Tip:
Highlight text to annotate it
X
[Bertepuk tangan - Musik: Stevie Wonder's Signed, Sealed, Delivered, I'm Yours]
[Michelle Obama] Terima kasih - terima kasih banyak - terima kasih - terima kasih banyak
Dengan bantuan anda... Izinkan saya umumkan... Izinkan saya mulai.
Saya ingin memulai dengan berterima kasih kepada Elaine. Elaine, terima kasih banyak
Kami sangat berterima kasih atas pelayanan keluarga dan pengorbanan Anda
dan kami akan selalu memerlukan Anda kembali. [Bertepuk tangan]
Beberapa tahun sebagai Ibu Negara,
saya telah mendapatkan hak-hak istimewa yang luar biasa menjelajah keseluruh negara ini.
Dan kemana pun saya pergi, di orang-orang yang saya temui, dan kisah-kisah yang saya dengar,
saya telah melihat semangat terbaik rakyat Amerika.
Saya telah melihatnya di dalam keramahan dan kehangatan yang menakjubkan
yang ditunjukkan orang-orang kepada saya dan keluarga saya, khususnya anak-anak perempuan kami.
Saya telah melihatnya di guru-guru di sekolah daerah yang hampir bangkrut
yang bersumpah akan tetap mengajar tanpa bayaran.
Saya telah melihatnya di orang-orang yang menjadi pahlawan pada saatnya,
menyelam ke dalam bahaya untuk menyelamatkan orang lain, terbang di seluruh negeri untuk memadamkan api,
mengemudi selama berjam-jam untuk menyelamatkan kota yang banjir.
Dan saya telah melihatnya di pria dan wanita berseragam kita dan keluarga militer kebanggaan kita,
di pejuang-pejuang yang terluka yang mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak hanya akan berjalan kembali,
mereka akan berlari, dan mereka akan berlari maraton. [Bertepuk tangan]
Di pemuda yang buta akibat terkena bom di Afganistan yang mengatakan, sederhana,
"... saya akan berikan mata saya 100 kali lagi untuk mendapatkan kesempatan melakukan
apa yang telah saya lakukan dan apa yang masih bisa saya lakukan.”
Setiap hari, orang-orang yang saya temui menginspirasi saya, setiap hari, mereka buat saya bangga,
setiap hari mereka mengingatkan saya betapa terbekatinya kita hidup di dalam sebuah bangsa besar di dunia. [Bertepuk tangan]
Melayani Anda sebagai Ibu Negara adalah suatu kehormatan dan sebuah hak istimewa
namun kembali saat pertama kali kita bersama empat tahun yang lalu,
saya masih punya kekhawatiran tentang perjalanan yang telah kita mulai ini.
Saya yakin dengan visi suami saya untuk negara ini
dan saya yakin dia akan jadi seorang Presiden yang luar biasa, seperti ibu-ibu yang lainnya,
saya khawatir apa artinya ini bagi anak-anak kami jika dia dapat kesempatan itu.
Kini, bagaimana kami tetap bersahaja dibawah kemilau sorotan nasional?
Bagaimana perasaan mereka yang harus tercabut dari sekolahnya, dari teman-temannya,
dan dari satu-satunya rumah yang mereka kenal?
Nah, kehidupan kami sebelum pindah ke Washington dipenuhi dengan kebahagian-kebagiaan yang sederhana:
Hari Sabtu main bola, Minggu di rumah nenek,
dan malam kencan Barack dan saya entah itu pada saat makan malam atau menonton film,
karena sebagai ibu yang kelelahan, saya tidak bisa terjaga untuk keduanya. [Tertawa]
Dan sebenarnya, saya mencintai kehidupan yang telah kami bangun untuk anak-anak kami.
Dan saya benar-benar cintai pria yang telah bersama-sama saya membangun hal itu,
dan saya tidak ingin hal itu berubah ketika dia jadi Presiden. [Bertepuk tangan]
Saya mencintai Barack apa adanya.
Bahkan sebelumnya, ketika Barack masih jadi seorang Senator dan kandidat kepresidenan,
bagi saya, dia masih lelaki yang menjemput saya untuk kencan kami di dalam mobil yang sangat berkarat itu,
saya bisa melihat trotoar melalui lubang pintu samping penumpang.
Dia adalah lelaki yang bangga sekali memiliki meja kopi yang ditemukannya dari tempat sampah,
dan yang hanya memiliki sepasang sepatu layak yang kekecilan setengah.
Tapi lihat, ketika Barack mulai menceritakan kepada saya tentang keluarganya -
lihat, sekarang, saat itulah saya tahu saya telah menemukan suatu semangat yang sama,
seseorang yang memiliki nilai dan didikan yang sama seperti saya.
Anda lihat, Barack dan saya sama-sama dibesarkan oleh keluarga-keluarga
yang tidak punya banyak uang atau harta benda
namun telah memberikan kita sesuatu yang lebih bernilai -
cinta mereka yang tak bersyarat, pengorbanan gigih mereka,
dan kesempatan untuk pergi ke tempat-tempat yang tidak pernah mereka bayangkan.
Ayah saya adalah seorang operator pompa pembangkit listrik tenaga air kota,
dan dia telah didiagnosa penyakit Multiple Sclerosis saat saya dan saudara saya masih muda.
Dan meskipun saya anak-anak, saya tahu hari-harinya menderita dalam kesakitan.
Dan saya tahu pagi-pagi yang penuh perjuangan baginya
hanya untuk sekedar beranjak dari tempat tidur.
Tapi setiap pagi, saya melihat ayah saya bangun denga senyuman, meraih tongkat
menopang badannya untuk masuk ke bak mandi, dan perlahan bercukur dan mengancingi seragamnya.
Dan ketika dia pulang setelah seharian penuh bekerja,
saudara saya dan saya akan berdiri di tangga teratas apartemen kecil kami,
menunggu dengan sabar untuk menyambutnya,
menyaksikannya mendekat sembari mengangkat satu kaki, dan kemudian yang satunya lagi,
perlahan naik ke pelukan kami.
Meskipun dengan tantangan-tantangan ini, ayah saya tidak pernah melewati hari-hari kerjanya.
Dia dan ibu saya bertekad untuk memberikan saya dan saudara saya
pendidikan yang hanya bisa dibayangkan oleh mereka. [Bertepuk tangan]
Dan ketika saya dan saudara saya berhasil masuk kuliah,
hampir semua biaya kuliah kami berasal dari pinjaman pelajar dan beasiswa.
Namun ayah saya masih harus membayar sebagian kecil uang kuliah itu.
Dan setiap semester, dia bertekad untuk membayar tagihannya tepat waktu,
meskipun harus meminjam ketika dia sedang tidak punya banyak uang.
Dia begitu bangga mengirimkan anak-anaknya ke bangku kuliah
dan dia pastikan dia tidak pernah melewati tenggat waktu pendaftaran karena gajinya telat.
Anda lihat, bagi ayah saya, itulah aritnya menjadi seorang laki-laki.
Seperti banyak dari kita, itulah ukuran keberhasilan hidupnya -
bisa memperoleh kehidupan yang layak yang mengizinkannya untuk menopang keluarga.
Dan begitu saya kenal Barack,
saya menyadari meskipun dia telah dibesarkan dibeberapa negara,
dia telah dibawa sama seperti saya.
Barack dibesarkan oleh seorang ibu yang berjuang membayar tagihan-tagihannya,
dan oleh kakek-nenek tempat dimana ketika dia membutuhkan bantuan.
Nenek Barack memulai hidupnya sebagai seorang sekretaris di sebuah bank komunitas
dan dengan cepatnya naik kedudukan, namun seperti kebanyakan wanita, dia menabrak langit-langit gelas.
Dan selama bertahun-tahun, para pria tidak lagi setara dia - pria yang dilatih olehnya -
dipromosikan melewati jenjang karirnya, mendapatkan uang yang lebih dan lebih
sementara keluarga Barack masih terus mengais-ngais.
Hari demi hari, dia masih tetap bangun di subuh hari untuk menunggu bis,
tiba di tempat kerja sebelum orang lain, memberikan yang terbaik tanpa keluh dan penyesalan.
Dan dia kerap memberitahu Barack,
"Sepanjang kamu baik-baik saja, Bar, hanya itulah yang terpenting"
Seperti kebanyakan keluarga Amerika, keluarga kami tidak banyak meminta.
Tidak pernah iri akan keberhasilan orang lain atau peduli
orang lain punya uang yang lebih banyak. Kebalikannya, mengaguminya
Mereka benar-benar percaya pada janji asas Amerika,
bahwa meskipun Anda tidak memulainya dengan banyak harta,
jika Anda bekerja keras dan lakukan apa yang harus Anda lakukan,
Anda bisa membangun suatu kehidupan yang layak untuk diri Anda sendiri
bahkan yang lebih baik lagi bagi anak-anak dan cucu-cucu Anda.
Begitulah bagaimana mereka membesarkan kami, itulah yang kami pelajari dari contoh mereka.
Kami belajar tentang martabat dan kesopanan -
tentang bagaimana kerasnya Anda bekerja lebih dari berapa pun yang Anda hasilkan,
bahwa membantu sesama diatas kepentingan diri Anda sendiri.
Kami belajar tentang kejujuran dan integritas –
tentang kebenaran, bahwa Anda tidak mengambil jalan pintas atau bermain dengan aturan Anda sendiri. [Bertepuk tangan]
Dan sukses tidak dapat dicapai kecuali Anda mendapatinya dengan jujur dan adil.
Kami belajar tentang rasa berterima kasih dan rendah hati, bahwa ada banyak tangan dalam kesuksesan kami,
dari para guru yang menginspirasi kami hingga petugas pembersih yang menjaga sekolah kami tetap bersih.
Dan kami diajari untuk menghargai kontribusi orang lain dan memperlakukan orang lain dengan hormat.
Itulah nilai-nilai yang Barack dan saya - dan banyak diantara Anda semua -
coba diajarkan kepada anak-anak kita.
Itulah siapa kita.
Berdiri dibelakang Anda empat tahun silam,
saya tahu bahwa saya tidak ingin satupun yang berubah ketika Barack menjadi Presiden.
Hari ini, setelah banyak perjuangan dan keberhasilan dan momen
yang telah menguji suami saya dalam segala cara yang tak pernah terbayangkan oleh saya
saya telah melihat langsung bahwa menjadi presiden tidak mengubah siapa Anda -
Tidak, ini bahkan mengungkap siapa Anda. [Bertepuk tangan]
Saya telah melihat langsung dan secara pribadi
bagaimana sebenarnya menjadi seorang presiden itu.
Dan saya telah melihat bagaimana masalah-masalah yang datang ke meja seorang Presiden
selalu yang terberat:
permasalahan dimana tidak ada jumlah data atau angka akan mendapati Anda ke jawaban yang benar,
penilaian dimana taruhannya begitu tinggi, dan tidak boleh salah.
Sebagai Presiden, Anda akan mendapatkan berbagai macam nasihat dari berbagai macam orang.
Namun pada akhirnya, ketika tiba saatnya mengambil keputusan sebagai Presiden,
sesuatu yang membimbing Anda hanyalah nilai-nilai yang Anda miliki,
dan visi Anda, dan pengalaman-pengalaman hidup yang membuat Anda menjadi siapa Anda. [Bertepuk tangan]
Ketika berhadapan dengan hal membangun kembali perekonomian,
Barack memikirkan orang-orang seperti ayah saya dan neneknya.
Dia memikirkan tentang kebanggaan yang berasal dari keseharian bekerja keras.
Itulah mengapa dia menandatangani perjanjian Lilly Ledbetter Fair Pay
guna membantu para wanita untuk mendapatkan persamaan atas demi persamaan pekerjaan. [Bertepuk tangan]
Itulah mengapa dia memotong pajak-pajak untuk keluarga-keluarga pekerja dan usaha kecil
dan memperjuangkan industri otomotif kembali berdiri. [Bertepuk tangan]
Itulah mengapa dia membawa kembali perekonomian kita dari ambang kehancuran ke penciptaan lapangan pekerjaan –
pekerjaan yang bisa mengangkat keluarga Anda kembali, pekerjaan yang baik disini di Amerika Serikat. [Bertepuk tangan]
Ketika berhubungan dengan kesehatan keluarga kita, Barack menolak mendengarkan
orang-orang yang mengatakan kepadanya untuk meninggalkan reformasi kesehatan
untuk lain hari, presiden yang lain.
Dia tidak peduli apakah ini akan secara mudah dilakukan secara politik
- tidak, itu bukan cara dia dibesarkan -
dia peduli bahwa itu adalah sesuatu yang baik untuk dilakukan. [Bertepuk tangan]
Dia melakukannya karena dia yakin bahwa disini di Amerika,
kakek nenek kita harus bisa memperoleh pengobatan mereka,
anak-anak kita harus bisa mendapatkan dokter ketika mereka sakit,
dan tak satupun orang di negara ini harus jadi bangkrut karena suatu kecelakaan atau suatu penyakit. [Bertepuk tangan]
Dan dia percaya bahwa para wanita lebih mampu
membuat pilihan terhadap tubuh dan perawatan kesehatan kita.
Itulah yang dibela suami saya. [Bertepuk tangan]
Ketika berhadapan dengan hal memberikan anak-anak kita pendidikan yang selayaknya mereka dapatkan,
Barack tahu bahwa seperti saya dan seperti kebanyakan Anda sekalian,
bahwa dia tidak akan pernah bisa kuliah tanpa bantuan keuangan.
Percaya atau tidak, ketika pertama kali kami menikah,
gabungan pinjaman pelajar kami lebih tinggi dari gadaian kami.
Ya. Kami masih sangat muda, masih dalam buaian asmara, dan masih sangat banyak utang. [Tertawa]
Itulah mengapa Barack berjuang keras untuk meningkatkan bantuan pelajar dan menurunkan bunganya,
karena dia ingin setiap generasi muda meraih impiannya
dan bisa kuliah tanpa segunung utang. [Bertepuk tangan]
Pada akhirnya, bagi Barack, isu ini bukanlah persoalan politik - melainkan pribadi.
Karena Barack tahu apa artinya berjuang bagi sebuah keluarga.
Dia tahu apa artinya keinginan yang lebih bagi anak-anak dan cucu-cucu Anda.
Barack tahu Impian Amerika karena dia hidup dengannya,
dan dia ingin semua orang di negara ini - semuanya - untuk mendapatkan kesempatan yang sama,
tidak peduli siapa Anda, atau dari mana Anda,
atau bagaimana rupa kita, atau siapa yang kita cintai. [Bertepuk tangan]
Dan dia percaya bahwa ketika Anda telah bekerja keras, dan melakukan yang terbaik,
telah melalui pintu kesempatan itu,
maka Anda tidak menutupnya dibelakang: tidak, Anda meraihnya kembali,
dan Anda berikan kesempatan yang sama untuk orang-orang lain yang membantu kesuksesan Anda. [Bertepuk tangan]
Maka ketika orang-orang bertanya kepada saya apakah hidup di Gedung Putih telah merubah suami saya,
sejujurnya saya katakan ketika hal itu adalah karakternya,
keyakinannya, dan hatinya,
Barack Obama masih seorang lelaki yang sama yang saya cintai bertahun-tahun yang lalu.
Dia masih lelaki yang sama yang memulai karirnya dengan mengembalikan pekerjaan yang berupah tinggi
yang berjuang demi lingkungan sekitarnya dimana sebuah pabrik baja telah ditutup,
berjuang untuk membangun kembali komunitas tersebut dan mendapatkan pekerjaan untuk orang-orang,
karena bagi Barack, kesuksesan bukanlah tentang berapa banyak uang yang Anda hasilkan,
melainkan tentang perbedaan yang bisa Anda buat di dalam kehidupan orang. [Bertepuk tangan]
Dia pria yang sama - dia pria yang sama yang, ketika anak perempuan pertama kami baru lahir,
yang cemas memeriksa ranjang bayi setiap menitnya
untuk memastikan apakah mereka masih bernafas,
yang dengan bangganya memperlihatkan kepada mereka semua kepada siapa saja kenalan-kenalan kami.
Itulah pria yang duduk bersama saya dan anak-anak untuk makan malam hampir setiap malamnya,
yang dengan sabarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang masalah-masalah yang muncul di berita,
dan berstrategi untuk berteman dengan anak sekolah menengah. [Tertawa]
Itulah pria yang saya lihat dalam keheningan malam,
membungkuk di depan mejanya, meneliti tumpukan surat-surat yang dikirim orang-orang untuknya.
Surat dari para ayah yang berjuang membayar tagihan-tagihannya,
dari para wanita yang menderita kanker dimana perusahaan asuransi tidak memperdulikan mereka,
dari orang-orang muda dengan banyak keinginan namun punya sedikit kesempatan.
[Dari penonton] Saya mencintaimu Michelle Obama!
[Michelle Obama] Saya lihat keprihatinan di matanya, dan saya lihat perjuangannya di suaranya yang memberitahukan kepada saya,
"Kamu tidak akan mempercayai apa yang telah mereka-mereka ini lalui, Michelle, ini tidak benar.
Kita harus tetap bekerja untuk memperbaikinya. Kita masih punya banyak hal lagi untuk dilakukan." [Bertepuk tangan]
Saya lihat - saya lihat bagaimana kisah-kisah itu -
[Penonton berteriak] Empat tahun lagi!
[Michelle Obama] Saya lihat bagaimana kisah-kisah itu, kumpulan perjuangan-perjuangan kita dan harapan dan impian,
Saya lihat bagaimana hal itu mendorong Barack Obama setiap harinya.
Dan saya berpikir ini tidak mungkin, tapi izinkan saya memberitahukannya kepada Anda: hari ini,
Saya mencintai suami saya melebihi empat tahun yang lalu,
bahkan lebih dari 23 tahun yang lalu, ketika pertama kali kami bertemu.
Biar saya beritahukan kepada Anda mengapa:
Saya suka bagaimana dia tidak pernah melupakan bagaimana dia memulainya.
Saya suka bagaimana kita bisa mempercayai Barack untuk melakukan apa yang dia katakan yang ingin dia lakukan,
meskipun itu berat - khususnya ketika hal itu berat.
Saya mencintai itu di Barack, tidak ada yang namanya "kami" dan "mereka" -
dia tidak peduli apakah Anda seorang Demokrat, Republik, atau tak satupun dari golongan tersebut.
Dia tahu bahwa kita semua mencintai negara kita
dia selalu siap mendengarkan ide-ide yang baik,
dia selalu mencari yang terbaik untuk setiap orang yang dia temui.
Dan saya suka meskipun disaat-saat yang tersulit sekalipun,
ketika kita semua berkeringat - ketika kita khawatir RUU tidak bisa disahkan,
dan sepertinya semuanya gagal –
Barack tidak pernah membiarkan dirinya terganggu dengan ocehan dan kebisingan, tidak.
Seperti neneknya, dia tetap berdiri dan maju kedepan,
dengan kesabaran dan kebijaksanaan, juga keberanian dan keikhlasan. [Bertepuk tangan]
Dia mengingatkan saya - dia mengingatkan saya bahwa kita sedang memainkan permainan panjang,
dimana perubahan itu sulit, perubahan itu lambat, dan tidak pernah terjadi sekaligus.
Tapi pada akhirnya kita sampai juga, selalu.
Kita sampai karena orang-orang seperti ayah saya, orang-orang seperti nenek Barack,
pria dan wanita yang selalu mengatakan kepada dirinya sendiri,
"Saya mungkin tidak akan punya kesempatan untuk memenuhi impian-impian saya,
tapi mungkin anak-anak saya akan, mungkin cucu-cucu saya akan."
Lihat - begitu banyak kita yang hari ini hadir disini berkat perjuangannya,
dan keinginannya, dan keteguhan cintanya,
karena berulang kali, mereka telan ketakutan dan keraguan mereka dan melakukan apa-apa yang sulit.
Maka hari ini, saat tantangan yang kita hadapi kelihatannya tidak menyenangkan
- atau bahkan mustahil –
marilah untuk tidak kita lupakan bahwa melakukan hal-hal yang mustahil adalah sejarah bangsa ini.
Inilah siapa kita sebagai rakyat Amerika, dengan inilah negara dibangun. [Bertepuk tangan]
Dan jika para orang tua dan leluhur kita bisa bekerja keras dan berjuang demi kita,
jika mereka bisa memancangkan baja ke langit, mengirimkan orang ke bulan,
menghubungkan dunia denga sentuhan sebuah tombol -
maka tentunya kita bisa tetap berkorban dan membangunnya demi anak-anak dan cucu-cucu kita, bukan?
Dan jika banyak pria dan wanita berani yang sanggup memakai seragam negara kita
dan mengorbankan hidupnya demi hak-hak asasi kita,
maka tentunya kita bisa lakukan bagian kita sebagai warga dari negara demokrasi ini
untuk melaksanakan hak-hak itu.
Pastinya, kita bisa melakukan pemilihan di Hari Pemilihan dan buat suara kita terdengar. [Bertepuk tangan]
Jika para petani dan pandai besi bisa memenangkan kemerdekaannya dari sebuah kekaisaran,
jika para imigran bisa meninggalkan apa-apa yang mereka ketahui demi kehidupan yang lebih baik dipantai-pantai kita,
jika para wanita bisa diseret ke penjara karena mencari dukungan,
jika sebuah generasi bisa mengalahkan depresi, dan menentukan kebesaran sepanjang masa,
jika seorang pengkhotbah muda bisa mengangkat kita ke puncak gunung impian kebajikan,
dan jika orang Amerika bangga untuk menjadi siapa diri mereka
dan berdiri kokoh di altar bersama orang yang dicintainya,
maka pastinya, pastinya kita dapat memberikan setiap orang di negara ini kesempatan yang adil
untuk Impian besar Amerika itu. [Bertepuk tangan, bernyanyi]
Karena pada akhirnya - akhirnya, lebih dari apapun, itulah kisah negara ini –
kisah harapan yang tak tergoyahkan dengan perjuangan pantang menyerah.
Itulah yang telah membuat kisah saya, dan kisah Barack,
dan banyak kisah rakyat Amerika lainnya menjadi mungkin.
Izinkan saya untuk memberitahukan Anda sesuatu: saya ceritakan semuanya malam ini bukanlah atas nama saya sebagai Ibu Negara, bukan, bukan semata-mata karena sebagai istri.
Pada akhirnya, judul kepentingan saya masih "ibu yang bertanggung jawab." [Bertepuk tangan]
Anak-anak saya adalah masih buah hati dan pusat dunia saya.
Tapi izinkan saya beritahukan kepada Anda: hari ini, saya telah lalui kekhawatiran itu sejak empat tahun silam, bukan:
bukan karena apakah Barack dan saya sudah melakukan yang terbaik demi anak-anak kami.
Karena hari ini, berdasarkan pengalaman saya
bahwa jika saya benar-benar ingin meninggalkan dunia yang lebih baik bagi anak-anak saya,
dan untuk semua anak-anak kita,
jika kita ingin memberikan pondasi impian untuk anak-anak kita
dan kesempatan yang berharga kepada impian-impian mereka,
jika kita ingin berikan kemungkinan-kemungkina tak berbatas itu kepada mereka,
yang yakin bahwa disini di Amerika,
selalu ada sesuatu yang lebih baik diluar sana jika Anda berkeinginan untuk mengejarnya,
maka kita harus bekerja lebih dari apa-apa yang telah kita kerjakan sebelumnya,
dan kita harus sekali lagi bersama-sama dan berdiri bersama
untuk pria yang bisa kita percayai untuk tetap menjalankan negara besar ini maju kedepan:
suami saya, Presiden kita, Barack Obama.
Terima kasih, Tuhan memberkati Anda, dan Tuhan memberkati Amerika.
[Bertepuk tangan]
[Bertepuk tangan dan musik]