Tip:
Highlight text to annotate it
X
Ibu, Hentikan!
Kau telah berceloteh selama 3 hari.
Aku telah memikirkan hal itu.
Ya sudah, aku akan segera menikah.
Bagus! Kepada pria seperti apa?
Pria seperti apa? Apa itu terserah kepadaku?
Kau selalu berbicara tentang uang. Kenapa tidak menikah saja dengan pria kaya?
Menikah dengan pria kaya dan kau akan hanya menjadi selirnya.
Biarlah aku menjadi seorang selir.
Bukankah itu takdir seorang wanita?
Nona, mencari seseorang?
Namaku Songlian.
Kita pernah bertemu, ingat tidak?
Wah, anda nyonya ke 4! Tolong tunggu sebentar...
Kita telah mengirim tandu pengantin untukmu. Apa tidak sampai kerumah?
Aku jalan kaki kesini.
- Biar aku yang bawa. - Aku bisa sendiri.
Tunggu disini. Aku lihat dulu.
Siapa kau?
Nyonya ke 4, silahkan masuk.
Jadi kau nyonya ke 4!
Ya, aku nyonya ke 4!
Bawakan koperku kedalam.
Disini dimana kau akan tinggal.
Namaku Chen Baishun, pelayan rumah ini. Selalu bersedia melayani.
Kenapa ada banyak sekali Lentera Merah?
Itu karena anda kemari!
Nyonya ke 4, Ini adalah bagian dari adat keluarga.
Aku disini untuk melayanimu.
Kau akan segera terbiasa.
Nyonya ke 4. Kami disini untuk mendandani anda dan mengganti baju anda.
Tuan, selamat atas pernikahanmu.
Bagaimana pijat kakinya?
Kaki seorang wanita sangatlah penting.
Jika mereka merasa nyaman, maka semakin sehatlah ia...
...dan dapat melayani suaminya dengan lebih baik.
Angkat lentera itu.
Iya, yang itu.
Lebih tinggi...
Lihat keatas.
Wanita berpendidikan memang berbeda.
Sekarang buka bajumu dan pergi ke tempat tidur.
Matikan lenteranya.
Apa? Aku menaruh lentera ini agar aku dapat melihatmu.
Aku lebih suka suasana terang dan formal.
Siapa disitu?
Nyonya ke 3 sakit. Ia ingin kau menghampirinya.
Aku sedang tidur.
Ini darurat tuan.
Ia bilang tuan harus datang.
biarkan dia tunggu sampai besok.
Jika terjadi hal yang serius,
kami yang akan disalahkan.
Sial! Apa mau perempuan itu?
Aku harus mampir kesana dahulu. Atau ia tak akan membiarkan aku tidur semalaman.
Tuan pergi? Mau ke rumah ke 3?
Iya!
Nyalakan lentera di rumah ke 3!
Nyonya ke 4...
Nyonya ke 4...
Nyonya ke 4. Menurut tradisi,
kau harus menemui 3 nyonya lainnya.
Sarapan nanti saja.
Sudah tradisi untuk berbicara dan makan disini.
Tradisi keluarga Chen sudah berlaku sejak generasi lampau.
Sangat wajib untuk mengikuti tradisi ini.
Silahkan sujud kepada leluhur.
Pertama, pergi untuk meyapa tuan di rumah nyonya ke 3.
Sepertinya mereka masih tidur.
Kita kembali nanti saja.
Nyonya pertama, Nyonya ke 4 datang menengokmu.
Kakak.
Berapa umurmu?
19.
Kudengar kau kuliah.
hanya 6 bulan.
Hebat, kau wanita berpendidikan.
Kau akan terbiasa hidup disini.
Akurlah dengan kakak2 perempuanmu.
Layani tuan dengan baik.
Kau boleh pergi sekarang.
Demikian dosa, benar-benar dosa...
Umur berapa dia, 100 tahun? Sangat antik!
Nyonya ke 2, Nyonya ke 4 datang menengokmu.
Nyonya ke 4 kemari. Silahkan masuk!
Kakak ke 2.
Ayo, silahkan masuk.
Canti sekali kamu! Siapa namamu?
Songlian.
Namamu juga cantik.
Namaku Zhouyun. Panggil saja dengan namaku.
Kau kelihatan seperti pelajar.
Aku pernah kuliah selama 6 bulan.
Lalu kenapa kau berhenti?
Ayahku meninggal. Keluarga tidak mampu menyokong biaya kuliah.
Berapa umur ayahmu?
53.
Sangat muda!
Hidup tidak bisa ditebak.
Teh, nyonya ke 4.
Adik ke 4, silahkan minum tehnya.
Kau berasal darimana?
Fengcheng.
Mereka menanam teh disana.
Ayah punya bisnis teh.
Tokonya telah tutup sekarang.
Ibumu memperbolehkan kau menikahi orang dari tempa yang sangat jauh?
Ia ibu tiriku.
Oh begitu.
Lalu, bagaimana pijat kakinya semalam?
Apa akan seperti itu tiap malam?
Bodoh.
Kau tidak bisa mendapatkannya sesuai keinginanmu.
Dimana tuan akan datang...
...nyonya tersebut akan mendapat pijat kaki dan lentera nyala.
Dengan istri muda dan cantik sepertimu...
...sepertinya aku tidak akan menikmati thak istimewa ini untuk sementara waktu.
Tapi jangan meremehkan kepentingan dari adat ini.
Jika kau mampu mendapatkan pijat kaki setiap hari...
...kau akan segera berkuasa di rumah tangga ini.
Yizhen, ayo berkenalan dengan bibi ke 4.
Bibi ke 4!
Betapa sia-sia! Aku hanya punya seoran putri.
Hari mulai larut.
Kita harus menengok nyonya ke 3.
Maaf, aku berbicara terus-terusan.
Tentu kau harus bertemu nyonya ke 3.
Dulu ia adalah penyanyi opera terkenal.
Suaranya bagus dan parasnya cantik juga.
Tapi kelakuannya agak buruk.
Meminta tuan datang ketika...
...malam perkawinanmu!
Sangat tidak sopan!
Bukankah ia sedang sakit?
Sakit? lebih tepat manja!
Apa tuan sudah pergi?
Baru saja. Mereka membereskan lenteranya.
Ayo bertemu dengan nyonya ke 3.
Nyonya ke 3 mengatakan ia sedang tidak enak badan...
...dan ingin bertemu denganmu lain kali saja.
Putra nyonya ke 3, Feilan.
Seumuran dengan Nona Yizhen.
Ayo bertemu degan Bibi ke 4.
Bibi ke 4!
Nyonya ke 4...
Nyonya ke 4...
...ini Yan'er.
Tuan menyuruhnya untuk menjadi pelayanmu.
Yan'er, beri salam kepada nyonya ke 4.
Nyonya ke 4.
Kita telah bertemu sebelumnya. Wataknya jelek, bukan?
Tidak, ia gadis yang baik. Cekatan dan pekerja keras juga.
Sudah tinggal disini bertahun-tahun.
Rambutnya tidak berkutu kan? Aku benci kutu.
Biarkan nyonya ke 4 memeriksamu.
Berlutut. Mari kita periksa rambutmu.
Bau apa itu? Cepat cuci rambutmu!
Apa kau tidak dengar?
Baru saja aku cuci kemarin.
dan cuci pakaian kotorku sekalian.
Pergi, cepat!
Atau nyonya ke 4 akan marah, ayo!
Yan'er!
Yan'er!
Kenapa kau belum mencuci rambutmu?
Tuan berbaik hati padamu dan kau berpikir ia akan mengangkatmu sebagai istri.
Kau menjadi nyonya ke 4?
Kau terlahir sebagi pelayan.
Layani Nyonya ke 4 dengan baik!
Jangan membuang waktumu berangan-angan!
Dan jangan lupa untuk mencuci rambutmu!
Dimana Meishan?
Nyonya ke 3 datang.
Doctor Gao sedang menulis resep untuknya.
Ini dia adik ke 4.
adik ke 3, ini adik ke 4 kita.
Kau belum berkenalan kan?
Adik ke 3!
Songlian masih baru disini. Jadi dia baik-baik.
MUlai sekarang, kalian sesama saudari harus menjaga baik satu sama lain.
Mari makan.
Kenapa kau tidak makan?
Aku tidak suka daging.
Ada hidangan sayuran apa hari ini?
Tuan, hari ini kita punya...
...jamur harum, chrysanthemum rambut lumut, sarang burung...
...jamur 3-kali goreng, sayuran 5-warna...
...vegetarian hot-pot dan juga jantung kaktus.
Menurut tradisi...
...yang lenteranya menyala boleh mendapat apa yang ia mau.
Apa yang kau inginkan?
Aku ingin bayam dan tahu.
Bawakan bayam dan tahu.
juga sedikit toge.
Nyonya ke 4...
Tuan memintamu menunggu di depan pintu untuk instruksi.
Instruksi apa?
Tolong tunggu diluar.
Tuan biasanya memberi instruksi sebelum ia kembali.
Tapi kenapa kita harus menunggu diluar?
Ini bagian dari adat keluarga lama.
Semua Nyonya-Nyonya yang lalu.
Tapi aku tidak dipanggil sebelumnya.
Tidak untuk 9 hari setelah pernikahan.
Ini adalah hari ke 10 mu.
Nyalakan lentera di rumah ke 4!
Bagaimana?
Lentera menyala, pijat kaki. Apa kau kerasan disini?
Setelah beberapa hari, kau tida mungkin ingin pergi.
Siapa itu?
Nyonya ke 3 berkata ia jatuh sakit lagi.
Ia ingin tuan menengoknya.
Kakak ke 3 ingin bertemu lagi. Kau harus menemuinya.
Meishan memang sangat sulit orangnya!
Pergi, jangan menemuiku lagi.
Kau tidak mengaakn itu dengan serius.
Katakan kepasa Nyonya ke 3 Aku tidak akan menemuinya malam ini!
Apa yang harus kukatakan kepadanya?
Omong kosong! Apa maksudmu
Katakan aku akan menemuinya besok!
- Siapa yang menyanyi? Kakak ke 3? -Iya.
Bukankah ia sakit semalam...
...tapi sekarang ia menyanyi pagi-pagi.
Dia tidak akan membiarkan kita tidur.
Dia menyanyi ketika sedang bahagia, menangis ketika ia marah.
Dasar jalang! Biarkan saja dia!
Kakak ke 3, Apa kau sudah sembuh?
Apakah aku membangunkanmu dari mimpi indah?
Ya, betul sekali.
Baguslan, kalau tidak kau akan ketiduran sampai bodoh
Bodoh, tidak juga! Aku naik untuk mendengar nyanyian kakak.
Silahkan lanjut.
Kau ingin mendengarkan...
...tapi aku merasa tidak ingin menyanyi lagi.
Kau pergi untuk mendengar nyanyian Meishan?
Aku terlalu memanjakannya.
Ketika ia marah, dia bahkan mencemooh leluhurku.
Dasar Jalang!
Aku harus memberinya pelajaran.
Apa lagi? Kau marah?
Jangan kekanak-kanakan.
Aku akan mengantarmu ke Jalur Wumei hari ini untuk menyantap Siomay.
Bukankah kau pernah bilang kau suka siomay di daerah sini?
Kau benar-benar tidak ingin aku disini?
Yang lain juga menginginkan pijat kaki juga, kau tahu?
Tuan telah pergi! Padamkan lenteranya!
Nyalakan lentera di rumah ke 3!
Yan'er!
Yan'er! Yan'er!
Aku datang!
Apa kau tidak bisa lebih cepat?
Pergi kalau kau tidak suka bekerja untukku.
Jangan pikir karena tuan menyentuhmu, kau boleh bertingkah seperti ini.
Selalu memasang muka masam!
Tidak, aku tidak berani.
Tapi muka apapun lebih daripada tak bermuka!
Kenapa kau kemari?
Sudah bosan dengan istri barumu?
Apa enaknya di rumahku?
Ia sedang marah.
Tentu saja disini enak.
Kau lembut dan kau bisa menyanyi untukku.
Bagus!
Bagus sekali!
Semakin kau menyanyi, semakin bagus suaramu. Ayo lagi!
Adik ke 4!
Adik ke 4, ayo kemari!
Ada yang perlu dibicarakan.
Adik ke 4.
Kenapa jalan-jalan sendirian?
Ayo turun.
Aku mencari-cari kamu.
Kakak ke 2.
Kau tidak terlihat sehat.
Tidak ada lagi lentera menyala dan pijat kaki...
...apa kau sedang murung?
Aku tidak peduli. Aku lebih suka sendirian.
Kau tidak ingin sendirian di keluarga ini.
Tidak mendapat pijat kaki selama beberapa hari...
...dan para pelayan tidak memperlakukanmu seperti biasanya.
Tuan dapat pulang dan pergi sesuai kehendaknya.
Apa ia tidak merasa tradisi ini mempersulit keadaan?
Menyalakan lentera sudah menjadi tradisi keluarga lampau.
Sudah ada sejak sebelum aku kesini.
Ini sutera dari Suzhou. Buatlah beberapa gaun dengan ini.
Aku malu.
Seharusnya aku memberikan hadiah-hadiah kepadamu.
Kenapa?
Aku ingat tentang sutera ini ketika pertama kali aku melihatmu.
Aku tak kan meberikannya kepada si penyanyi itu...
...bahkan kalau ia mau membelinya.
Apa kau melihat betapa puas ia terlihat barusan?
Ruangan kecil apa itu diatas?
Yang dikunci dengan rantai besar.
Rumah kematian?
Jangan dekat-dekat sana. Beberapa orang telah meninggal didalamnya.
Siapa?
Wanita-wanita dari generasi lampau. Mereka digantung disana.
Tidak usah dipikirkan. Orang-orang disini tak mau membicarakan hal itu.
Berkunjung ke rumah kalau ada waktu. Jangan ke tempat itu lagi.
Tuan sedang pergi.
Tuan bilang kau tak usah menunggunya.
Kalau begitu mari makan.
Kenapa tidak ada bayam dan tahu?
Sudah terlalu banyak hidangan sayuran.
Ambilkan daging babi yg dimasak dalam daun lotus.
Iya.
Kenapa banyak sekali masakan daging hari ini?
Rumah ke 3 mendapat lentera menyala kemarin.
Bukankah tuan baru menikah lagi?
Siapa yang tahu tentang hal ini?
Itu terserah tuan.
Rumah yang lenteranya menyala memilih menu makanan.
Kita hanya mengikuti perintah.
Siapa itu?
Yan'er.
Kenapa kau mengendap-endap seperti itu?
Nyonya ke 3 memintamu untuk datang bermain Mahjong.
Aku? Bermain Mahjong? Ide bagus!
Aku tidak mau.
Adik ke 4...
Adik ke 4...
...kami butuh 1 pemain lagi. Mari!
Aku tidak suka Mahjong.
Ayolah, jangan cuma bertapa di rumahmu sepanjang hari.
Masih marah soal bayam dan tahunya?
Aku tidak peduli tentang itu.
Baguslah. Aku tahu adik ke 4 tidak picik.
Takut kehilangan uang kepadaku?
Jangan cemas. Akan kubiarkan kau menang.
Kalau begitu caranya, yasudah aku ikut.
Tapi tak perlu membiarkan aku menang.
Siapa yang tahu bagaimana permainannya berakhir?
Bagus!
Ini Dokter Gao, tamu rutin.
Dia dokter keluarga kita.
Temannya, Pak ***.
Ini adalah nyonya ke 4 kita.
Silahkan duduk.
Ayo mulai.
Nyonya ke 4 kita adalah seorang pelajar universitas.
Aku cuma penyanyi opera.
Dia bermain unutk menang hari ini.
Kalian berdua musti berhati-hati.
Ayolah, ini kan cuma permainan.
Rumah kakak ke 3 didekorasi seperti panggung.
Tidak seorang akan lupa tentang masa lalunya.
Tuan telah kembali.
Kenapa tidak diumumkan?
Aku baru sampai.
Tuan pasti lelah.
Mana dia?
Bermain Mahjong bersama Nyonya ke 3.
Aku panggilkan dia.
Tidak usah.
Kenapa ia tidak bisa menunggu di dalam rumah saja?
Nyalakan lampu di rumah ke 2.
Tuan telah kembali. Ia tidak bisa menemukanmu...
...dan pergi ke rumah ke 2.
Ya sudah. Ayo main.
Adik ke 4 telah memberi Zhuoyun pertolongan.
Dia sangat kersepian.
Pinjamkan tuan kepadanya untuk semalam.
Jika kau kehilangan uang, biar dia yang membayarmu.
Supaya kalian impas.
Kudengar Nyonya ke 4 tidak menyelesaikan kuliahnya. Kenapa?
Apa gunanya?
Aku hanya salah satu dari jubah milik tuan.
Dia boleh memakainya atau menanggalkanku.
Tuan, aku ingin memberimu seorang putra.
Meishan terkenal karena menyanyikan opera ini.
Itu sudah bertahun-tahun lalu.
Tempat ini pasti angker.
Angker? Omong kosong!
Ruangan yang diatas atap.
2 orang digantung disana, itu saja.
Kenapa?
Musti kau tanyakan? Mereka telah melakukan perzinaan.
Siapa mereka?
Tak ada yang kau kenal. 2 wanita dari generasi lampau.
Selir?
Jangan ngawur!
Apalagi sekarang?
Dia mengintip kita.
- Siapa? - Yan'er.
Apa yang bisa dilihat. Dia tidak bisa melihat apapun kok.
Kau selalu membelanya.
Aku bisa mencimunya dari berkilo-kilo meter.
- Siapa itu? - Tuan.
Ada apa?
Bayam dan tahu milik nyonya ke 4 telah siap.
Nyonya-nyonya lainnya telah menunggu.
Aku tidak mau kesana. Minta mereka bawa kesini.
Itu tidak benar.
Kita harus kesana atau mereka akan bergosip.
Dasar!
Peduli apa dengan gosip mereka!
Baiklah, kita makan disini.
Bilang untuk membawa makanan kemari.
Tuan menyuruhmu untuk pergi duluan.
Ia tidak ikut.
Makanannya akan dibawa ke kamar Nyonya ke 4.
Kita tidak punya tradisi seperti ini.
Apakah ini gagasan nyonya ke 4?
Adik ke 3 jangan marah. Ayo makan.
Kakak, aku katakan dengan jelas.
Kalau lenteraku menyala,
aku ingin makananku dibawa ke rumahku juga.
Kau juga ingin menjadi sebodoh itu?
Bagaimana menurut kakak besar?
Apa kepentinganku? Aku cuma seorang wanita tua.
Suatu saat, keluarga ini aka musnah ditanganmu.
Siapa yang bermain seruling?
Tuan muda kita. Dia baru pulang pagi ini.
Feipu, anak dari Nyonya pertama?
Kudengar ia selalu keluar.
Dia sangat sibuk.
Dia akan pergi ke Yunnan di pagi hari.
Apakah kau Songlian?
Sebaiknya kau jangan memanggilku dari nama.
Bagaimana aku harus memanggilmu? Nyonya ke 4?
Apa permainanku membawamu kemari?
Lanjutkan saja, jangan biarka aku mengganggu.
Apa kau bisa bermain juga?
Feipu, ayo turun kemari.
Ibuku memanggil. Aku harus pergi.
Yan'er!
Yan'er!
Kemarilah.
Apa kau membuka koperku?
Iya, untuk merapikan baju-bajumu.
Apa kau melihat seruling di dalam?
Seruling? Tidak. Hanya pria yang bermain seruling.
Kau mencurinya.
Nyonya ke 4. Untuk apa aku mencurinya?
Kau selalu mengendap-endap. Berhenti berpura-pura.
Jangan salahkan aku.
Tanyakan nyonya yang lainnya.
Apa aku pernah mencuri yang lain?
Nyonya ke 4, Aku benar-benar tidak mencurinya!
Aku bersumpah!
Nyonya ke 4, aku bersumpah!
Aku tidak mengambilnya!
Jangan masuk! Aku tidak mengambilnya!
Lalu apa yang kau takutkan?
Harus ku periksa!
Beraninya kau menyalakan lentera disini!
Kau hanya seorang pelayan!
Apa kau tidak tahu aturan disini?
Apa kau tahu apa yang akan terjadi padamu?
Aku mohon. Jangan katakan kepada siapapun.
Baiklah, kalau begitu kembalikan serulingku.
Aku benar-benar tidak mengambil serulingmu.
Nyonya ke 4...
"Songlian."
Kau telah menaruh kutukan padaku!
Kau ingin aku mati!
Jangan menangis.
Seharusnya aku jangan memperlakukanmu seperti ini.
Akan kulupakan perbuatanmu.
Kau tidak bisa membaca maupun menulis.
Katakan, siapa yang menuliskan namaku?
Aku tidak bisa mengatakannya.
Jangan takut, katakan siapa yang menulis itu.
Akan kurahasiakan lenteramu.
Apakah nyonya pertama?
Kalau begitu pasti Nyonya ke 3.
Nyonya ke 2? Zhuoyun?
Zhuoyun?
Zhuoyun.
Kau marah kepada siapa sekarang?
Dimana kau letakkan serulingku?
Aku tidak mau itu mengalihkanmu. Jadi aku ambil.
Siapa yang memberikannya kepadamu?
Itu milik mendiang ayahku.
Maaf karena sudah curiga.
Aku kira dari salah satu laki-laki dari universitas.
Dimana serulingku? Kembalikan.
Sudah kubakar.
Kau bakar?
Itu cuma sebuah seruling.
Akan kubelikan beberapa yang lebih bagus.
Tidak ada yang lebih aku benci daripada orang yang bertingkah kekanak-kanakan.
Kenapa tidak pergi ke Zhuoyun?
Ia selalu tersenyum manis.
Aku pergi!
Nyalakan lampu di rumah ke 2!
Adik ke 4!
Yan'er mengatakan kau sedag tdak sehat.
Apa kau benar-benar sakit, apa cuma sedang murung?
Ada apa kemari?
Berdiri dan berikan aku potongan rambut.
Potong rambut? Aku tidak tahu caranya.
Minta kepada kakak yg lain.
Bagaimana bisa?
Kau lebih baik. Kau pernah kuliah.
Aku ingin kau yang memotong rambutku.
Berdirilah! Ayo!
Kenapa tiba-tiba kau ingin memotong rambutmu?
Bukankah tuan menginap bersamaku semalam?
Aku bilang bahwa aku bertambah tua.
Lalu tebak apa yang ia katakan?
Dia bilang aku terlihat lebih muda dengan rambut pendek.
Sejak ia mengatakan itu,
Aku harus memotong rambutku.
Ayo, silahkan mulai!
Aku tidak pernah melakukan ini. Kau bisa terluka.
Jangan takut. Ayo potong.
Baiklah...
Telingaku!
Telingaku!
Telingaku!
Apa yang terjadi, Nyonya ke 2?
Telingaku!
Telingaku!
Pergi!
Apa yang kau lihat? Cepat panggilkan dokter!
Kakak ke 3, apa ada yang lucu?
Jika aku benci kepada seseorang, Aku akan memotong telinganya juga.
Akan kupotong semuanya sekaligus.
Kau pikir aku sengaja melakukan itu?
Siapa tahu?
Zhuoyun memiliki wajah Buddha dan hati kalajengking.
Dialah yang paling benar-benar jahat.
Kau pikir kaulah musuhku.
Dialah yang sangat kubenci.
Aku bukan tandingannya.
Mungkin kau bisa lebih baik.
Itu yang kupikir ketika aku melihatmu.
Apa kau tahu tentang saat kami melahirkan?
Kita mengandung disaat yang hampir bersamaan.
Ketika aku sudah hamil 3 bulan...
...dia memasukkan obat kedalam makananku.
Aku beruntung tidak mengalami keguguran.
Ketika sudah waktunya,
ia ingin melahirkan bayinya lebih dahulu...
...dan memesan suntikan mahal yang dapat mempercepat kelahiran.
Dia didalam sakit yang luar biasa.
Pada akhirnya, akulah yang beruntung...
...dan mendapatkan putraku, Feilan.
dan Zhuoyun hanya memiliki putri kotor...
...terlahir 3 jam setelah putraku.
Kau masih baru disini dan tuan masih belum merasa bosan denganmu.
Tapi jika kau tidak memberikan ia putra...
...akan ada masa yang sulit kedepan.
Kau mungkin adalah seorang terpelajar dan aku hanyalah seorang penyanyi.
Tapi nasib kita sama.
Apa yang terjadi?
Tuan hanya menghabiskan 1 malam denganku...
...dan adik ke 4 sudah membenciku sepert ini.
Dia hampir membunuhku.
Dokter Gao mengatakan bahwa guntingnya hampir mengenai pembuluh arteriku.
Separah itukah?
Ini salahmu. Kau bilang aku terlihat lebih muda dengan rambut pendek.
Itu yang memberinya ide.
Kalian saudari tidak seharusnya seperti ini.
Baiklah. Aku akan tinggal denganmu selama beberapa malam.
Nyalakan lentera di rimah ke 2!
Nyonya ke 4 disini.
Adik ke 4 kau telah datang.
Kakak ke 2!
Silahkan duduk.
Bagaimana kabarmu?
Kata Dokter Gao tidak terlalu serius.
Aku minta maaf. Aku benar-benar tidak sengaja.
Siapa yang bilang kau sengaja?
Kita saudari saling berteman.
Tidak usah dipikirkan.
Lucu. Aku harus berterima kasih padamu.
Jika tidak karena kau...
...tuan tidak akan tinggal denganku.
Lebih lembut, Bibi Cao.
Jika kau tidak apa-apa, aku permisi dulu.
Aku tak bisa mengantarmu.
Yan'er!
Yan'er!
Ada apa nyonya ke 4?
Sedang dimana kau?
Mari, pijati kakiku.
Aku tidak tahu caranya.
Lakukan seperti yang kukatakan.
Lebih lembut.
Kubilang lebih lembut.
Sudah kubilang aku tidak tahu.
Jika kau mampu, suruh Bibi Cao kemari.
Sudah!
"Jika aku mampu"... lihat saja nanti!
Dia benar-benar hamil?
Iya,
Nyonya ke 4 terlihat tidak sehat akhir-akhir ini.
Selamat tuan. Kau akan mendapat putra lagi.
Menurut tradisi, mulai sekarang...
...lentera dirumah ini...
...akan dinyalakan siang dan malam.
Ya, siang dan malam. Sebagai simbol panjang umur.
Ayo nyalakan lampunya!
Nyonya ke 4, minum sop biji lotus ini.
Bibi Cao,
seseorang mengatakan bahwa aku tidak mampu menyuruhmu melayaniku.
Siapa yang berkata seperti itu tentang anda?
Anda sangat berharga bagi kami sekarang.
Panggil aku kapan saja dan aku akan kemari.
Nyonya pertama, aku membawakan makanan untuk nyonya ke 4..
Kakak besar,
Apakah kau melakukan ini ketika kau sedang mengandung tuan Feipu?
Kenapa kau tidak makan?
Kakak ke 3 benar-benar pandai menyanyi.
Bahkan suara tawanya terdengar seperti musik.
Tapi itu bukan apa-apa.
Jika adik ke 4 mendapat anak laki-laki...
...seseorang akan sangat tidak senang.
Bahkan semua hidangan ini tdak dapat membungkam mulut kalian!
Tuan meminta Nyonya ke 2...
...untuk pergi ke rumah ke 4 setelah ini.
Kenapa?
Nyonya ke 4 sedang tidak enak badan.
Tuan ingin kau memberikan pijat punggung kepadanya.
Adik tahu aku pandai memijat?
tentu tuan yang meberi tahu.
Ini adalah gagasan tuan?
Itu perintah tuan.
Kakak kedua, kau harus pergi.
Tunjukkan kepada kita bagaimana kau mengurus tuan dengan baik.
Jika adik ke 4 mersa baikan,
Bukankah tuan akan merasa lebih senang?
Merasa baikan?
Lebih mendingan.
Lebih lembut, kakak ke 2.
Benar, seperti itu.
Tidak mungkin! Apa kau yakin itu darah?
Kelihatannya begitu.
Yan'er!
Ya, nyonya ke 4.
Apa yang sedang kau lakukan?
Dimana celana putihku?
Aku mencucinya.
Mencucinya?
"Betapa bahagianya mereka menari dan menyanyi di angkasa!"
"Rimbun bunga pegunungan dan pohon yang tinggi dan rendah!"
"Terkurung di sangkar emas aku merana."
"Biarkan aku kembali ke hutan untuk menyanyikan lagu yang riang!"
Bagus, pusi berikutnya.
"Bulan mulai terbenam, gagak menangis dibawah langit yang beku."
"Perahu nelayan yang menyala redup di bawah pohon maple terbaring sedih."
"Di seberang tembok Gusu kuil bukit dingin."
"Deringan bel menyampai ke kapalku, memecah keheningan malam."
Bagus sekali!
Tuan, nyonya ke 2 ingin bertemu denganmu.
Tuan.
Adik ke 4 terlihat letih akhir-akhir ini.
Ketika aku sedang mengandung...
...aku hampir mengalami keguguran dan aku tidak menyadarinya.
Sebaiknya kau meminta Dokter Gao kemari.
Terimakasih atas peringatannya.
Besok, panggil Dokter Gao untuk mengunjungi Nyonya ke 4.
Baik, tuan.
Dokter Gao sudah selesai?
Sudah.
Terima kasih dokter.
Tuan ada dimana? Aku harus bicara dengannya.
Tolong ikut aku.
Dokter Gao...
...kau sudah disini.
Nyonya ke 3,
apakah kau sudah baikan setelah minum obatku?
Sudah lebih baik. Hanya saja aku tidak bisa tidur di malam hari.
Jika ada waktu, Aku akan mengubah resepnya.
Baiklah.
bagaimana kabar adik ke 4?
Aku tak bisa menjelaskan sekarang. Nanti saja.
Dokter Gao!
Nyonya ke 2!
Bagaimana adik ke 4? Tidak parah kan?
Aku harus bertemu dengan tuan dahulu.
Maaf merepotkanmu, dokter.
Tidak sama sekali.
Silahkan diminum teh nya.
Bagaimana adik ke 3?
Maaf, aku harus berterus terang.
Pergilah, biarkan kami sendiri.
Apa ada masalah dengan Songlian?
Master, Nyonya ke 4 sedang tidak mengandung.
Apa? Apa betul?
Sudah kuperiksa dengan seksama.
Ia tidak mengandung.
Kau mencoba menipuku?
Jelaskan, alasanmu untuk berbohong?
Apa kau tidak tahu kita punya aturan di keluarga ini?
Atura yang sudah kita ikuti...
...sejak generasi lampau!
Beraninya kau!
- Tutupi lenteranya! - Apa yang tuan katakan?
Tutup lenteranya!
Tutup lenteranya!
Yan'er...
Kenapa Dokter Gao bisa datang tiba-tiba?
Kemana celana putihku?
Akan kuambilkan.
Seorang pelayan diam-diam menyalakan lentera!
Siapa yang memperbolehkan hal ini?
Kau pikir siapa dirimu?
Apa kau tidak punya hormat terhadap para selir?
Keluarga ini masih punya aturan atau tidak?
Tidak usah membuat kegaduhan!
Jangan bertingkah seperti seorang pelayan.
Tidak, ini adalah salah satu dari peraturan kalian.
Peraturan harus ditaati,
tapi semua orang dapat melakukan kesalahan.
Perlu kuingatkan mereka baru saja menutupi lentera-lenteramu.
Tapi aku salah satu selir disini.
Selir adalah selir! Pelayan adalah pelayan!
Kakak, tuan sedang pergi...
...di depan semuanya...
...kau lah yang menjadi hakim.
Aku melanggar peraturan dan mereka menutupi lentera-ku.
Bagaimana kalau seorang pelayan yang melanggar peraturan?
Ikuti tradisi lama!
Nyonya pertama mengatakan...
...kau boleh berdiri kalau sudah minta maaf.
Untuk apa seperti ini?
Berikan ia teh jahe panas ini.
Ini akan membantunya berkeringat.
Apa dokter sudah datang?
Dokter telah datang beberapa kali tapi ia tak kunjung sembuh.
Tuan sudah pulang.
Lalu menyuruh untuk mengirimnya ke rumah sakit.
Siapa yang menyangka Nyonya ke 4 sekejam itu?
Sebaiknya Yan'er tidak memancing amarahnya.
- Pengurus rumah. - Ya, tuan.
Berikan ia obat yang terbaik. Tidak usah pikirkan uangnya.
Atau tidak orang akan berpikir kita membiarkan pelayan kita mati.
Ya, tuan.
Nyalakan lentera di rumah ke 2!
Adik ke 4, apa yang kau lakukan disini pagi-pagi?
Aku datang untuk mendengar kakak menyanyi.
Nyanyianmu bagus sekali.
Bagus atau tidak, itu semua adalah permainan sandiwara.
Jika kau bermain dengan benar, kau akan menipu yang lain.
Jika kau bermain dengan buruk, kau hanya menipu dirimu sendiri.
Jika kau tidak mampu menipu dirimu sendiri,
kau dapat menipu para arwah.
Manusia bernafas, arwah tidak. Hanya itu perbedaannya.
Manusia adalah arwah, dan arwah adalah manusia.
Maaf untuk mengatakan ini...
...tapi tidak seharusnya kau membuat kegaduhan tentang Yan'er.
Ia cuma bermimpi menjadi seorang selir.
Dia cuma kambing hitam. Aku mengincar yang lain.
Ya, dia cuma seorang pelayan.
Ada udang di balik batu.
Kau lihat bagaiman Zhuoyun terlihat puas semalam.
Dia pikir dirinya sangat pintar. Akan kuberi ia pelajaran!
Nyalakan lentera, matikan lentera, tutupi lentera.
Peduli setan?
Berapa harga manusia di tempat ini?
Mereka seperti anjing, kucing atau tikus.
Tentunya bukan manusia.
Bukankah lebih baik menggantung dirimu sendiri di ruangan itu?
Jangan berbicara soal kematian.
Kenapa harus berpikir tentang tabiat orang? Lanjutkan saja hidupmu.
Jangan terlalu murung.
Lihat aku. Aku selalu dapat enghibur diriku sendiri.
Tentu saja kau senang.
Kau punya Dokter Gao.
Apa yang kau maksud?
Tidak apa-apa.
Aku harus berterima kasih padanya untuk mengunjungiku.
Jangan bercanda.
Jika kau beberkan ini,
kau akan berhadapan denganku.
Sejujurnya, aku akan bertemu dengannya sebentar lagi.
APa yang mereka bisa lakukan?
Nyonya ke 4...
Kau menakutiku.
Kukira tidak ada siapapun disini.
Tuan menyuruhku untuk menjadi pelayanmu sekarang.
Aku memang sudah tua, tapi aku berpengalaman.
Tidak seperti gadis-gadis itu.
Ambilkan anggur untukku.
Apa? Aku tidak bisa mendengarmu.
Ambilkan anggur untukku. Ini hari ulang tahunku.
Ulang tahunmu?
Umur berapa kau sekarang?
20.
Kenapa kau tidak bilang dari tadi?
Akan kubawakan anggurnya.
Ini anggurynya.
Kenapa kau melihat aku seperti itu?
Yan'er telah meninggal.
Dia meninggal di rumah sakit.
Kapan?
Aku tak tahu.
Mereka bilang ia myebut namamu sebelum meninggal.
Kenapa? Apa dia pikir aku membunuhnya?
Aku cuma mengulang apa yang mereka katakan.
Ia tak bisa menyalahkanmu. Itu sudah takdirnya.
Diaman dia sekarang?
Keluarganya mengambil tubuhnya kembali ke desa.
Mereka semua menangis. Sedih sekali kelihatannya.
Kenapa menangis?
Lebih baik mati daripada hidup sengsara.
Dia beruntung karena sudah tiada.
Nyonya ke 4, sudah minumnya! Kau mabuk!
Aku bahagia hari ini. Ini Hari ulang tahunku.
Ulang tahun ke 20.
Tuan muda, kau sudah pulang?
Tolong bicaralah kepada nyonya ke 4.
Ia mabuk sekali!
Kau sudah pulang, tuan muda.
Kenapa kau minum-minum?
Duduk dulu.
Aku merayakan hari ulang tahunku
Ayo minum. Selamati aku.
Baiklah, aku minum sedikit.
Semoga kau hidup sampai umur 99.
Omong kosong! Aku tidak ingin hidup selama itu.
Simpan itu untuk ayahmu.
Aku dengar tentang apa yang terjadi.
Kau bodoh sekali.
Berapa lama kau bisa terus berbohong tentang kehamilanmu?
Bodoh? Aku tidak bodoh.
Aku sudah merencanakannya. Pertamanya memang hanya bohong.
TEtapi jika tuan tinggal denganku,
lambat laun akan menjadi kebenaran.
Aku sudah merencanakan semuanya, tapi mereka bersekongkol melawanku.
Semuanya saling bersekongkol satu sama lain.
Apa arti semua ini?
Ini dari Yunnan.
Anggap saja hadiah ulang tahun dariku.
Hanya wanita yang memberikan ini kepada pria.
Bukan sebaliknya.
Kau tak mau? Ya sudahlah. Seseorang memberikannya padaku.
Munafik! Wanita mana yang memberikan ini?
Jika aku menerima ini, bukankah tanganku akan tercemar?
Aku cuma main-main. Aku tidak benar-benar akan membiarkanmu menyimpannya.
Main-main? Aku sudah biasa dipermainkan.
Semuanya mempermainkanku.
Lalu kau juga?
Keluar! Keluar dari sini!
Feipu!
Aku pergi.
Tuan! Tuan!
Nyonya ke 4! Tolong hentikan!
Kenapa ia mabuk begini?
Dia cuma ingin minum.
Minta kepada Nyonya pertama untuk memberi obat untuk membuatnya sadar!
Jangan menemui penyihir tua itu!
Lihat betapa gilanya dirimu!
Orang-orang akan menertawakanmu!
Memang ada yang bisa ditertawakan?
Tuan menyukaimu.
Meishan sedang bertemu dengan dokternya yang tampan.
Apa yang aku miliki? Aku tidak punya apa-apa!
Diamana Meishan?
Dia sedang menemui Dokter tampannya.
Apa yang aku punya! Tidak ada!
Sejak kapan nyonya ke 3 pergi?
Aku tidak tahu.
Apa yang kutakutkan? Tidak ada!
Kakak besar!
Ini obatnya. Suruh ia meminumnya.
Tidak mau! Aku tidak mabuk!
Jangan cuma berdiri disitu!
Pegangi wanita gila itu!
Pegangi dia! Cepat!
Keluar!
Biarkan dia berteriak-teriak! Biarkan dia mempermalukan dirinya sendiri!
Tuan pergi dan ia memporak-porandakan seisi rumah!
Adik ke 4, apa kau sudah sadar?
Aku senang kau beritahu aku kemarin.
atau tudak akan terjadi skandal besar!
DIsini dingin. Ayo kembali ke kamarmu.
Apa yang terjadi?
Nyonya ke 3 dan dokter Gao sedang berada di hotel yang ada di kota.
Ketika nyonya ke 2 membuka pintu kamar...
...mereka sedang diatastempat tidur.
Pezinah!
Nyonya ke 2 mengatakan aku yang memberitahukan itu?
Kau memberitahukannya ketika kau sedang mabuk kemarin.
Aku sangat kaget.
Aku yang mengatakan itu?
Ya kau yang mengatakan.
Aku heran kenapa kau katakan itu.
Apakah karena kau benci terhadap si dokter?
Kau minum banyak kemarin. Kau tidak ingat.
Apa yang akan terjadi dengan kakak ke 3?
Mereka talah pergi untuk memanggil tuan.
Apa yang harus terjadi... akan terjadi.
Pergi dan istirahat. Atau kau akan terkena flu.
Salju yang berat! Pasti tahun yang buruk!
Pembunuh!
Pembunuh!
Pembunuh!
Tuan disini.
- Tuan - Tuan
Tuan telah kembali.
Apa yang kau lihat?
Kau pembunuh!
Meishan telah meninggal. Kau pembunuh!
Omong kosong! Apa yang sudah kau lihat?
Kau tidak melihat apapun!
Pembunuh! Dasar pembunuh!
Kau gila! Kau sudah gila!
Pembunuh... Dasar pembunuh!
Pengurus!
Pengurus!
Pengurus! Lenteranya menyala!
Apa yang terjadi?
Lentera dirumah ketiga menyala!
Apa... Apa?
Mana?
Ada setan!
Itu arwah nyonya ke 3!
Nyonya ke 3 sedang bernyanyi!
Setan!
Sang pengurus rumah menyelamati Nyonya ke 5 atas pernikahannya.
Siapa itu?
Dia adalah nyonya ke 4 kami. Dia kehilangan pikirannya.