirai!
Turunkan tirai.
Turunkan tirai semuanya!
Turunkan!
Turunkan!
Turunkan semua tirai jendela!
Turunkan tirai. Ayo!
Turunkan tirai!
Abdul, kemari.
Ada apa?
Cepat.
Apa?
Lihat.
Ini bahasa Ibrani.
Ada orang Israel disini.
Kemari!
Kemari!
Ada orang Israel di pesawat ini.
Kuminta kau mencarinya.
Kami tak tahu yang mana orang Israel.
Bagaimana kami tahu?
Mereka turun dari pesawat El Al.
Aku akan menemukan mereka.
Kumpulkan semua paspor.
-Kenapa?
-Lakukan!
Baik.
Para penumpang, mohon perhatian.
Kalian diminta serahkan paspor.
Jadi tolong keluarkan paspor kalian
dan pegang di atas kepala.
-Kenapa?
-Aku tak tahu.
Terima kasih.
Cepat!
Mustafa, awasi dia.
Tenang dan ikuti perintah mereka.
Tidak! Perempuan saja! Kau kembali!
Apa mereka bilang padamu kenapa
mereka minta paspor?
Bisa kami dapat kembali?
Taruh disini! Semuanya!
Jangan bohong. Aku tahu ada 144 penumpang.
Ingrid sedang mengambil sisanya.
Maaf, Nona. Kami tak punya paspor.
Kami angkatan laut.
-Kami punya kartu anggota AL.
-Sembunyikan itu.
Sembunyikan. Simpan.
Kenapa tak kau ambil paspor mereka?
-Mereka tak punya paspor.
-Mustahil. Kau bohong.
-Tunggu. Kami punya ini.
-Apa ini?
Itu kartu anggota AL.
-Marinir.
-Bukan, angkatan laut. Kami penyelam
AL Amerika Serikat.
-Kau?
-Kami bertiga angkatan laut.
Marinir Amerika Serikat membunuh
banyak temanku saat membom Beirut!
Amerika tak pernah membom Beirut.
Pesawat New Jersey mengebom kamp kami!
-Tenang.
-Kau keliru, Nak.
Amerika tak pernah membom Beirut.
-Kapal Amerikamu, New Jersey!
-Jangan!
Jangan!
Hentikan! Ia pendeta!
Cukup, cukup!
Mereka bertiga Marinir Amerika. Lihat.
Oh, ya?
Tiga pahlawan amerika.
Mulai sekarang, kalian hanya
terbang di kelas satu.
-Ada apa ini?
-Diam.
-Kenapa kalian ingin kami...
-Diam saja!
Kemari.
Pegang ini.
Kumohon diam.
OK?
Semuanya akan beres.
Dengar. Kau tak perlu melakukan itu.
-Kami mau bekerja sama.
-Diam. Duduk.
Duduk!
Dengar, lihat paspor ini satu per satu.
Ambil paspor yang namanya Yahudi.
Paspor Amerika tak menulis agama.
Kalau begitu serahkan orang Israel.
Tak ada penumpang orang Israel.
Pilih yang namanya Yahudi.
Sudah kubilang aku tak tahu
yang mana orang yahudi.
Lakukan!
Aku tak bisa! Aku tak mau melakukannya!
Ya, lakukan!
Tidak, aku tak mau!
Apa kau tak tahu? AKu orang Jerman!
-Apa artinya itu?
-Seleksi.
NAZI!
Kamp kematian!
Apa kau tak paham? Aku tak bisa
melakukan permintaanmu ini.
Sangat menyedihkan.
Tapi kau harus melakukannya untuk kami.
Katamu kau anggota organisasi revolusioner.
Betul. Kami pejuang kebebasan,
berjuang untuk saudara-saudara kami.
Tapi kau tak mau disamakan dengan
NAZI yang membunuh 6 juta Yahudi.
Itu masih kalah. Yahudi mencuri Palestina,
tanah air kami.
Jangan ganggu dia. Tanpa senjata
kau tak berdaya!
-Diam, orang Amerika imperialis keparat!
-Hentikan, kumohon!
Kalian jahanam dan pembunuh!
Jangan biarkan ia membunuhnya!
Hentikan dia! Jangan biarkan ia membunuhnya!
Kauikuti perintah Abdul!
Ia kaptenmu yang baru,
Patuhi atau kau mati.
Kau dengar? Kau mati!
Kami akan membunuh semua orang di pesawat ini.
Tidak! Aku tak mau melakukannya!
Ya!
Ada apa? Semuanya sudah di pesawat.
Kenapa tertunda?
-Kuberi ia lima menit lagi.
-Siapa?
Tidak. Cuma beberapa menit lagi.
Kolonel?
Sudah saatnya kau muncul.
Aku khawatir terpaksa gunakan ini.
Apa ini?
Keputusan Presiden yang memerintahkan
kau bertugas kembali.
Tinggalkan kuncimu di mobil.
Peralatanmu sudah di pesawat.
Kami siap, jenderal.
-Bagaimana pesta pertunanganmu?
-Agak dipersingkat.
-Senang bertemu denganmu, Bobby.
-Selamat kembali, bos.
-Kau tahu dia?
-Tidak!
-Mari kita lakukan.
-Ayo!
-Senang bertemu denganmu.
-Senang bertemu denganmu, Kapten Jack.
-Ingat, aku tak mau memanggulmu lagi.
-Mustahil, Kapten.
Mayor.
Ya, pak, Mayor!
-Terserah.
-Selamat.
Para penumpang, ini kapten baru kalian.
Nona Ingrid akan bacakan beberapa nama.
-Apa maunya mereka?
-Jika nama kalian dipanggil,
datang segera ke kabin kelas satu.
Kuulangi, Segera!
Kaplan, Benjamin.
Tn Benjamin Kaplan.
Ini tak bisa terjadi. Jangan sekarang.
Jangan lagi.
Apa yang kau lakukan? Kau mau kemana?
-Jangan pergi.
-Kita pernah selamat.
Kita bisa melakukannya lagi.
Aku datang.
Mau kemana? Kembali ke tempatmu!
Ia suamiku!
-Duduk!
-Tidak.
Aku tak mau mendengarmu!
Silahkan! Kenapa kalian diam saja?!
Mereka cuma berdua, kalian banyak.
Aku tak peduli!
Dia hanya kecewa.
Tidak! Ini perang, terulang lagi.
Kamp konsentrasi!
Kenapa kalian diam saja!
-Mereka hanya berdua!
-Duduk!
Jumlah kita banyak!
-Lakukan sesuatu!
-Tolong, jangan...
Kau! duduk!
Duduk!
Aku Benjamin Kaplan.
Ada yang bisa kubantu?
Duduk.
Yang berikutnya!
Harry Goldman.
Tn Harry Goldman, mohon datang
ke kabin kelas satu.
Tolong, jangan bawa ia! Ia sakit.
Jantungnya lemah. Tolong jangan!
Sylvia! Sylvia, tabahkan dirimu.
Dengarkan aku. Tabahkan dirimu.
Aku tak apa-apa.
-Tolong jangan pergi! Kumohon!
-Aku sanggup pergi. Aku tak apa-apa.
-Tak apa-apa.
-Jalan.
Oh, kumohon...
Jalan!
-Harry Goldman.
-Duduk.
-Berikutnya!
-Robert Levine.
Tn Robert Levine, mohon datang
ke kabin kelas satu.
OK, OK. Jalan. Cepat.
Tolong jangan ambil ayahku!
Ayah, ajak aku!
Aku harus pergi, sayang.
Tapi ayah tak meninggalkan pesawat.
Sudahlah, sayang.
Ayah akan kembali.
Ayah, bawa ini!
OK, jalan, cepat!
Jalan! Cepat!
Cepat jalan!
Jangan ganggu putriku.
Pergi!
Di lantai.
David Rosovsky.
Tn Rosovsky, mohon datang
ke kabin kelas satu.
Mereka keliru.
Mereka keliru, aku...aku....
Jalan atau kutembak kau disini.
Tapi aku bukan orang Yahudi! Aku orang Amerika!
Aku dari Rusia, pergi ke Amerika!
Aku kristen orthodoks. Tanya mereka.
Bilang aku bukan orang Yahudi!
Pendeta, kau tahu kan aku dari Chicago?
-Jalan!
-Tunggu!
-Orang ini berkata benar!
-Duduk! Kami tahu tindakan kami!
Tuang, kau sangat keliru...
Duduk.
Di lantai!
-Ia berkata jujur!
-Kami tahu yang kami lakukan!
-Pendeta, mau kemana?
-Kau, kembali!
-Kubilang, kembali!
-Jangan!
Duduk!
-Mau apa kau kesini?
-Kau memanggilku.
-Siapa namamu?
-William O'Malley.
-Aku tak memanggilmu.
-Kau memanggil semua orang Yahudi.
Aku orang Yahudi. Sama seperti Yesus kristus.
Jika kau ambil salah satu dari kami,
kau harus ambil semua.
Kalau begitu, duduklah.
-Kau!
-Aku?
Ya. Wanita hamil. Kemari!
Permisi.
Kalian minggir.
Kemari.
Aku minta bantal.
Kemari.
Ya... duduk.
OK, cukup. Duduk.
Cukup. Duduk.
-Kau merasa enak
-Ya. Terima kasih memikirkanku.
-Semuanya baik?
-Terima kasih.
Bagus.
-Tidur yang nyenyak.
-Terima kasih.
Pengendali pendaratan Beirut,
American Travelways nomor 282...
...dibawah komando Kapten
Abdul Rafai...
...dari revolusi dunia baru...
...meminta instruksi pendaratan.
American Travel Way, aku tak bisa
memberi instruksi pendaratan.
Bandara hari ini ditutup bagi
semua penerbangan internasioanl...
...atas perintah Pemerintah Libanon.
Kau dengar sendiri ucapannya.
Apa yang kau lakukan?
Mendarat!
Brengsek!
Beirut, kosongkan landasan segera,
atau kami semua akan mati!
Kalian akan mengalami bencana
jika berusaha mendarat!
-Dimana pesawat itu?
-Disana.
Kau bicara dengan kaptennya? Berikan padaku.
Kapten? Kapten...
Ini Menteri Pertahanan. Kau tak bisa
mendarat di negara kami.
Kami banyak masalah tanpa kalian.
Ada 144 pria, wanita, anak-anak di pesawat ini!
Pembajak mengancam akan meledakkan kami.
Jika itu yang dilakukannya,
kau yang bertanggung jawab.
Kau paham itu, Pak Menteri?
Apa kami diizinkan mendarat?
Jawabanku "pasti tidak"!
Yeeeagh!
Pak Menteri... Pak Menteri...
...dengar.
Ada apa?
Kapten! teriakan apa itu?
Apa yang terjadi?
Mereka menyiksa seorang pemuda,
sandera Angkatan Laut.
Mereka membuatnya sekarat.
Pak Menteri, kami akan mendarat,
tak peduli ada izinmu atau tidak.
Kurangi tenaga.
Biarkan mereka mendarat.
Kapten! Kapten, tak apa.
Kau diizinkan mendarat.
Tapi beri aku waktu sebentar.
Aku mau mengosongkan landasan.
Diatas Samudera Atlantik
Jumat 19 Juli, pukul 05.45.
Kita bagi dalam 3 seksi.
McCoy, kaupimpin seksi satu.
Kauserang pintu darurat di sayap kiri,
disini, dan disini.
...amankan kabin kelas satu dan kokpit.
Pete, kaupimpin seksi dua.
Serang pintu darurat di sayap kanan.
Disini. Amankan kabin utama.
Bobby, kau pimpin seksi tiga
untuk bantuan dan keadaan darurat.
Jika gerak cepat, ini operasi mudah.
-Hanya ada 2 teroris.
-Bagaimana kita tahu itu?
Berdasar perkiraan matang.
Baiklah, ada pertanyaan?
Bandara Beirut, Libanon.
Jumat 19 Juli pukul 12.00.
Silahkan.
Beritahu Amerika, dalam lima menit,
kami akan membunuh satu persatu.
Mereka akan membunuh sandera setiap lima menit.
Ini akan jadi bencana.
Jamil. Untung kau datang.
Mereka akan membunuh sandera setiap lima menit.
-Coba aku bicara.
-Bicaralah.
-Hai, saudaraku.
-Jamil.
-Selamat.
Kini kita butuh simpati dunia dan
opini rakyat Amerika.
Kini saatnya bersatu.
Bebaskan para wanita dan anak-anak...
...baru Amerika mau berunding.
Tidak.
Dengar, Saudaraku. Aku komandanmu.
Tidak lagi.
Abdul, kita berjuang untuk alasan yang sama.
Tidak. Beri kami bahan bakar.
Mustahil?
Mereka nekat bunuh diri.
Beri mereka bahan bakar, lalu suruh pergi.
Baiklah, Abdul. Selesaikan misimu semaumu.
Semoga Tuhan menyertaimu.
Ibu, aku kepanasan!
Ibu tahu, sayang.
Semua juga kepanasan.
Apa yang mereka perbuat pada ayah?
Cuma ditanyai.
Ditanyai apa?
Mungkin karena ayah orang yahudi.
Mereka tak suka orang yahudi, ya?
Tidak, sayang. Mereka tak suka.
Buka pintu! Buka pintu! Buka!
-Hassan.
-Mustafa, selamat datang.
Kau..jalan! Duduk!
Ayo!
selamat, saudaraku.
Senang bertemu denganmu.
Buka kedok kalian.
-Semoga Tuhan melindungimu.
-Jaga dirimu. Jaga mereka.
Kau disini saja.
Ben!
-Jangan bawa dia, kumohon!
-Ayah! Ibu, mereka membawa ayah!
Tidak! Tidak!
Jalan!
Saatnya berangkat. Kita lepas landas.
-Kemana?
-Kuberitahu setelah kita terbang.
Pusat Kota Beirut, Markas Teroris.
Jumat 19 Juli pukul 14.00.
Masukkan mereka ke sel!
Cepat jalan!
Menurut intelijen Israel, mereka meninggalkan
Beirut ke Afrika Utara. Mungkin ke Aljazair.
Jika benar, empat jam lagi mereka
mendarat di bandara Boumédienne.
Nick, aku baru dapat konfirmasi dari presiden.
Pemerintah Aljazair bersedia bekerja sama,
kau bisa ke Aljazair.
Semuanya dengar!
Kita mendarat di Aljazair!
Siapkan peralatan kalian!
Aljazair, ini Delta satu, meminta izin mendarat.
Delta satu, ini bandara Boumédienne,
izin diberikan.
American Travelways nomor 282,
ini Bandara Boumédienne.
Kau boleh mendarat.
Kalian tetap disini dengan peralatan.
Kali ini kita akan berhasil, kan, Kolonel?
Tentu.
Delta satu, aku mendengarmu.
Delta satu, aku mendengarmu.
Ya, pak. Sebentar, pak.
Kolonel! dari Jenderal Woodbridge.
Kondisi kami kini nyaris sempurna.
Situasi begini yang kami tunggu.
Jika kami tunggu, bisa gagal lagi.
Maaf, Nick. Presiden tak mau
mengambil resiko nyawa.
Jika dapat membebaskan melalui
perundingan, itu yang dilakukannya.
Jadi anak buahmu menunggu
sampai perundingan gagal.
Berapa lama kita menunggu?
Jenderal menunggu ijin presiden.
Aku menunggu ijin Jenderal Woodbridge.
kau menunggu ijinku, jelas?
Sementara itu aku mau ke terminal.
Aku mau mewawancarai sandera yang
dibebaskan, jika sudah dibebaskan.
Kau siap di posisi dan siaga.
-Tapi tunggu isyaratku.
-Baik.
Singkirkan kotak ini.
Jalan!
Kapten Rafai, penerbangan dari
Athena telah mendarat.
Temanmu akan bergabung denganmu.
Kami harap kau bebaskan para wanita
dan anak-anak segera.
Kami akan menepati janji, Bpk Duta Besar.
-Kolonel, aku akan ke pesawat.
-Aku tunggu kau disini, pak dubes.
Bawa semua sandera yang berbahasa Inggris.
McCoy! jangan beraksi hingga
semua wanita dan anak-anak aman!
Lapor semua seksi!
Satu, dua, dan tiga!
Jaffer!
Aku senang bertemu lagi denganmu, Saudaraku.
Tunggu. Akan kami bebaskan
wanita dan anak-anak.
Apa kabar, Jaffer?
Bagaimana misimu?
Semua lancar.
Mustafa.
Bebaskan wanita dan anak-anak?
Ya, lakukanlah.
Tolong, bebaskan ia.
Ia sekarat.
Tidak. Tapi kau boleh pergi.
Kubebaskan kau bersama para wanita.
Pergilah!
Ingrid, kau wanita yang berani.
Seksi satu bersiap.
Seksi dua bersiap.
Seksi tiga bersiap.
Tunggu wanita dan anak-anak aman.
-Lapor seksi dua.
-Seksi dua melapor.
-Seksi tiga?
-Seksi tiga melapor.
Para wanita dan anak-anak.
Segala puji bagi Allah.
Saatnya meninggalkan pesawat.
Para pria tetap di tempat.
Pegang semua barang berharga kalian,
uang, perhiasan.
Agar kami dapat mengambilnya saat
kalian melalui kabin kelas satu.
Jalanlah, sayang.
Sampai jumpa, ayo.
Jay, jaga ibumu. Paham?
Para wanita, semuanya ke depan!
-Bawa saja.
-Ke depan, para wanita kristen!
Kenapa kelakuanmu seperti penjahat?
Kau pejuang kemerdekaan, kan?
Pergi.
Aku ambil ini... dan ini...
Aku punya uang.
-Ini milikmu?
-Ya.
Terima kasih.
Kau punya uang? Baik, jalan, jalan.
Ini
Jalan.
Syukur para wanita selamat.
Ya.
Bus sudah pergi. Kami siap beraksi.
Maaf, kita masih menunggu.
Brengsek, yang ini jangan sampai gagal.
Semuanya ke belakang!
Belakang! Semuanya ke belakang!
-Kolonel Alexander?
-Ya.
Mereka mau bicara dengamu di telpon.
-Ini Alexander.
-Nick,... diizinkan.
Baik.
McCoy... diijinkan!
Hajar mereka!
Seksi dua dan tiga, mari beraksi.
Tutup komunikasi.
kita serang 60 detik lagi.
Siap? Tandai.
Tandai. Kita serang 60 detik lagi.
60 detik ditandai.
Matikan radio.
Kolonel, ini Ingrid Harding, kepala pramugari.
Pak Dubes, maaf, aku mau bicara berdua dengannya.
-Baik.
-Terima kasih.
Nn Harding, ini hanya sebentar.
-Apa yang terjadi?
-Pasukan komando akan menyerang pesawat.
Jangan, mereka akan membunuh semua
sandera di Beirut.
-Sandera yang mana?
-Dari AL dan semua orang Yahudi...
-...yang diturunkan saat pembajak lain tiba.
-Pembajak lain yang mana?!
Yang naik ke pesawat, 10-12 orang.
Astaga!
Semua seksi! Semua seksi!
30 detik lagi.
Semua seksi! Jawab aku! Ayo!
Hidupkan lampu dan sirene!
Apa itu?
Keluar dari sana, McCoy!
McCoy!
Matikan lampu! Matikan lampu!
Tiarap! Tiarap!
Ada apa ini?
Jangan membalas! Kita menyingkir!
-Menyingkir!
-Jangan menembak! Jangan menembak!
Keluar! Jauhi truk tangki!
Oh, sial.
Terbang! Cepat! Terbang!
-Baik! Baik!
-Terbang! Terbang!
Ayo jalan!
Orang Amerika! Lihat perbuatan kalian!
Lihat ini!
-Lihat!
-Ia akan membunuhnya.
Kini Presiden Amerika tahu kami serius!
-Ini ambil...
-Jangan tembak.
...hadiah untuknya dan rakyat Amerika!
Marinir terbunuh!
-Ya, tuhan!
-Keparat! Ayo pergi!
Cepat!
Maaf, aku terpaksa. Hanya itu cara
hentikan kalian sebelum terlambat.
-Kenapa, Kolonel?
-Ada 12 teroris di pesawat itu.
Mereka bersenjatakan senapan mesin.
Bisa jadi bencana.
Ia orang Amerika. Dari Angkatan Laut.
-Apa tindakan kita selanjutnya?
-Kuharap mengejar mereka.
Mereka kembali ke Beirut.
-Jadi tugas kami berakhir?
-Sebaliknya, Kolonel.
Presiden minta kau terbang ke Israel.
Israel?
Israel sahabat Amerika di Timur tengah.
Hanya 20 menit dari Beirut.
Kau akan mendapat semua yang kau butuhkan.
Presiden ingin para sandera pulang.
Begitu juga kami, Jenderal.
Kami pasukan AMerika! Merunduk!
-Aman!
-Aman!
Lumayan 20 detik. Berjalan lancar.
-Kami bisa dalam 10 detik.
-Baiklah, sekali lagi.
Pangkalan AU Israel
Sabtu 20 Juli, pukul 05.50
Tunggu, kita kedatangan tamu.
-Kolonel Alexander?
-Ya.
Selamat pagi. Aku Kolonel Amir
dari Intelijen Israel.
Apa kabar? Ini Mayor McCoy.
-Selamat pagi, Mayor.
-Kolonel.
Bisa aku bicara denganmu?
Tentu.
Bobby, ambil alih.
Aku ingin dilakukan dalam 10 detik.
-Baik.
-Kami segera turun.
-Apa yang terjadi?
-Sandera dikeluarkan dari pesawat.
-Dibawa kemana?
-Entahlah, mungkin dipencar ke Beirut.
Kolonel, aku berasumsi Masai masih
punya orang di libanon, kan?
Benar.
-Aku mau hubingi salah satunya.
-Kau mau masuk untuk ambil posisi
sebelum penyelamatan?
-Itu sangat membantu kami, Kolonel.
-Kalau boleh kusarankan...
-Mereka mengumumkan jumpa pers internasional.
-Tentu.
Setelah mendapat perhatian dunia,
mereka mau memanipulasi pers. Sempurna.
Pantai Mediterania, Beirut
Sabtu 20 Juli, Pukul 08.00
Bawa mereka masuk, cepat!
Cepat ambil kasur.
Berika pada anjing-anjing itu.
Mahmud! perketat pengawalan. Cepat!
Pemakaman lagi.
Orang kristen lagi.
20 tahun lalu aku di Beirut.
Kalian mestinya ada disini saat itu.
Luar biasa. Semuanya ada.
Kelab malam, dansa, konser, tawa.
Las Vegas-nya Timur Tengah.
Ketika itu Beirut indah.
Indah.
Aku tak suka ini.
Apa yang tak kau suka?
Tempat kristen itu.
Gereja? Dari dulu sudah ada.
Kau mau kami menghancurkannya?
Bagaimana dengan pendetanya?
Orang Yunani itu?
Dari dulu sudah ada,
sama dengan bangunan itu.
Ia pendeta dan seorang teman.
Kita tak bisa menyekitinya.
Aku tak percaya pada orang Kristen itu.
Hei, para pahlawan marinir.
Teman kalian jadi berita.
Mereka membunuhnya.
Mereka membunuh Tom.
Bandara Beirut
Senin, 22 Juli, pukul 10.00
Bagaimana perlakukan mereka terhadapamu, Kapten?
Lumayan baik. Mereka memberi kami
makan, boleh ke toilet.
Menurutku mereka memperlakukan
kami lumayan baik.
Dimana yang lain? Dimana mereka menahan
orang yahudi? Apa benar ada seleksi?
Mundur!
Satu pertanyaan lagi!
Jika kau mengakaliku, kubunuh kau.
-Itu menjadikanmu pahlawan, ya?
-Ya.
Ya.
Bicara lagi dengan pers,
tapi hati-hati dalam menjawab.
Silahkan bertanya, satu persatu.
Pak, tolong tasnya...
...kamera juga.
Tolong paspor.
-Orang Kanada?
-Ya, CBC-TV, Kanada.
Hari ini semua televisi dunia datang kesini.
Sabukmu.
Maaf.
Beres.
Tak usah.
Selamat bergembira di Libanon.
Terima kasih.
Darimana kau dapat sabuk jelek itu?
Kadomu saat ulang tahunku. Ingat?
Dari aku? Semoga kau suka.
Jadi kalian orang Kanada. Kalian
diberkahi negara indah dan damai.
Suatu saat aku ingin kesana.
Negara ini indah, tapi sayang.
-Kau tahu kami mau kemana?
-Ya. kita menuju kesana.
Kau perlu ini.
Yang tampak di kanan, pipa utama selokan.
Itu langsung menju halaman belakang sekolah.
Disana sebagian besar sandera ditempatkan.
Itu markas mereka. Para sandera
Yahudi disana. Mau ikut aku?
Tidak, kau pergi saja.
Di bawah jok, ada kebutuhan kalian,
untuk jaga-jaga.
Jangan lama-lama.
Bos, apa kita terlalu percaya padanya?
Kata israel ia orang terbaik mereka di Libanon.
Kita butuh orang untuk menyampaikan
pesan pada Nick.
Pendeta.
Ya, putraku. Tuhan akan mengampunimu.
Ikut kami.
Bos, lihat.
Mari kita pergi.
Tunggu.
Jaga disini.
Pergi!
Astaga, apa tindakan kita sekarang?
Aaghh!
Tangkap mereka... tangkap mereka!
Jalan!
Sial!
-Kau tak apa-apa, Butch?
-Ya, aku tak apa-apa, bos.
Tadi nyaris.
Sudah jam 16.15.
Tadi kami dengar di radio.
Ia bilang sesuatu, lalu terputus.
Aku tak bisa menunggu lebih lama.
-Ini Samir, pemandumu di Beirut.
-Bagus.
Kita harus berangkat, kalau tidak,
pertemuan itu terlewatkan.
Israel, Pangkalan AL Haifa
Senin, 22 Juli, Pukul 16.15.
Raffi... aku berterima kasih atas bantuanmu.
-Andai aku bisa ikut.
-Kalian pernah melakukannya.
-Kini giliran kami.
-Semoga berhasil.
Periksa perlengkapan kalian.
Kendaraan, senjata, barang pribadi.
Ayo berangkat.
Mesin rusak. Kita butuh kendaraan lain.
Kita dapat kendaraan.
Ini selimut untuk malam.
Bagaimana kalau tempat tidur?
Kau tak butuh tempat tidur.
Besok kau akan mati.
Scott, itu pasti mereka.
Sekitar satu mil di lepas pantai.
-Kau tak apa-apa?
-Ya. Kau?
-Aku senang tiba di darat. Bagaimana?
-Ada tiga sasaran.
Sekolah di utara pantai Beirut, ada 60 sandera.
-Kau tahu letaknya itu?
-Yang dekat kuburan yunani orthodoks?
Ya, benar.
Orang yahudi di penjara bawah
tanah markas mereka di pusat kota.
Dan kru ATW masih tertahan di dalam pesawat.
-Itu sasaran terakhir.
-Benar. Sudah kubuat petanya.
Baiklah semua! Kenakan lencana kalian!
Dua menit lagi kita bergerak.
Belok kanan, partner!
Abdul, bangun.
Ada apa?
-Mereka datang.
-Siapa?
Pasukan Amerika.
Amerika?
Bangun semuanya! Cepat!
Kalian ikut aku.
Abdul...
Keluarkan sandera dari sini.
Baik.
-Semoga Tuhan melindungi kita.
-Tuhan maha besar.
Ayo keluar! Cepat!
Itu tempatnya.
Semoga beruntung.
Semuanya beres?
Ya.
Mereka sudah makan?
Mereka makan lalu tidur.
Kenapa kau melihatku seperti itu?
Kau membenciku, ya?
Pemerintah kalian yang kami perangi,
bukan kalian, tapi gedung putih.
Suatu hari, aku akan kesana.
Aku akan naik truk, dan tempat itu meledak.
Itu berarti bunuh diri, kau tahu itu.
Aku tahu caranya mati.
Gedung putih sangat besar,
kau perlu banyak peledak.
Kau tak akan bisa mendekatinya,
jangan bercanda.
Kau pikir kami tak punya teman di Amerika?
Kau akan terkejut.
Suatu hari nati.
Delta dua dalam posisi.
-Siap, bos?
-Mari beraksi.
Kau dengar sesuatu?
Tidak, hanya bunyi daduku.
Pakai kacamata malam.
Satu menit lagi serang.
Bersiap.
OK, 30 detik lagi peledakan.
Ayo, McCoy.
Tidur yang nyenyak, tolol.
-Ke halaman belakang, Bobby! Nick menunggu di truk!
-Baik, bos!
Ayo. Segal, jaga belakang!
Cepat! Cepat!
Ayo cepat!
Hentikan dia!
Sekolah memanggil markas!
Sekolah memanggil markas!
Pasukan Amerika disini!
Terjadi kepanikan besar!
Siapa mereka?
Pasukan Amerika!
Ribuan, naik jip dan tank, membantai kami!
Dimana Mustafa... perwiramu?
Dimana para sandera?
Bunuh semua orang Amerika.
Orang Amerika membantai kami!
Lima menit lagi aku datang membawa bantuan.
Kami tak bisa menunggu lagi!
Hei.
Aagh!
Salim. Salim... kau mendengarku?
Salim, apa yang terjadi?
Salim!
Orang Amerika, kau mendengarku?
Aku mau bicara denganmu.
Orang Amerika, aku mau berunding.
Kau mendengarku?
Jelas sekali.
Cepat.
Ayo cepat!
Mundur!
Kakiku! Kakiku!
Aku tolong, Pegang aku. Ayo.
Tahan. Aku memegangmu.
-Biar kutolong. Aku mahasiswa kedokteran.
-Potong ikatan ini. Melancarkan sirkulasi.
McCoy! Apa yang kaulakukan?
Tinggalkan itu, turun! Cepat!
Bagaimana caranya? Lompat?
Aku tak peduli. Cepat.
Aarghh!
-Cukup cepat?
-Dimana para sandera?
Pasti tertahan di tempat berlindung.
Bobby bersama mereka.
Ini cukup sampai di rumah sakit.
Kuharap bukan rumah sakit lokal!
Apa kakiku akan dipotong?
Jangan kuatir. Minggu depan kau
sudah bisa lari-lari.
-Biar kuangkat dia. Kau sibuk.
-Terima kasih, ikut aku. Cepat.
-Cepat, kurasa akan datang bala bantuan.
-Darimana kau tahu?
-Kudengar di radio.
-Aku tak tahu kau bisa bahasa Arab.
Kalau tak pergi, kita akan bicara bahasa itu.
Bobby! cepat!
-Hati-hati kakinya.
-Ayo cepat.
Ayo, terus jalan!
Cepat, kita harus pergi! Ayo!
Tembak saja!
Ayo cepat!
Tempat ini kosong.
Tampaknya tadi mereka disini.
Ayo cepat.
-Delta satu!
-Ini Delta dua.
Markas mereka kosong. Sel, kuulangi, sel kosong.
Mereka membawa orang kita.
-Cari mereka, brengsek!
-Ada saran, Delta satu?
Maaf, kolonel. Beirut kota besar.
penduduknya lebih dari dua juta
Kau tahu caranya. Cari yang bisa
bahasa Inggris, minta tolong. Cepat!
Ayo, jalan cepat!
Kita cari yang mau bicara.
-Dimana kau temukan mereka?
-Bersembunyi di kamar atas.
Ya?
Siapa komandan kalian?
Bicara atau kalian mati. Kau!
Ayo bangun!
Buka mulutmu!
Buka mulutmu -sekarang! Ah! Ah!
Ah... ah...
Jika kau mau hidup...
Kau mau hidup?
-Kemana mereka bawa sandera Amerika?
-Ah... ah, ah...
Kemana mereka bawa sandera Amerika?!
Aku mendengarmu, Jamil.
Kami menerima pesan dari Khomeini.
Apa ia setuju?
Ayatollah mau menerima kau dan sanderamu.
Tuhan maha besar, Jamil.
Kau akan dijemput Jenderal Mahamuzi.
Ia akan membawamu lewat Suriah ke Ayatollah.
Delta satu, mereka menuju Teheran...
-...pasti kini di jalanan Damskus.
-Kejar mereka!
Baik, pak!
Sampai jumpa kalau jumpa lagi.
Ayo jalan!
Sial, sebentar lagi pagi.
-Pergilah. Kutahan bantuan mereka.
-Lalu kau bergabung dengan Pete.
-Sampai jumpa di bandara.
-Aku tak bisa menunggumu.
-Jangan menunggu.
-Tak akan!
Bobby, ikut mayor, bawa mobilku.
Kutunggu di semak.
Ayo berangkat.
Delta dua, disini Delta satu. Ganti.
-Apa rencana kita, bos?
-Pesta kejutan.
-Seperti dulu.
-Ya.
-Delta dua, ini delta satu. Masuk.
-Kuamankan lantai atas.
Ya, aku mendengarmu, Mayor.
-Bagaimana keadaannya?
-Para bajingan itu menipu kita.
Aku akan menghajar mereka.
Hati-hati.
Sampai jumpa kalau jumpa lagi, bos.
Bobby!
Yo!
Saatnya beraksi.
Mari kita hajar mereka.
Jangan bergerak tanpa perintahku.
Tampaknya pasukan Amerika itu masih disini.
Aku kuatir kita terlambat.
Mungkin ini perangkap, semacam penyergapan.
Kurasa tidak.
Komandan, kurasa kau keliru.
Tuhan Maha Besar.
Serang sekolah!
Jalanan Damaskus, Libanon
Selasa, 23 Juli, pukul 05.50.
-Kenapa kau berhenti?
-Bukan aku, dia.
Ada apa? Kenapa kau berhenti?
Jalan!
Lihat dia.
Kau berhenti karena seorang pria dimotor? Jalan.
Jalan! Cepat!
Mundur! Kembali ke Beirut!
Astaga! Itu Scott!
Ayo beraksi! Jalan!
Jatuhkan mereka. Ayo.
Mereka orang Amerika! Pasukan Delta!
Kau butuh bantuan?
Pegang kemudi!
Jalan...
Lindungi kami!
Pete!
Pete!
Ambilkan selimut.
Pete...
-Lepaskan seragamnya.
-Pete!
Ya Tuhan... Pete.
-Kau tahu jalan ke bandara?
-Ya, Mayor.
Pindahkan sandera ke mobil kita.
Kolonel menunggu di semak belakang
bandara. Jangan berhenti! Mengerti?
Aku bawa motormu.
-Bagaimana denganmu, Mayor?
-Aku ada urusan.
Bilang Kolonel jangan menungguku.
Ia kehilangan banyak darah.
Apa ada orang?
Mau pergi?
Aaagh!
Pete!
Doc, tolong Pete. tenang.
Mike! Ambilkan tasku dan oksigen.
-Tampaknya mereka menunggu kita.
-Ya, Pak.
Kita harus mencari jalan lain.
Mungkin memotong pagar belakang.
Sepi.
Berapa penjaga di sekitar pesawat?
-Antara 12 sampai 16 orang.
-Ya.
Enam orang kita.
Apa itu? kesini.
Berhenti!
-Kau bisa bahasa Inggris?
-Ya.
-Kalau mau hidup, cepat bilang siapa pemimpinmu?
-Jaffer. Ia di pesawat.
-Berapa orang pengawalnya?
-Tak ada.
-Ayolah!
-Sumpah demi Allah, ia sendirian!
-Bagaimana dengan sandera?
-Cuma ada tiga orang, tidur di kokpit.
Kau tahu kata sandinya?
Kalau kau mau hidup, katakan itu.
Jaffer bin Khalil,
"Datang dari gunung!"
-Mungkin dia tidur.
-Bangunkan!
Jaffer bin Khalil!
"Datang dari gunung!"
Cepat kesini!
Apa?
-Selamat pagi.
-Pagi.
Selamat pagi. Kolonel Alexander
dari Pasukan Delta.
Sudah saatnya.
-Bahan bakarmu cukup?
-Untuk Apa?
-Terbang ke Israel.
-Tentu!
Perlu apalagi agar bisa terbang?
Landasan yang kosong.
Baik, Jim. Bawa mereka masuk.
-Ayo kita berangkat.
-Ayo kita pergi.
Jalan!
Duduk di belakang dan pasang sabuk.
kita harus segera berangkat. Cepat.
Ayo, ayo, ayo, cepat!
Cepat cari tempat duduk!
Taruh di kelas satu. Jika tak cedera,
duduk di belakang. Taruh ia disana.
Jalan terus, ayo. Kau tak apa-apa?
Duduk di belakang. Kau juga?
Ayo, tak ada waktu, cepat!
Tarik!
Dimana McCoy?
Periksa Interkom.
Dieriksa.
Baiklah, Kapten. Semuanya sudah naik.
Terbanglah sebelum seisi Beirut datang.
Baik!
OK. Hidupkan tekanan tinggi, nomor dua.
Samir! Cepat!
Hentikan pesawat itu!
Tutup pintu itu!
-Bagaimana Mayor McCoy?
-Kita tak bisa menunggu. Ia selalu terlambat.
Sandera harus diselamatkan! Ayo!
Ayo berangkat.
Penerbangan 282! Apa yang kaulakukan?!
Kau tak boleh berangkat!
Tetap di tempat!
Beirut, ini American Travelways
nomor penerbangan 282.
Terima kasih atas persinggahan menarik di Beirut.
Semoga hari kalian menyenangkan.
ATW 282, selesai.
Mereka gila... sinting...
...mereka gila!
Sial! Mereka menembaki kita!
Kolonel, Mayor datang!
Ulurkan tali untuknya!
Siap? Baik!
Bagus, jangan kuatir! Tarik!
Tutup pintu!
-Ayo terbangkan!
-Kurasa ruang kita tak cukup.
-Tak ada peluang lagi. Upayakan!
-Baik, kita mulai.
Bagaimana Pete?
Ia di depan.
Dokter jadikan kabin kelas satu
menjadi rumah sakit.
Hei ada Budweisers!
Bagikan!
Masih ada banyak!
Bagaimana keadaannya, dok?
Bos.
Hai, nak.
Kita membantai mereka semua?
Ya.
Apa sekarang kita pulang?
Kita pulang.
Sampai jumpa, Scott.
Sampai jumpa kalau jumpa lagi.
Dok...
Pete.
#America, America
#God shed his grace on thee
#And crown thy good with brotherhood
#From sea to shining sea
Tiada cinta lebih besar dibanding
pengorbanan nyawanya pada temannya.
Bapa kami yang ada di surga, dengan
rendah hati kami mohon kasihilah...
...orang tercinta ini di tanganMu selamanya.
Atas nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Amin.
Bandara Ben-Gurion. Israel
Selasa, 23 Juli, Pukul 08.00
Astaga!
Aku tak apa-apa. Bagaimana kalian?
Bagaimana kabarmu?
Jangan takut dengan penerbangan ini lagi.