Tip:
Highlight text to annotate it
X
(378 hari sejak mencari kerja)
Izinkan aku memperkenalkan diri.
Aku suka tidur.
Aku benci alarm.
Keunggulanku adalah bisa bersiap dalam lima menit.
Penyakit yang kuidap adalah Senin kelabu.
Kekuranganku adalah nyaris terlambat masuk kerja.
Tentu saja tidak kutuliskan di resumeku.
Bertahan dengan mengeluarkan kartu pegawai sambil jalan.
Aku belum setahun bekerja.
Satu hal lagi.
Aku berani menonton film horor sendirian,
tetapi ada hal menakutkan sejak aku mulai bekerja.
Dia sudah datang?
Belum.
Bagus.
Itu adalah
(Pukul 09.00)
Selamat pagi.
Halo.
bosku.
(Not All Right But It's Alright)
Kenapa dia lama sekali?
Setidaknya, setelah ini kita istirahat.
Maaf, aku telat.
Tiba-tiba, manajer tim ingin bertemu denganku.
Tidak apa-apa.
- Kita mulai rapatnya? - Ya.
Bagus,
tetapi bisakah kamu buat lebih megah dan rapi?
- Megah, tetapi rapi? - Ya.
Ini terlalu biasa.
Hasil desainmu persis seperti kepribadianmu.
Kamu bisa memperbaikinya lagi.
Begini...
Seperti...
Kamu paham maksudku?
Tidak.
Begitu rupanya. Baiklah.
- Mengerti? - Ya.
Tidak sama sekali.
- Seperti itu. - Ya.
Akan kucoba perbaiki bersamanya.
Tidak akan terlalu terlambat mengonfirmasinya saat itu.
Baiklah.
Tombol batal halaman masuk perlu kita betulkan.
Siapa yang harus melakukannya?
Bagaimana denganmu, Min Seo?
Apa?
Bukankah Ji An membuat tombol serupa sebelumnya?
Tidak memakan waktu jika sudah punya konsepnya.
Ji An.
Kamu punya cukup waktu untuk melakukannya?
Aku?
Aku punya banyak pekerjaan.
Benar juga. Kerjakan konsep tombol, Ji An.
Tidak akan lama. Kerjakan itu dahulu.
Kapan tenggatnya?
Buatlah beberapa konsep hingga pukul 17.00.
Mau makan siang apa?
Apa saja kecuali masakan Tiongkok. Aku bosan.
- Pasta? - Boleh.
Mau makan siang apa?
Jjajangmyeon?
Aku setuju.
Dia menjebakku.
Desain tombolnya sudah selesai, Ji An?
Belum.
- Konsep saja. Jangan cemas. - Baik.
Megah, tetapi rapi.
- Bagaimana? - Beres 30 menit lagi.
Megah, tetapi rapi.
Kamu sudah selesai?
Megah, tetapi rapi.
Megah, tetapi rapi.
Ji An, aku akan berapat. Aku membutuhkannya sekarang.
Kamu sudah selesai?
Ya, ini.
Aku menyelesaikannya terburu-buru...
Jangan cemas, akan kujelaskan pada manajer tim.
Kerja yang bagus.
Manajer tim. Ini yang kubicarakan.
Baiklah.
Apa ini?
Punya kita sudah bagus. Kenapa ingin diganti?
Ada yang menyuruhmu?
Apa?
Begitu rupanya.
Aku tahu itu.
Kupikir juga lebih nyaman menggunakan desain lama,
tetapi Ji An buat yang baru karena dia pikir itu kuno.
Dia bilang apa?
(Se Mi: Kapan kamu pulang, Ji An?)
(Ji An: Tepat waktu, aku akan segera sampai!)
(Ji An: Tunggu saja)
Bagaimana kalau malam ini makan ayam dan minum bir?
Bagaimana, Min Seo?
Baiklah.
- Bagaimana, Seung Hee? - Baiklah.
- Ke mana kita pergi? - Dooldool di depan.
Aku punya janji hari ini.
- Begitu, ya? - Ya.
Penting?
Kamu baru saja merusak suasana, Ji An.
Tidak ada alasan untuk membenci seseorang.
(Jung A! Sudah lama! Senang, usai kerja, Jumat malam)
(Dari Da Hee)
Rpuanya kamu pulang cepat untuk menemui temanmu.
Namun, banyak alasanku untuk membenci dia.
("Hal yang Akhirnya Bisa Kamu Lihat Saat Berhenti")
(Benar-benar final)
Ji An, kamu belum pulang?
Katamu, kamu harus pulang.
Aku tahu. Dia hendak mengonfirmasinya atau apa?
Dia mungkin belanja daring sepanjang malam.
Aku takut akan menjadi seperti dia.
Pulang saja dahulu. Aku akan segera menyusul.
Baiklah. Sampai jumpa besok.
Senior, aku pulang sekarang.
Desain logo sudah selesai?
Tenggatnya hari Rabu. Akan kuselesaikan besok.
Begitu rupanya.
Baik. Kamu boleh pulang.
Omong-omong, ini untukmu.
Kamu pasti lelah bekerja hingga larut setiap hari.
Terima kasih. Aku akan meminumnya.
- Sampai jumpa. - Sampai jumpa.
Senior.
Jika aku tidak perlu memperbaiki tombol...
Tombol?
Itu...
Kamu tidak perlu melakukannya.
- Apa? - Aku belum bilang?
Maaf.
Konsepnya sudah diedit?
Aku belum menyelesaikannya,
tetapi harus pergi sekarang. Aku punya janji penting.
Sampai jumpa.
Ini pemberontakan pertamaku.
Pemberontakan kecil yang tidak sampai 10 menit.
Belum satu tahun bekerja.
Kupikir, aku tidak belajar apa pun,
tetapi ada satu hal yang kupelajari.
Kamu bilang, ada hal mendesak.
Itu bisa menunggu.
Akan kuselesaikan.
Alasan saja.
Kerjakanlah.
Ya.
(Kimchi Yeosu)
Bekerja
adalah melakukan hal yang tidak mau kamu lakukan,
(Benar-benar terakhir)
(Pindahkan ke sampah)
menyetujui hal yang tidak ingin didengar,
dan segera memindahkan
tumpukan emosi ke tempat sampah.
Hanya satu hal
yang membuatku
bertahan.
(Ibu: Kamu belum pulang. Katamu akan pulang awal)
(Akan ibu sisakan lauknya. Semangat!)
Karena aku bisa melewati hari menyedihkan ini,
besok akan baik-baik saja.
Kamu di sini sendirian?
Kenapa kamu lama sekali?
Hei, kamu tahu?
Apa?
Kamu jelek sekali.
Kenapa kamu begitu?
Kamu tidak bercermin?
Hei, tidak apa-apa.
- Seung Ho. - Ya?
Kupikir semua akan baik-baik saja setelah aku bekerja.
Itu yang selama ini aku kejar.
Namun, aku sama sekali tidak bahagia.
Haruskah aku berhenti saja
atau haruskah aku bertahan?
(Truk Makanan Lusso)