Tip:
Highlight text to annotate it
X
Seingat saya, pertama kali memegang kuda pada tahun 1949.
Setelah selesai SR (Sekolah Rakyat - SD), saya melanjutkan sekolah di Bandung,
tetapi tidak tamat, hanya sampai kelas 2 SMP.
Itu semua gara-gara tertarik oleh kuda. Saya senang bermain dengan kuda.
Setelah itu saya ikut pacuan-pacuan kuda.
Karena mendengar ada yang namanya Kuda Renggong, ...
dengar-dengar Kuda Renggong diciptakan oleh Aki Sukriya pada tahun 1909,
ketika saya berdagang kuda, saya berujung belajar ke Aki Sukriya.
Saya sih terus menerus belajar Kuda Renggong sampai bisa, paling tidak, bisa melatih Kuda Renggong
Ketika dilatih oleh Aki Sukriya, ada kira-kira 5 months. Tapi dia bilang bahwa saya belum bisa.
Aki Sukriya bilang, "3 bulan lagi !!!"
Saya bahkan sambil dipukul ketika itu.
Dalam hati saya, saya kan udah bisa melatih kuda,
tapi kenapa si kakek pincang (Aki Sukriya) itu bilang saya akan butuh 3 bulan lagi?
Tidak peduli saya dipukul, kaki saya, punggung saya, bahkan kepala saya pun didorong,
tetap, karena saya ingin bisa melatih kuda, itu semua siksaan tidak saya pedulikan.
Saya bertanya, "Ki, kenapa saya butuh 3 bulan lagi?"
Dia bilang, "Kamu belum benar! Kudanya belum lurus!"
Padahal saya sudah melatih kuda sama seperti murid-murid yang lain.
Tapi dia tetap bilang "Kamu belum benar".
Setelah itu saya bertanya, "Kalau begitu, bagaimana caranya melatih kuda"
"dari yang masih asli sampai jadi Kuda renggong?"
Dia bilang, "Pertama, lihat kepala kuda, lalu lihat ekornya."
"Bila kepala lurus dengan ekor berarti sudah benar, barulah kamu bisa melatih kakinya."
"Kaki depan dahulu. Kalau itu sudah mahir, barulah ke kaki belakang."
"Nah, mulai saat itulah kamu bisa disebut mahir"
Saya sampai-sampai butuh 40 hari.
Lelah, lari ke sana sini, keringatan, waah sudah lah.
Saya merasa, ini kakek gila (Aki Sukriya) menyiksa saya lebih-lebih dari neraka.
Tapi saya harus tetap sabar karena saya ingin bisa dan memetik hasil baiknya.
Sekarang sudah tidak ada kedisiplinan. Kalau dulu masih ada kedisiplinan.
Sekarang, kalau guru bilang begini begitu sering tidak ditaati.
Asal bisa jingkrak (menari), asal bisa dikendarai, asal bisa jalan diiringi musik,
dimana anak kecil sekarang menyebut itu adalah Kuda Renggong.
Tapi menurut saya, itu sih belum bisa disebut Kuda Renggong.
Tapi karena masyarakat sudah menyebut yang seperti adalah Kuda Renggong, ya sudah.
Jadi mereka tidak mengerti mengenai pentingnya keselarasan dan lurusnya kuda.
Itulah kenapa saya khawatir, sekarang asal kuda bisa jingkrak, itu disebut Kuda Renggong.
Kalau dahulu tidak semudah dan sesederhana itu.