Tip:
Highlight text to annotate it
X
Translator: Mira Pravitasari Reviewer: Irma Amelia Muhammad
Saya di sini untuk berbagi tentang fotografi yang saya lakukan
Atau apakah ini fotografi?
Karena tentu, ini adalah foto
yang tak bisa Anda tangkap dengan kamera Anda.
Ketertarikan saya dalam fotografi bermulai
saat saya mendapat kamera digital pertama kali
pada umur 15.
Bercampur dengan kegemaran saya dalam menggambar
tetapi fotografi agak berbeda
karena menggunakan kamera,
prosesnya terletak pada perencanaan.
Dan ketika Anda mengambil foto dengan kamera
proses itu selesai ketika Anda menekan tombolnya.
Bagi saya fotografi adalah tentang
berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.
Saya rasa siapa pun bisa melakukannya.
Jadi saya ingin membuat sesuatu yang berbeda,
sesuatu yang prosesnya dimulai
ketika Anda menekan tombolnya.
Foto-foto seperti ini:
Pekerjaan konstruksi sepanjang jalan yang sibuk.
Tetapi terdapat hal yang tidak terduga.
Dan walaupun begitu,
tetap terdapat tingkat yang nyata.
Atau foto-foto seperti ini --
penuh warna dan gelap,
tapi dengan tujuan yang sama
dalam mempertahankan tingkat kenyataan.
Ketika saya menyebut realisme,
maksudnya realisme foto.
Karena, tentunya,
ini bukan sesuatu yang dapat Anda tangkap, sungguh,
tapi saya selalu ingin membuatnya terlihat dapat ditangkap
entah bagaimana, sebagai sebuah foto.
Foto-foto yang Anda akan perlu waktu singkat untuk berpikir
untuk menyingkap triknya.
Jadi, ini adalah lebih tentang menangkap sebuah ide
dari pada tentang menangkap sebuah momen.
Tapi apa trik
yang membuatnya terlihat nyata?
Apakah sesuatu tentang detilnya?
Atau warnanya?
Apakah itu pencahayaannya?
Apa yang menciptakan ilusi itu?
Terkadang, sudut pandang adalah ilusinya.
Tapi pada akhirnya, jatuh pada bagaimana kita mengartikan dunia
dan bagaimana dunia dipahami dalam permukaan dua dimensi.
Ini bukan tentang apa yang nyata,
Ini adalah sesuatu yang kita anggap terlihat nyata.
Jadi saya pikir dasarnya
cukup sederhana.
Saya melihatnya sebagai sebuah puzzle realitas
yang anda dapat ambil kepingan-kepingan berbeda darinya dan satukan
untuk menciptakan kenyataan yang berbeda.
Biar saya tunjukkan contoh sederhana pada Anda.
Di sini kita punya tiga benda yang benar-benar dapat dibayangkan,
benda yang kita semua bisa hubungkan dengan hidup dalam dunia tiga dimensi.
Tapi digabungkan dalam cara tertentu,
mereka dapat membentuk sesuatu yang tetap terlihat tiga dimensi,
seperti itu dapat terjadi.
Tapi pada saat yang sama, kita tahu itu tidak mungkin.
Jadi kita menipu otak kita,
karena otak kita sama sekali tak dapat menerimanya
bahwa ini tak masuk akal.
Saya melihat proses yang sama
dalam menggabungkan foto-foto.
Ini benar-benar hanya tentang menggabungkan realitas yang berbeda.
Hal-hal yang membuat sebuah foto terlihat nyata,
Saya pikir, adalah hal-hal yang bahkan tak kita pikirkan,
hal-hal di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari.
Tapi dalam menggabungkan foto-foto,
sangat penting untuk mempertimbangkannya,
karena jika tidak, entah bagaimana akan terlihat salah.
Jadi saya ingin menyampaikan bahwa ada 3 aturan sederhana
untuk mencapai hasil yang realistis.
Seperti yang Anda lihat, tidak ada yang khusus dari gambar-gambar ini.
Tetapi digabungkan, tercipta sesuatu seperti ini.
Aturan pertama adalah foto-foto yang digabungkan
seharusnya memiliki sudut pandang yang sama.
Kedua, foto-foto tersebut
memiliki pencahayaan yang sama.
Dan kedua gambar ini memenuhi kedua persyaratan --
dipotret pada ketinggian dan pencahayaan yang sama.
Yang ketiga adalah tentang membuatnya mustahil untuk dibedakan
kapan gambar yang berbeda mulai dan berakhir
dengan membuatnya mulus.
Membuat mustahil untuk mengira
bagaimana sebenarnya gambar ini disusun.
Dengan mencocokan warna, kontras dan tingkat kecerahan
pada batas antara gambar yang berbeda,
menambahkan cacat fotografis
seperti depth of field,
desaturasi warna dan noise,
kita menghilangkan batas antara kedua gambar
dan membuatnya terlihat seperti satu.
Walaupun satu gambar
pada dasarnya, dapat memuat ratusan layer.
Inilah contoh lainnya.
(Tawa)
Orang mungkin berpikir bahwa ini hanyalah gambar pemandangan
dan bagian bawahnya adalah yang dimanipulasi.
Tetapi gambar ini sebenarnya, seluruhnya tersusun
atas foto-foto dari lokasi yang berbeda-beda.
Saya pribadi merasa bahwa membuat sebuah ruang lebih mudah
dari pada mencarinya.
Karena dengan begitu, Anda tidak perlu membahayakan
gagasan-gagasan di kepala Anda.
Tetapi dibutuhkan banyak perencanaan.
Mendapatkan ide ini selama musim dingin,
Saya tahu saya punya beberapa bulan untuk merencanakan,
untuk mencari lokasi-lokasi yang berbeda
untuk bagian-bagian dari puzzlenya.
Jadi sebagai contoh,
ikan ini ditangkap dalam sebuah perjalanan memancing.
Tepiannya berasal dari lokasi yang berbeda.
Bagian bawah airnya diambil dalam sebuah lubang batu.
Dan ya, saya mengubah rumah di atasnya menjadi merah
supaya terlihat seperti rumah swedia.
Jadi, untuk mencapai hasil yang realistis,
hal terpenting adalah perencanaan.
Dimulai dengan sebuah sketsa, sebuah gagasan.
Lalu menggabungkan foto-foto yang berbeda.
Dan di sini, setiap bagiannya direncanakan dengan sangat baik.
Dan jika anda menangkap foto-fotonya dengan baik,
hasilnya bisa jadi cukup indah
dan juga terlihat nyata.
Jadi perangkat-perangkatnya sudah ada,
dan satu-satunya hal yang membatasi
adalah imajinasi kita.
Terimakasih.
(Aplaus)