Tip:
Highlight text to annotate it
X
TRANSLATED BY RACHMAT HASAN
Terbitnya matahari
menandakan hari baru.
Awal yang baru.
Berharap hari ini akan
lebih baik dari kemarin.
Tapi tidak bagiku.
Namaku Eep.
Dan ini adalah keluargaku,
keluarga Crood.
Jika kau belum paham
dari baju kulit hewan...
Dan dahi kotor kami,
kami adalah manusia gua.
Kebanyakan hari kami
dihabiskan di gua.
Dalam kegelapan.
Malam demi malam,
hari demi hari.
Rumahku istanaku.
Saat kami keluar, kami
berjuang mencari makanan...
Di dunia yang keras dan kejam.
Dan aku berjuang untuk
mempertahankan keluargaku.
Hanya kami yang masih bertahan.
Dulu kami punya tetangga.
Keluarga Gort, diinjak mammoth.
Keluarga Hork,
ditelan ular pasir.
Keluarga Erf, digigit nyamuk.
Keluarga Throg, terkena flu.
Dan keluarga Crood,
itulah kami.
Keluarga Crood bertahan
karena ayahku.
Dia kuat dan mentaati aturan.
Aturan yang tertempel
di gua kami.
Hal baru buruk.
Rasa penasaran buruk.
Keluar malam buruk.
Intinya, segala
hal menyenangkan itu buruk.
Selamat datang di duniaku!
Tapi ini adalah kisah tentang
segalanya berubah dalam sekejap.
Karena yang kami tak tahu,
bahwa dunia kami...
Akan segera berakhir.
Dan tak ada aturan
di gua kami...
Yang bisa mensiagakan kami
dari itu.
Kau harus menunggu
isyarat Ayah, Eep.
Eep?
Kita sudah di dalam gua
selamanya.
- Tiga hari bukanlah selamanya.
- Selamanya bagi keluarga ini.
Eep, bisa kau turun?
Kau bersikap terlalu dramatis.
Tidak, Sandy, kemari!
Ingat isyaratnya. Gadis baik
selalu menunggu isyarat.
- Ugga.
- Setelah kudapat Sandy...
Aku akan kembali,
dan lakukan isyaratnya.
- Tapi kau sudah di luar.
- Aku menunggu isyaratnya, Ayah!
Tak apa-apa, Thunk. Keluarlah.
Tapi jika Ayah tak beri isyarat,
bagaimana aku tahu kau ayahku?
Isyaratnya bukan soal Ayah, tapi
agar kau tahu Ayah tak dimakan hewan.
Tapi kenapa isyaratnya
berbunyi hewan?
Bukankah itu membingungkan?
Aku tetap menunggu isyaratnya.
Ibu, kita siap berangkat!
Ibu?
Masih hidup!
- Masih terlalu dini.
- Dan kau masih gendut.
Formasi sarapan!
Mari kita lakukan aksi
manusia gua hebat!
Kita lakukan dengan cepat
dan keras...
Kita lakukan
sebagai sebuah keluarga.
Dan jangan pernah tidak takut!
Ya! Sarapan.
Siapa yang duluan?
Kita tentukan giliran.
- Pilih dia.
- Kepala!
Ekor. Giliran Thunk. Posisi.
Baiklah. Thunk, ayo!
Ayo, Thunk.
Bagus! Bawa telurnya ke gua!
- Lepaskan bayinya!
- Kejar dia, Sandy, ayo!
Kejar dia, Ibu!
Wanita tua gugur!
Eep, balaskan Nenek!
Terima kasih.
- Eep!
- Tangkap!
- Ayah, bisa kita makan sekarang?
- Tunggu sampai tiba di rumah.
Eep, mengerem!
Eep!
- Siapa yang lapar?
- Hebat, Ayah.
Ambillah, Thunk, minum.
- Maaf, Ayah.
- Makanan cepat saji malam ini!
Tak apa-apa.
Aku sudah makan minggu lalu.
- Peringatan dua jari!
- Cepat.
Cepat. Kegelapan membawa
kematian. Kita tahu ini.
Bulan purnama. Saatnya mandi.
- Selamatkan dirimu!
- Ibu juga.
Aku tak mau kehilangan
lapisan pelindungku.
Banyak semut di tubuh Ibu.
Lihat? Sandy tidak nakal.
- Eep masih di luar?
- Kau tahu dia benci gua, Grug.
Kumohon kembalilah besok.
Kenapa dia benci gua?
Gua sangat nyaman.
Gua sedikit gelap, bukan?
Tidak segelap itu.
Eep!
Ayolah, Ayah harus menutup guanya.
Eep!
Baik!
Ayolah.
Eep! Turun!
- Nyaris saja!
- Aku waspada. Aku baik saja.
- Sedang apa kau di atas, Eep?
- Aku tak tahu.
- Apa yang kau cari?
- Tak ada.
- Lalu, kenapa kau ke atas?
- Aku tak tahu!
Kenapa kau tak tahu?
Berhentilah mencari sesuatu!
Ketakutan membuat kita selamat, Eep.
Jangan pernah tidak takut.
Apa inti dari semua ini?
- Apa?
- Maksudku, kenapa kita di sini?
Untuk apa kita melakukan ini?
Tak ada yang bilang
selamat itu menyenangkan.
Tak ada yang menyenangkan.
- Bisa kau turun? Eep.
- Grug?
- Minggir!
- Ya. Baiklah.
Aku hanya tak mengerti
kenapa dia ingin sendiri.
Dia masih memahami sesuatu
dan butuh sendiri.
Memahami apa?
Berapa lama ini berjalan?
Maksudku, dia sudah tak
mendengarkanku.
Lihat? Dia mendengarkanmu.
Jika dia ingin selamat,
dia harus taati aturan kita.
- Bagaimana kalau cerita? Eep suka.
- Itu ide bagus.
- Bagaimana kalau cerita?
- Ya, berceritalah.
Boleh kupinjam itu?
Terima kasih.
- Eep! Kesukaanmu dulu!
- Aku sudah lama tak memainkan itu.
Malam ini kita mendengarkan
cerita tentang Beruang Krispy.
Dahulu kala,
beruang kecil ini bertahan.
Dia bertahan karena
mendengarkan ayahnya...
Dan hidup sehari-hari dalam
kegelapan dan ketakutan.
Jadi dia bahagia.
Tapi Krispy punya satu
masalah mengerikan.
Dia dipenuhi rasa penasaran.
- Grug!
- Ya.
Dan suatu hari,
saat sedang di pohon...
Beruang penasaran ini ingin
memanjat ke puncak pohon.
Dan saat dia sudah
berada di puncak...
Dia melihat hal baru dan...
- Mati!
- Mati begitu saja?
Ya! Momen buruk terakhirnya itu
masih membeku di wajahnya.
Akhir yang sama setiap hari.
Aku paham. Aku tak akan
lakukan hal baru atau berbeda.
Pria yang baik, Thunk.
Semuanya tajamkan gigi
dan mari bertumpuk.
- Udara...
- Kau bicara?
Aku manusia, sama sepertimu.
Agak sepertimu?
Ya ampun, bisakah kau jangan...
Itu geli.
Diam! Aku seharusnya
tak berada di sini.
- Eep tidak ada.
- Apa? Grug!
Tetaplah di gua.
Kau sungguh kuat.
- Tidak! Itu milikku!
- Itu akan mati!
- Aku yang lebih dulu.
- Bisa kuperbaiki.
Kumohon. Aku benci gelap.
Menyalalah.
- Dia menuruti perkataanmu?
- Ya, kelihatannya begitu.
- Matahari?
- Bukan. Api.
- Hai, Api.
- Itu tidak hidup.
Tapi tadi kau bilang akan mati.
- Maaf.
- Ini berasal dari tempatmu?
- Tidak, aku membuatnya.
- Buatkan untukku.
- Baik! Aku tidak mengeluarkannya!
- Buatkan!
Kau terus menyakitiku.
Apa kau mati?
Bisa kuambil apimu
jika kau mati?
Benda itu dingin!
Benarkah?
Mendengarkan kerang, aktifkan.
Aku setuju. Gadis Harimau,
kita harus segera pergi.
Aku tidak mengenalmu.
- Aku Guy.
- Guy?
Dan ini Belt.
Koki, juru bicara, ahli navigasi.
- Dia juga pengerat celanaku.
- Apa itu "pengerat celana?"
- Siapa kau?
- Eep.
Biar kujelaskan, Eep.
Dunia akan berakhir.
- Apa?
- Aku menyebuatnya, "Hari Kiamat."
- Bagaimana kau tahu?
- Aku melihatnya. Mengarah ke sini.
Pertama, tanah akan bergoyang,
lalu terbelah, semuanya hancur.
Api, lahar.
Bukannya aku bersikap dramatis...
Percayalah. Segalanya akan musnah.
Kita harus ke dataran tinggi.
Aku tahu gunung.
Di sana. Hanya ini kesempatan kita.
Ikutlah denganku.
- Aku tak bisa.
- Baiklah.
Ini.
Jika kau selamat, panggil aku.
Terima kasih.
Halo?
Ayah!
Apa kau sakit?
Apa yang membawamu?
Tak ada.
Aku pergi atas kemauanku.
- Kau... Apa?
- Ayah, biar kujelaskan.
- Ayah tak pernah membiarkanku bicara.
- Kau dihukum.
- Eep!
- Ibu.
Grug! Apa yang terjadi?
Aku begitu marah sehingga
aku tak bisa bicara padanya.
- Eep?
- Ibu tak akan menyangka.
- Aku menemukan sesuatu yang baru.
- Baru adalah masalah besar!
- Tunggu...
- Eep, tetap di lingkaran pelindung.
- Ini tidak buruk.
- Baru selalu buruk.
- Tidak. Dia menyenangkan.
- Apa? Dia?
Aku mengira dia babi, tapi
dia berubah menjadi lelaki.
Aneh. Biasanya kebalikannya.
Eep punya pacar babi!
Dia adalah lelaki.
Lihat, aku akan memanggilnya.
Ada apa dengan kalian?
- Itu berbahaya.
- Ini indah!
Mau lihat yang berbahaya? Ini!
- Penciumanku!
- Eep, cukup!
Kita akan kembali ke gua...
Dan kau akan berada di sana
sampai kau lebih tua dari dia.
Apa? Ayah tak boleh
mengurungku selamanya!
Dia bilang ini akan terjadi.
Masuk ke gua!
Cepat!
Awas! Berhenti!
- Semua baik-baik saja?
- Ya.
Grug, guanya, sudah hancur.
Tidak.
Kalian harus melihat ini.
- Kita harus ke sana!
- Tidak.
Tak ada yang pergi
ke mana-mana.
Apa lagi yang dikatakan bocah itu?
- Ayolah, Grug!
- Lompat saja!
Satu, dua, tiga,
empat, lima...
Enam.
- Di mana kita?
- Entahlah. Aku tak yakin.
Di bawah.
Tempat yang lebih rendah.
Satu hal yang pasti, kita
tak boleh kembali ke atas.
Sandy? Ada apa?
Jangan. Kembali, Sandy.
Kita tak boleh
di tempat terbuka.
Kita butuh gua.
Sekarang ikuti langkahku.
Tetaplah diam.
Semoga tak ada yang besar
tahu kita di sini.
Tunggu! Jalan.
Tunggu! Jalan.
Tunggu!
Tunggu!
Jalan. Tunggu!
Tunggu!
Ayah, untuk meyakinkan,
apa kita mencari gua yang sama?
Kalau aku yang memilih gua...
Aku akan pilih gua yang kecil.
Tunggu!
- Ayah?
- Ayah akan tangani.
Ayo, Ayah, hajar mereka!
Aku suka ini.
Ayah, aku tahu.
Jangan dekati pukulan mereka!
Grug, begitu kau selsai,
kita harus terus jalan.
Benar begitu!
Kalian tak bisa melawan ini!
Memanjat!
Gua! Masuk!
Ayo, cepat.
Lihat, gua ini punya lidah!
Hebat!
Satu, dua, tiga,
empat, lima...
- Enam.
- Tujuh jika kucing itu termasuk.
Kucing itu takut kegelapan!
Tunggu, kita juga takut kegelapan.
Lingkaran pelindung!
Eep!
Eep!
- Penghuni gua!
- Penghuni gua?
Manusia gua! Mundur!
Mereka seperti binatang.
- Lihat tulang menonjol, dagu kotor?
- Ya.
- Primata bergigi besar.
- Ya.
Bulu badan yang berlebihan!
Yang itu punya ekor.
Pejamkan matamu.
Aku harus membunuh mereka.
Jangan! Itu tak membantu.
Mereka keluargaku.
Apa?
- Matahari ada di tangannya!
- Bukan, itu api.
- Dari mana asalnya?
- Dia membuatnya.
- Buatkan untukku!
- Itu tidak keluar dari tubuhnya.
Buatkan!
- Kau sungguh mirip putrimu.
- Bagus. Sekarang dia patah.
Ini bayi matahari!
Mundur!
Kita tak tahu apa maunya.
Sekarang kita duduk di sini
dan menunggu matahari terbit.
Dan besok kita akan
mencari gua baru...
Dan anggap hari ini
tak pernah terjadi.
Menyenangkan, bukan?
Eep, jangan menyentuhnya.
Kita tak tahu asalnya.
- Ayah, Sandy menyakiti apinya.
- Sandy. Jangan. Api bukan mainan.
- Pria kecil yang lucu.
- Mundurlah!
Jangan, tunggu!
Ini menyukaiku.
Ini menggigitku!
Thunk! Cobalah bersembunyi
di padang rumput kering!
Hentikan, kumohon! Usiaku
baru 9 tahun! Ini menggigitku!
Bayi-bayi api.
- Hai.
- Jadi, ayahmu, dia ingin membunuhku.
Ya, tapi tak akan kubiarkan.
Bertahan, Nak, kemarilah!
Ini tak mau berhenti.
Berhentilah menyentuhku!
- Pergi!
- Makanlah, Bayi-bayi!
Mati!
Aku menang!
Mereka tak terlalu menakutkan
setelah mengenal mereka.
- Siapa kalian?
- Maaf. Kami keluarga Crood!
Dan kau?
- Guy.
- Hai, Guy.
Terlihat seperti sihir.
Dan baunya seperti makanan!
Tidak, jangan memakannya,
ini hal baru!
- Masih hidup!
- Ayo, teruslah makan!
Di mana Guy?
Mau ke mana?
Gunung, dataran tinggi,
hari kiamat, ingat?
Itu sudah terjadi.
Itu menghancurkan gua kami.
Tidak. Itu hanya awal
dari hari kiamat.
Kiamat yang sesungguhnya
akan datang.
Eep. Turunkan.
Kita tak boleh
membiarkannya pergi!
Bagaimana jika kita belum temukan
gua sebelum matahari terbit?
Bagaimana jika pencariannya
butuh beberapa hari?
Bagaimana jika
burung-burung itu kembali?
Kita butuh apinya, Bodoh!
Baik. Kau bersama kami
sampai kami menemukan gua.
Apa? Aku tidak mau!
Jangan suruh aku bergabung!
Tetaplah di sini kalau mau,
tapi lepaskan aku.
Aku punya mimpi, misi,
alasan untuk tetap hidup!
Tidak lagi!
Aku punya ide.
Mari kita ke gunung itu!
- Terlalu jauh.
- Ayah sangat suka gua.
- Ada banyak gua di gunung itu.
- Kau pernah ke sana?
Itu gunung. Gunung aman.
Gunung memiliki gua, air, tongkat.
Ibu dengar itu?
Aku bisa punya tongkat sendiri!
Ya! Tongkat dan gua.
Tongkat yang bagus. Ayo!
Diam!
Makhluk itu aneh.
Tenang, Sandy. Itu hanya Belt.
(Ikat pinggang)
Sudah kuputuskan.
Kita akan ke gunung itu!
Jangan tanyakan alasannya.
Hanya firasat.
- Firasat ini terasa benar.
- Entahlah, Grug.
Kita belum pernah
berjalan sejauh itu.
Entah apa kakiku
bisa melakukannya.
Aku belum cukup hidup
untuk ke sana.
Ayo kita lakukan.
Ayolah, pikirkan.
Keluarga kita berkumpul dalam
perjalanan melewati negeri?
Siang dan malam selalu bersama.
Kita bercerita, tertawa.
Hubungan keluarga kita
akan lebih erat.
Lepaskan dia!
Jika kau tak siap melawannya,
maka jangan tatap matanya.
Bisa kau jauhkan
lengan besarmu itu?
Menyenangkan, bukan?
Ini perjalanan pertama kita.
Berhenti mendorong
atau kucabut lidahmu!
Kau mau kita kembali?
Karena aku bisa melakukannya
dengan cepat!
- Ayah, aku harus buang air!
- Ayolah, kau bisa tahan.
- Kurasa tidak.
- Sandy, keluarkan itu dari mulutmu.
- Aku tidak menyentuhnya.
- Nenek!
- Aku masih harus buang air!
- Baik, cerilah tempat lalu cepat.
- Sesuatu menggigitku!
- Aku tak menyalahkannya!
- Ayah, boleh aku membawanya?
- Tidak.
- Bagaimana kalau sekarang?
- Tidak!
- Sekarang?
- Ayah bisa terus melakukannya.
Tidak, tidak dan tetap tidak!
Aku tak mau mati
dalam perut kosong.
Grug, kita semua lelah!
- Kita akan makan begitu tiba.
- Terlalu lama!
Aku akan mengambil cemilan.
Jangan! Dia akan melukaimu!
Itu bukan makanan, tapi peliharaan.
- Peliharaanku.
- Apa itu "peliharaan?"
- Hewan yang kau tak boleh makan.
- Kami menyebut itu "anak".
Tak perlu ada peliharaan.
Itu aneh dan salah.
- Itu makanan!
- Jangan, kumohon!
Bukan itu. Itu!
Makanan memperbaiki segalanya.
Tunjukkan wajah berburumu.
Bukan kau.
Kau masih dihukum.
- Ayolah, Thunk!
- Kakiku sakit.
- Kau terlihat tegang.
- Aku tidak tegang.
Gadis yang marah selalu
bertindak sesuka mereka.
Aku belum siap.
Bertahanlah, Thunk!
Ayah datang.
Kenapa kau melakukan ini?
- Mereka sedang apa?
- Berburu.
- Jauhi aku!
- Serius, mereka sedang apa?
Kau bisa punya banyak telur!
Buat saja telur lain!
Sekarang terserah padamu.
Dapat. Siapa yang ingin
makan kelajengking?
Ada apa dengan telur
dan burung tadi?
Kami kehilangan mereka.
Tapi saat burung itu menginjakku...
Kalajengking ini menyengatku,
jadi keadaan berbalik...
Maka kami menyantapnya.
Sama-sama untung.
Belum cukup.
Aku masih lapar.
Lihat dia.
Dia tidak akan memakanku, 'kan?
Kau terlalu kurus. Jika dia
ingin makan seseorang, dia...
Dia mengunci rahangnya!
Aku butuh tongkatnya!
Gunakan tongkatnya!
Lepaskan! Dasar monster tua!
Cepat! Masukkan tongkat ke mulutnya!
Pegang dia. Gunakan batu.
Bisa pukul saja kakinya?
- Kenapa kau berguling?
- Aku hanya ingin makan.
Kau punya banyak serangga
untuk makan malam!
Kumohon! Kau boleh
membantuku berburu.
- Sungguh?
- Jangan menungguku!
Ceritakanlah kisahku.
- Selesai.
- Apa sebutannya?
- Perangkap.
- Apa kegunaannya?
Sudah berapa lama
kau hidup sendiri?
Jadi apa tindakan kita?
Bagaimana sandiwaramu?
Kau mahir melakukan ini.
- Maaf. Tidak.
- Maaf.
- Itu lenganku.
- Aku menggerakkanya.
- Hewan itu tak menginjak perangkapmu.
- Ya, bisa kulihat!
Di mana Eep?
Dia hebat.
- Eep!
- Ayah, minggir!
Rasanya bermacam-macam!
Kelihatannya tak ada
makanan tersisa.
Apa itu "tersisa?"
Saat kau punya banyak makanan
yang belum habis.
Kami tak pernah punya
makanan sebanyak itu.
Grug, bagaimana kalau cerita?
Ide yang bagus.
Bagaimana kalau cerita?
Ya, cerita! Berceritalah!
Dahulu kala, hiduplah
seekor harimau kecil...
Yang tinggal di gua
bersama keluarganya.
Ada banyak aturan.
Aturan terpenting adalah...
Tak boleh meninggalkan gua
saat malam.
Pintu guanya sangat berat,
pasti mudah mengingatnya.
- Begitu mudah didingat!
- Ayah tahu!
Ketika semua orang sedang tidur...
- Dia keluar entah ke mana.
- Tidak!
Dan setelah dia pergi,
guanya lalu hancur...
Dan keluarganya harus melakukan
perjalanan yang jauh dan payah...
Bersama orang aneh yang
mereka temui, dan mati!
Tamat.
Aku tak menyangka itu.
Akhir yang menegangkan!
- Akhir ceritaku tak pernah begitu.
- Ya! Dua cerita dalam semalam!
Baiklah, tapi ceritaku tak akan
sebagus cerita Grug.
Dahulu kala, hiduplah
seekor harimau cantik.
Dia tinggal di gua
bersama keluarganya.
Ayah dan ibunya berkata,
dia bebas ke mana saja...
Tapi tak boleh pergi
ke tepi jurang, bisa jatuh.
Dan mati.
Cerita yang bagus.
Tapi saat tak ada yang melihatnya...
Dia pergi ke tepi jurang.
Semakin dia ke ujung,
maka semakin dia bisa mendengar...
Semakin dia bisa melihat,
semakin dia bisa merasakan.
Akhirnya, dia berdiri
di tepi paling ujung...
Dan dia melihat cahaya.
Dia berusaha menyentuhnya.
- Lalu dia tergelincir.
- Dan dia jatuh.
Dan dia terbang.
Ke mana dia terbang?
- Hari Esok.
- Hari Esok.
- Tempat yang dipenuhi matahari.
- Pasti terang sekali.
Tempat yang tak seperti
hari ini atau kemarin.
Tempat dimana segalanya lebih baik.
Hari Esok bukan sebuah tempat.
Kau tak bisa melihatnya.
Bisa. Aku telah melihatnya.
Di sanalah tujuanku.
Kita akan memejamkan mata
lalu tidur. Begitu bangun...
Kita cari tempat yang bisa
melengkapi kebutuhan kita.
- Hari Esok?
- Sebuah gua.
Tadi hampir saja.
Kita hampir jatuh.
- Aku siaga. Kita baik saja.
- Kita harus cepat.
Apa kalian bisa bergerak cepat
selain mengejar kekaguman?
- Keadaanku jadi kacau saat ini.
- Bisa bicara sebentar?
- Bagaimana harimau itu terbang?
- Aku hanya bercerita saat bebas.
- Ceritaku akan lebih menarik.
- Serahkan padaku.
Thunk, ada laba-laba di wajahmu.
Dia lepas!
Jangan injak batu aneh
dan runcing itu!
Maksud Ayah batu ini?
- Jangan injak batu ini!
- Minggir, Nona.
Tak ada yang mau mendengarkanku!
Kau tak bisa berjalan melewatinya!
Kembali ke sini sekarang!
Hilang sudah kesempatan kita
untuk selamat.
Dan kayu kita!
Baiklah.
Jangan melompat. Sesaat saja.
Tapi tetap menyakitkan!
Jangan berjalan memakai tangan.
Tangan sama sekali tak membantu!
Ayo.
Aku siap membantu,
tapi harus ada perubahan.
Buang kayu itu.
Jatuhkan kayunya.
Sekarang, tendang dengan jauh.
Lebih jauh.
- Sungguh?
- Baiklah, Guy Yang Pintar.
Sekarang apa?
Ikan baik.
Baiklah, kau boleh melihatnya.
- Aku suka! Di mana kakiku?
- Masih ada.
Baiklah.
- Kau sungguh berat.
- Benarkah? Terima kasih.
Tunggu!
Tenang, dia sudah berdiri.
Kita baik-baik saja.
Sepatu ini hebat!
Dari mana kau dapat ide ini?
Aku menyebutnya, "otak".
Aku yakin dari sana
datangnya ide.
Ayah, aku tak memiliki otak.
Kita bisa bertahan selama ini
meski tanpa otak.
Manusia gua tak memerlukan otak.
Kami punya ini.
Ini yang kumaksud!
Ide untuk mengalahkan!
Sekarang, mari kita
ke gunung itu!
- Aku suka itu.
- Ikan baik. Jangan makan kakiku.
Bagaimana harimau itu bisa terbang?
Dia melompat ke matahari
dan menuju Hari Esok.
Tidak, tidak!
Hai, Ayah!
Sampai jumpa, Ayah!
- Kalian pernah melihat hujan, 'kan?
- Kami jarang keluar.
Eep, kelihatannya berbahaya.
Ayah katakan itu pada semua hal.
- Hati-hati.
- Sungguh? Baiklah.
Tidak keren!
Si Beruang berkata, "Guamu?
Aku sudah tinggal di sini
sejak minggu lalu."
- Itu cerita yang lucu!
- Ini bukan cerita, tapi lelucon.
- Apa itu "lelucon?"
- Mengarang sesuatu agar bisa tertawa.
- Ambillah.
- Terima kasih.
- Satu untukmu, dan ini untukmu.
- Baik. Sudah cukup!
Aku tak paham kenapa
kita butuh kerang.
Jika ada masalah,
kita panggil yang lain.
Tunggu, maksudmu
kita harus berpencar?
Kita bisa telusuri banyak jalur
jika sendiri. Itu cara tercepat.
Keluarga Crood selalu bersama.
Caramu tidak aman.
- Mereka bisa bertahan.
- Kita pasti bisa, Ayah.
Tidak, tidak.
Tugasku membuat kalian aman.
Aku yang memutuskan, dan
kita tidak akan berpencar.
Kecuali kalian berdua.
Dan itu keputusan terakhir.
Halo? Semua baik-baik saja?
- Kami tak apa-apa, Grug!
- Ayah? Aku sedikit takut.
Apa yang harus kulakukan?
- Tetap di sana! Ayah akan mencarimu.
- Tidak! Terlalu lambat.
Semuanya, terus jalan ke depan
dan kita akan keluar.
Ayah?
Ya. Baiklah.
- Ingatlah, jangan pernah tidak takut.
- Kau bisa melakukannya!
Semua akan baik-baik saja.
Aku akan pingsan.
Sandy!
Berikan padaku lagi.
Kau menjatuhkan ini?
Ikutlah denganku.
Ini, Nak, tangkap!
Nenek?
Ibu?
Grug?
Ibu akan menjemputnya.
Anak pintar!
Siapa anak pintar?
Kau. Lihat dirimu.
Kau perlu nama. Mau?
Aku akan memanggilmu Douglas.
Kau bisa melakukan trik?
Berguling. Ayo, Douglas.
Anak pintar, Douglas!
Nenek pernah jatuh cinta.
Dia pemburu. Nenek pengumpul.
Hubungan kami cukup skandal.
Kami makan buah beri.
Kami menari.
Lalu ayah Nenek memukulinya
dan menjual Nenek pada kakekmu.
Keluarga Crood, turun kemari!
Grug, mereka aman.
Guy bersama mereka.
Guy bersama mereka. Baiklah.
Terima kasih telah menyampaikan
kabar terbaru Guy itu.
Aku akan ke atas...
Bergabunglah dengan kami saat
kau sudah berhenti mengeluh!
Tidur bertumpuk?
Bagaimana kalau cerita?
Ada yang mau?
Lalu Thork berkata, "Aku tahu,
aku yang menggambarnya."
Aku tahu sulit bagimu
berkelana bersama kami, tapi...
Mereka menjalani hari terbaik
dalam hidup mereka.
Terima kasih untuk itu.
Aku ingin tunjukkan kalian sesuatu.
TRANSLATED BY RACHMAT HASAN
Tak terhitung banyaknya
matahari di langit.
Tiap matahari yang melewati kita
datang untuk menetap di sana.
- Hari Esok.
- Di sanalah kita akan aman.
- Aku akan ikut dengan Guy.
- Tidak, jangan putri kecilku.
- Ikutlah dengan kami.
- Ibu tak bisa tanpa Grug.
Anggota bertambah satu.
Nenek ikut!
Sungguh, Ibu? Sekarang?
Grug tak tahu melindungi kita.
Faktanya, dia tak tahu apa-apa!
Itu tak benar.
Bagaimana saat dia...
Sadarilah. Jika memang
dia punya ide...
Nenek akan terkena
serangan jantung lalu mati!
- Grug?
- Ayah!
Dia pria besar. Bagaimana dia
hilang begitu saja.
Tunggu! Mari tanya pada wanita
jelek itu jika dia melihat Ayah.
Aku tidak melihatnya.
- Apa yang kau lakukan?
- Aku terjaga semalaman...
Karena ide-ide selalu
berdatangan padaku.
- Apa itu ular?
- Ikat pinggang! Baru dan meningkat!
Ini bisa mengerat sendiri!
- Apa yang ada di kepalamu?
- Itu disebut keputusasaan.
Aku menyebutnya, "rug" (karpet).
Seirama dengan "Grug."
Dan ini, kusebut "ride" (kendaraan).
Seirama dengan "Grug."
- Itu tak seirama.
- Ini lebih cepat dari sepatu.
Jangan sampai tertinggal!
Kuharap aku punya kendaraan.
Manggambar adalah cara lama.
Aku menyebut ini, "memotret."
Ulangi lagi.
Kurasa aku berkedip.
Aku menyebutnya, "kacamata."
Matahari tak lagi menyakiti mataku.
- Dari mana Ayah dapat idenya?
- Karena Ayah tak memiliki otak...
Idenya datang dari perut Ayah
lalu mengarah ke pikiran.
Grug, kita harus terus jalan.
Lihat, Ayah punya ide.
Ayah punya pemikiran.
Seperti ini. Aku menyebutnya,
"rumah berjalan". Hebat, bukan?
- Aku menyebut ini, "pengangkat."
- Ibu?
Ibu tahu. Itu buruk.
Nenek hampir merasa
kasihan padanya.
Tidak.
Apa yang coba kau lakukan, Grug?
Aku mengira jika aku
punya ide seperti Guy...
Mungkin Eep mau mendengarkanku.
Mungkin dia tak akan mau
pergi bersama Guy.
Grug. Itu maksud semua ini?
Dan aku juga mengira
ideku bisa membunuh ibumu.
- Sama-sama untung.
- Kita sampai!
Gua! Semua masuk!
Ayo, cepat!
Tidak!
- Tak ada lagi gua, Grug.
- Apa?
Kami akan melompat ke matahari
dan menuju Hari Esok bersama Guy!
Tunggu, jadi kalian semua
akan melakukannya?
Thunk?
Maaf, Ayah.
Ayah harus berhenti
mencemaskan kami.
Itu tugas Ayah untuk cemas
dan mentaati aturan.
- Aturan tak berguna di sini!
- Aturan membuat kita hidup!
Itu bukan hidup, itu cuma
belum mati! Berbeda.
Ugga, semuanya,
kalian harus mendengarkan Ayah!
Kami akan mati sekarang
jika kami mendengarkan Ayah!
Kita harus ikut dengan Guy sekarang.
- Guy!
- Guy, lari.
Ini tak berguna! Waktu hampir
habis, semua akan hancur...
Tapi kau malah bersikap konyol
dan tidak produktif.
Kata-kata bermakna membuatku marah!
Teruslah bicara!
Tindakan balasan!
Ingat perubahanmu pagi tadi?
Manusia berakal dan modern.
- Aku adalah manusai gua!
- Jangan, tunggu!
Tidak! Cairan apa ini
yang mencegahku memukulmu?
- Aspal.
- Tidak! Aku harus kembali.
- Berhenti melawan!
- Tidak!
Grug, hentikan!
Tak ada yang bisa lolos
dari ini. Percayalah.
Aku tahu.
- Apakah...
- Keluarga. Ya.
Maaf.
Aku masih kecil
saat itu terjadi.
Pesan terakhir orang tuaku
padaku...
"Jangan bersembunyi. Hiduplah.
Ikuti matahari.
Kau akan tiba di Hari Esok."
Kau mengikuti cahayanya.
Putriku sangat sepertimu.
Tidak. Dia sepertimu.
Dia menyayangimu tapi selalu
lupa untuk mengatakannya.
Sama seperti kau lupa
mengatakan padanya.
Kurasa aku hanya sibuk
terus melindungi mereka.
Tak apa-apa.
Itulah tugas seorang ayah.
Itu benar, tapi kita tak bisa
jika kita terus di sini.
Kita butuh idemu.
Ayo, kau bisa melakukannya.
Belt! Pembangkit ide darurat,
aktifkan.
Aku tahu.
Aku tahu. Ini rancangan
terbaiknya. Ayo lakukan.
Itu dia.
Belt, aku ingin romantis,
drama, ketulusan. Sentuh aku.
Bagus, dia melihat kita.
Itu isyaratnya. Bergoyang!
Dia belum datang.
Entah bonekanya cukup menakutkan.
Menakutkan?
Akan kujuntukkan yang menakutkan!
Berikan tongkat sandiwara itu!
Pegangan!
Ya! Kau berhasil!
- Grug!
- Kami baik-baik saja!
Ya. Kami baik-baik saja.
Grug, keputusanmu.
Bawa kita ke Hari Esok.
Cepat! Ayo!
Kita akan tiba!
- Kau benar.
- Itu dia!
Matahari! Kita bisa melakukannya!
Kita bisa menuju Hari Esok!
Lari!
Aku tak mengerti.
Matahari tadi ada di sini.
Kita harus kembali ke gua!
Cepat! Tetap bersama.
Semuanya pegang tangan Ibu.
Thunk, ayo! Tetap bersama!
Grug, ada apa denganmu?
Grug, kita akan mati
jika tetap di sini!
Grug, dengarkan aku.
Kita harus kembali ke gua tadi.
Tak ada lagi kegelapan.
Tak ada lagi bersembunyi.
Tak ada lagi gua.
Apa inti dari semua ini?
Untuk mengikuti cahayanya.
Aku tak bisa berubah,
aku tak punya ide...
Tapi aku punya kekuatan.
Dan sekarang ini,
hanya itu yang kalian butuhkan.
Tidak! Kita tak tahu ada apa di sana.
Mungkin tak ada. Terlalu beresiko!
Ini adalah kesempatan.
Aku akan coba kesempatan itu.
Aku ingin melemparmu jauh
saat dari pertama.
- Itu lelucon, 'kan?
- Apa itu "lelucon?"
Dia berhasil!
Dia berhasil.
- Thunk, giliranmu.
- Ayah tidak ikut, ya?
Jika kau berhasil,
maka Ayah juga.
Perbuatanmu baik.
Ayah.
- Nenek.
- Jangan bicara, lempar saja.
Tunggu! Kau membuatku kagum
hari ini. Bodoh.
Masih hidup!
- Waktunya pergi.
- Tidak! Banyak yang mau kukatakan.
Aku harus memperbaiki segalanya,
tapi aku tak punya waktu.
Ayah bisa memperbaikinya.
Ini terasa nyaman.
Ayah menyebutnya apa?
Ayah akan menyebutnya, "hug."
(pelukan)
Karena seirama dengan "Grug."
Tapi kau boleh mengubahnya
jika kau mau.
Tidak, aku suka pelukan.
Ayah menyayangimu.
Aku...
Ayah.
- Aku takut.
- Jangan pernah takut.
Di sana! Aku melihatnya.
Aku berhasil!
Mundur!
Mereka dalam masalah.
Bertahanlah, aku datang!
Bagaimana aku bisa menyebrang?
Aku harus berpikir.
Apa yang akan Guy lakukan?
Apa yang akan aku lakukan?
Pegang ini.
Aku mendapatkan...
Sebuah ide!
Lari!
Ya!
Douglas? Aku mengenalnya!
Pegangan!
Di sini tidak aman.
Akan kuberi tahu padanya.
Aku belum sempat
mengatakan pada Ayah.
Eep, jika ayahmu ada di sini,
dia akan bilang...
Minggir dari sana!
Suara Ibu sama seperti Ayah.
Minggir dari sana!
- Ayah!
- Dia berhasil!
Dia mengendarai matahari.
- Tidak juga.
- Semuanya minggir!
Grug!
Di mana bahayanya?
Siapa yang meniupkan kerang?
Aku juga menyayangi Ayah!
Satu, dua, tiga,
empat, lima, enam...
Dan tujuh.
Dan setengah.
Delapan.
- Sembilan...
- Douglas! Ayah menyelamatkannya!
Anak lelaki harus
punya peliharaan.
Ternyata aku
seorang penyayang kucing.
Tidak!
Kalian harus melihat ini.
- Kita harus ke sana.
- Ya! Mau lewat!
Inilah aku. Namaku Eep.
Dan ini adalah keluargaku,
keluarga Crood.
Jika kau belum paham dari
kulit cokelat dan peliharaan kami...
Kami bukan lagi manusia gua.
Ulangi lagi.
Kurasa aku berkedip.
Dunia kami masih keras
dan kejam.
Tapi kini kami tahu
keluarga Crood akan bertahan.
Karena kami mengubah aturan.
Aturan yang menggelapkan kita.
Dan karena ayahku mengajari
bahwa semua orang bisa berubah.
Lepaskan bayinya!
Sedikit bisa berubah.
Jadi mulai sekarang,
kami hidup di luar sini...
Dimana kami bisa
mengikuti cahayanya.
TRANSLATED BY RACHMAT HASAN
(rachmat.american@gmail.com