Tip:
Highlight text to annotate it
X
## Video ini akan terasa sakit ditonton
Tolong, pasang headphone anda -- Saya berjanji tak akan ada suara keras yang mengagetkan anda, tapi
video ini akan terasa sakit. Ada studi tentang suara hipersonik yang akan menyebabkan sakit kepala:
suara ini terlalu tinggi untuk didengar -- seperti suara yang ada di video ini, suaranya sedang
diputar sekarang -- suara ini akan membuat anda sakit kepala.
Suara hipersonik ini sedang memberi tekanan pada telinga anda, menekan saraf
anda ke otak, jika rasa sakit kepalanya belum terasa juga, sebentara lagi akan terasa
hanya dalam sepuluh detik lagi.
Astaga.
Dapatkah anda merasakannya? Tekanan pada telinga anda yang disalurkan ke otak?
Karena sebenarnya...
...harusnya tak terasa apa-apa!: Studi tadi rekayasa, tak ada suara hipersonik di video, tapi tetap
Beberapa dari penonton akan merasakan rasa sakit kepala Kenapa? The nocebo effect.
Nocebo tidak berbahaya -- seperti video ini yang *tidak* berbahaya -- Video ini
terasa sakit -- seperti sakit kepala -- karena anda *percaya* itu menyakitkan. Hal ini terdengar seperti *santet*, tapi
ada sains dibelakang the nocebo effect, dimana kenyataannya lebih menjengkelkan,
karena ini memang masalah serius di dunia kesehatan.
Ketika mencoba obat baru, dokter mengumpulkan pasien, memberikan setengah dari mereka obat baru
dan memberikan setengahnya lagi obat palsu tanpa efek apa-apa -- tapi dokter bilang itu asli.
Ini bagaimana caranya sains akan menemukan obat baru tersebut bekerja.
Obat baru punya efek samping, sehinga kadangkala pasien minta keluar dari eksperimen
karenanya. Hal yang lazim.
Tapi beberapa pasien yang mencoba obat palsu *juga* ikut minta keluar dari eksperimen karena merasakan efek samping. Efek samping
dari obat yang *tidak* mereka konsumsi. Tapi karena mereka *pikir* itu obat asli,
jadi mereka *pikir* mereka juga kena efek samping.
Mungkin ini cuma kasus salah persepsi: pasien akan merasa sakit kepala, jika mereka
tahu efek samping obat itu sakit kepala, wajar kita menyalahkan obatnya
-- dan hal tersebut sering terjadi.
Tapi nocebo effect lebih dari sekedar mispersepsi, malah menyebabkan, rasa sakit tambahan dimana ilmuwan
bisa mengukurnya dengan eksperimen kejam -- dan itu salah satu alasan kenapa
riset pada nocebo masih terbatas: dekati dewan etik penelitian dan tanyakan mereka
tentang riset yang menyebabkan rasa sakit dan mereka pastinya akan marah. Tapi riset
Nocebo tetap diperbolehkan demi manfaat sains, jika tidak, partisipannya.
Contohnya, pasien yang menduga disuntik akan terasa sakit maka
suntikan tersebut akan sakit, tapi bagi orang yang tidak peduli
tak akan terasa sakit.
Dan pil palsu bisa aditif: coba ambil pasien yang percaya sebuah pil itu candu,
dan pasien tersebut akan merasa kecanduan -- seperti merasa lelah -- karena
tak mengonsumsi pil tersebut, padahal mereka tidak benar-benar candu.
Lalu coba berikan sebuah suntikan pada pasien, bilang ke mereka untuk tunggu
dan suntikan akan terasa sakit 30 menit setelahnya -- maka nanti akan terasa sakit.
Tapi di situasi ini ada obat yang mampu menangkis nocebo effect dan pasien
akan diberi tahu suntikannya akan sakit, tapi diam-diam diberi obat pencegah nocebo effect, maka
pasien *tidak* akan merasa sakit -- menunjukkan nocebo effect itu nyata terjadi
secara fisik.
Dapat dibuktikan, *kepercayaan* akan rasa sakitlah kunci utamanya. Jika seseorang berdandan
seperti dukun dan ia mengutuk anda dengan santet -- no effect.
Tapi, jika anda berhadapan dengan dokter dan peralatan canggihnya dengan
jarum suntik di tangannya, anda akan menanggapinya lebih serius.
Alasan kenapa dokter bilang: "Ini ngga bakalan sakit" daripada "Oh... Ini
akan sakit. Sakit banget." -- yang artinya, eksperimen itu sedang terus dilakukan sekarang
hingga operasi seperti spinal injections. Lalu?
Nocebos tak berhenti disini. Sementara penyakit seperti flu, menyebar dengan
pindah dari satu tangan ke tangan lain yang menjijikan -- Nocebo
tersebar dari pikiran ke pikiran, tak perlu ada kontak fisik.
Contoh nyatanya terjadi di Tennessee high school. Seorang guru melaporkan
bau aneh di ruang kelasnya yang menyebabkan gejala pusing, mual dan susah bernafas.
Gejalanya lalu menyebar ke beberapa muridnya dan dari muridnya ke anak lainnya. Hampir
dua ratus murid akhirnya dilarikan ke rumah sakit, tapi medical test-nya menunjukan hasil nihil.
Tak ada hal berbahaya ditemukan di sekolah tersebut.
Ini adalah nocebo -- kepercayaan bahwa udaranya membuat mereka sakit -- dari pikiran ke pikiran.
Semua murid yang sakit, tahu gejalanya dari orang lain. Ketika ini terjadi, ini
disebut sebagai mass psychogenic illness.
Pengobatannya dalam kasus ini adalah dengan memisahkan penderita dan meyakinkan
bahwa, gejala mereka benar nyata, tapi sebenarnya mereka tak terjangkit apa-apa
Setelah itu maka mereka akan baik dengan sendirinya:
Contoh terakhir adalah bagaimana mengetahui orang benar-benar terkena kebocoran gas beracun
dari kasus mass psychogenic illness. Faktor finalnya adalah jumlah penderitanya akan meningkat
seiring peliputan berita tentang hal itu, maka penderitanya juga akan bertambah.
Ambil contoh, elektrosensitif: orang yang merasa mual akibat eksposur bagian
dari spektrum elektromagnetik, lazimnya sinyal WiFi kepadatannya bertambah seiring waktu
menyebabkan penderitanya kabur ke tempat yang lebih senyap
seperti, di West Virginia.
Tapi taruh orang elektrosensitif di ruangan yang ada WiFi router-nya dan mereka tidak
akan merasa gejala sakitnya. Gejalanya akan muncul tergantung mereka
diberi tahu atau tidak.
Dan jika anda membuat grup orang tidak elektrosensitif menonton berita
tentang WiFi menyebabkan mual sedangkan grup lainnya menonton sesuatu lain dan setelahnya
meng-expose kedua grup dengan sinyal WiFi palsu, maka hanya beberapa dari mereka yang nonton berita
akan merasa mual.
Ada fenomena serupa bernama 'wind farm disease' dengan efek samping sama
dimana penyakit muncul ketika dibicarakan di media, tapi tidak ditempat lain
di negara yang sama dimana tak diberitakan hal tersebut.
Akan terasa mudah sekarang mengejek orang yang sakit gara-gara sinyal WiFi
atau Wind farms atau *Wind farms dengan WiFi* -- tapi perlu diingat bahwa mereka tidak gila
efek sampingnya nyata, mereka cuma salah pada sumber penyakitnya: buktinya mengarah
pada kepercayaan elektrosensitif yang menyebabkan penyakit elektrosensitif.
Yang berarti setiap reporter memberitakan hal tersebut juga menyebarkan
virus pikiran. Dan meskipun contohnya eksotis, ada juga bukti bahwa kasus
alergi dan asma itu nacebo dan menyebar dengan cara yang sama.
Jelasnya: jika seseorang mengalami serangan asma, bukan saat tepat untuk
mengejek mereka seorang yang dramatis cuma gara-gara anda menonton video ini di internet
*Mereka benar-benar kena serangan asma* dan mereka *benar-benar* butuh sesuatu untuk bertahan
stop dan itu *bukan* cara baik untuk memamerkan pengetahuan anda.
Sesuatu mematikan tak jadi tak mematikan hanya karena kita percaya -- dosis tepat senyawa arsenic
akan tetap membunuhmu, seberapapun anda tak percaya itu bahaya.
Tapi nocebo effect menunjukan bahwa kepercayaan kita tentang sesuatu yang *tidak* berbahaya bisa
membuat itu jadi berbahaya.
Yang berarti kutukan dukun tadi ke anda bisa benar bekerja, hanya saja jika
anda cukup bodoh untuk mempercayainya.