Tip:
Highlight text to annotate it
X
Hai semua!
Hai
Aku di sini hari ini dengan Sharla di apartemennya di Jepang
dengan Sharla-
Hai
-di Jepang
Hai
Dan aku Shine di Jepang
Dan ini Shine dari channel Einshine!
Banyak dari kalian mungkin tau dia siapa.
Kalau tidak, sebaiknya kalian cek (channel) dia karena dia adalah teman kami.
Yeeeey! [tepuk tangan]
Shine setengah orang Jepang. Dia sudah pernah tinggal di Amerika dan Jepang.
Dan channel dia punya banyak video yang fokus ke games atau anime atau hal-hal random lainnya.
jadi aku berpikir dia cocok untuk menjadi orang yang bisa ditanya tentang topik hari ini.
Yeah!
Jadi hari ini, aku mau mendiskusikan tentang perbedaan-perbedaan kultur otaku di antara Amerika dan Jepang.
Kami punya banyak sekali penonton yang bertanya "Bagaimana rasanya menjadi seorang otaku di Jepang?"
"Apakah tidak apa-apa? Bagaimana orang-orang Jepang akan menanggapiku?"
dan sebagainya.
Jadi-
[tepuk tangan]
Apakah menurutmu ada perbedaan besar antara
kultur seputar anime di Amerika dan kultur (anime) di sini?
Aku merasa sepertinya sama, tapi aku merasa seperti itu (kultur anime) lebih diterima di Jepang
maksudku karena Jepang yang bikin, 'kan?
Di Amerika kayak, "Hal aneh apa ini yang kau sebut 'animu'?"
"Apa animu ini? Ini apaan!?"
Dan orang-orang seperti meremehkan dan menertawai kalian karena itu.
Jadi kupikir setidaknya semua orang di sini menerima anime.
karena itu (anime) sesuatu yang 'Jepang'.
Sedangkan di Amerika-
[Di sini] kau bukan seperti orang aneh yang suka hal-hal asing. Iya.
Di Amerika juga, kita tidak punya kartun-kartun yang diperuntukkan untuk orang-orang dewasa.
Kita memang punya kartun seperti Archer yang mempunyai tema dewasa untuk penontonnya.
Family Guy. Aku suka Archer.
Yeah, aku suka Archer juga. Tapi tidak ada banyak (kartun-kartunnya).
Aku penasaran sih, karena saat aku SMA sekitar 10 tahun yang lalu di Amerika,
kita punya banyak orang yang sangat menyukai anime
sampai-sampai mereka ber-acting seperti karakter-karakternya
dan mereka juga akan melakukan hal yang disebut dengan "glomping"
di mana saat kau lari menuju seseorang dan menerjang mereka (glomping)
dan memberikan mereka sebuah pelukan. Pelukan yang seperti itu disebut 'glomp'.
Yeah, mereka melakukan hal seperti itu di konvesi cosplay.
Yeah, bahkan dengan orang-orang yang tidak mereka kenal, jika orang-orang tersebut suka karakter yang sama dengan orang yang meluk
Benar.
Aku berpikir jika hal itu terjadi di Jepang.
Wow yeah, aku merasa sepertinya kau tidak akan pernah melihat seorang pun melakukan itu di sini.
Benar.
Aku pikir itu tidak akan terjadi di Jepang. Di sekolahku tidak ada yang melakukan itu.
Yeah.
Rachel memberi tauku satu jam yang lalu dan aku bilang, "APA!?"
"Apa-apaan tuh!? Bukannya itu pelecehan ***?"
Yeah.
Aku pikir kultur anime atau otaku mendapatkan peringai buruk di Amerika karena itu,
kayak orang-orang yang mengganggu personal lingkup privasi lain,
atau bahkan menyerang orang lain.
Aku sebenarnya belum pernah ke konvensi di Amerika, tapi aku pernah dengar
orang-orang cuma tiba-tiba datang dan menyentuh mereka...?
Yeah, itu benar-benar terjadi.
Itu bukan seperti hal yang diterima. Orang-orang kesal dengan kejadian seperti itu,
tapi sering kejadian.
Aku merasa hanya menyentuh orang-orang secara umum di Jepang bukanlah sesuatu yang kau lakukan.
Kayak, kau bahkan tidak memeluk orang yang kau kencani di publik, jadi
memeluk orang sembarangan bukanlah sesuatu yang orang-orang akan lakukan dengan seseorang yang mereka tidak tau.
Yeah, orang-orang Jepang bisa membaca situasi lebih baik.
Yeah, kuuki wo yomu (membaca atmosfer, membaca situasi)
Jadi kupikir otaku di sini memeliki sedikit lebih banyak kepekaan sosial.
Dan berbaur/bergaul l sedikit lebih baik.
Yeah, saat aku sekolah aku kenal beberapa orang yang otaku.
Seorang laki-laki yang kurus dan dia berbaur dengan yang lain.
Dia pendiam dan tak ada yang peduli.
Dan satu lagi, dia gemuk dan berisik, semua orang menyukainya.
Dia seperti badutnya sekolah.
Semua orang menerima dia.
Dia tidak canggung, dia tidak "anime".
Jika kutanya dia, "Kau suka anime?" dia akan menjawab, "Yeah, aku cinta anime!"
Gitu aja.
Dia tidak akan berpura-pura menjadi anime atau apalah.
Dia hanya bilang, "Aku suka anime" dan berperilaku seperti dirinya sendiri.
Jadi ada sebuah kata dalam Bahasa Jepang juga. Chuunibyou.
Menurutku ini ditranslasikan menjadi "sindrom kelas delapan" atau apalah.
Yeah.
Orang-orang yang berlagak atau bahkan berpikir bahwa mereka
mereka lebih dari diri mereka yang sebenarnya.
Yeah.
Bukan hanya anime. Aku tau orang-orang di SMA yang berpikir bahwa mereka vampir.
Aku tau seseorang yang mengira dirinya adalah reinkarnasi dari Yesus.
Ya Tuhan.
Kami mendengar cerita ini barusan.
Kami mendengar cerita ini, yeah.
Jadi ya begitu, tapi itu (chuunibyou) kata Bahasa Jepang, jadi itu juga terjadi di sini.
Yeah, tapi aku merasa...
Saat aku masing muda, aku juga begitu.
Aku seperti, 'magis'.
Aku akan mengambil buku dan jubah,
dan seperti "Aku adalah sang Master Api Gelap!"
Tapi itu normal untuk anak-anak.
Benar, buat anak-anak iya.
Aku masih melakukannya karena kupikir itu lucu. Aku melakukannya sebagai candaan.
Tapi aku tidak benar-benar berpikir aku ini 'magis' atau apapun itu.
Jadi apakah kau berpikir orang-orang asing yang sangat menyukai anime
jika mereka datang ke Jepang, mereka akan baik-baik saja di sini?
Yeah, kenapa tidak?
Selama kalian tidak menyakiti siapapun, menurutku tidak apa-apa.
Yeah.
Aku pikir jika kau sangat suka anime,
jangan datang ke Jepang dan berpikir semua orang suka anime hanya karena mereka orang jepang.
Karena pasti ada perbedaan, sama seperti di bagian-bagian dunia yang lain.
Orang-orang yang suka anime dan yang tidak tertarik dengan itu.
Aku merasa sepertinya semua orang di Jepang suka anime,
tapi mereka tidak benar-benar/sangat mendalaminya.
Seperti membaca manga itu seperti membaca sebuah komik.
Benar, itu normal.
Mereka punya satu komik, mereka dengan serius membacanya,
dan mereka kayak "Apa? Apaan nih?"
"Aku hanya membacanya karena orang tuaku memberikannya untukku dan aku mulai membacanya."
Aku merasa itu hanyalah suatu hal normal.
Yeah.
Bukan seperti obsesi.
Yeah, okay. Jadi hanya seperti tiap genre ada fan maniaknya.
Jadi ada orang-orang yang suka Star Wars dan kadang menonton filmnya saat filmnya tayang di tv,
dan ada orang-orang yang menyukai Star Wars dan mempunyai kostum Jedi dan bisa menulis dalam bahasa Aurebesh.
dan itu BUKAN DIRIKU SAMA SEKALI
Aku tidak membicarakan tentang diriku.
Aku pikir kita mendefinisikan otaku sebagai
seseorang yang sangat obsesif dan mengoleksi banyak barang,
dan mereka tau banyak detail tentang hal tersebut (yang diobsesikan).
Jadi otaku itu seperti layak halnya fanatik,
Kau bisa menjadi otaku apa saja, seperti "densha otaku" atau otaku kereta.
Aku mengerti, dan weeaboos adalah orang-orang yang ingin menjadi orang jepang, 'kan?
...Yeeaahh? [kurang lebih]
Okay, sekarang aku tau perbedaannya.
Ada tingkatan level untuk "weeaboo" sekarang.
Orang-orang yang berada di dalam komunitas orang jepang atau menyukai anime, dsb
mereka bilang seorang "weeaboo" adalah seseorang yang sangat terobsesi dengan Jepang,
ingin menjadi orang Jepang, mengaku mereka tau apapun tentang Jepang, tidak mendengarkan orang lain,
atau bahkan melecehkan orang lain secara fisik
atau marah kepada orang-orang yang tidak suka dengan hal yang sama seperti mereka.
Namun ada juga orang-orang yang mendefinisikan weeaboo terlalu rendah
dan hanya bilang, "Kalau kau suka Jepang, kau seorang weeaboo titik."
Jadi ada tingkatannya.
Jujur saja, semuanya tentang ini tuh bodoh. Yeah.
Melebel orang secara umum itu bodoh.
Seperti otaku, weeaboo, siapa yang peduli.
Jika kau tidak menyakiti siapapun, tidak ada yang peduli apa hobi-hobimu.
Benar.
Jika kau ingin menggantung 300 gantungan kunci sebuah karakter di tas mu, silahkan.
Aku setuju dengamu. Selama kau tidak menyakiti siapapun, silahkan.
Jadilah weeaboo, terserah.
Tapi jangan menjadi weeaboo yang melecehkan orang lain karena tidak menyukai anime-mu.
Itu yang membuat komunitas anime sangat buruk.
Itulah mengapa orang-orang berpikir weeaboo itu buruk.
Itu karena weeaboo-weeaboo yang menyerang orang lain.
Yeah.
Tadi aku muncrat? Entahlah.
Yeah, juga seperti menyerang secara verbal,
marah kepada seseorang, memanggil seseorang dengan nama-nama kasar, atau bahkan menyuruh orang untuk mati.
atau memberikan mereka ancaman kematian jika mereka tidak menyukai hal yang sama denganmu.
Aku mengerti itu.
Agh, serius?
Jika aku bilang aku tidak suka anime, mereka seperti "Berani-beraninya kau!?"
Berani-beraninnya kau tidak menyukai anime-ku?
Yeah.
Kenapa diambil serius?
Kenapa kau peduli? Orang suka hal-hal yang berdeda.
Kenapa kau peduli jika seseorang tidak menyukai hal yang sama denganmu?
Aku tidak mengerti sama sekali.
Aku tidak akan pernah merasa terusik jika seseorang bilang mereka tidak suka Star Wars.
Aku tidak peduli!
Aku tidak suka Star Wars.
Aku tidak peduli! Itu tidak apa-apa!
Aku suka Star Wars!
Okay, kembali ke topik,
ada pelecahan verbal seperti itu
Sebenarnya menyuruh seseorang untuk bunuh diri, itu tidak keren.
Dan ini terjadi kepada setiap genre yang kau sangat mengerti.
Setiap komunitas. Fans K-pop...
Setiap genre mempunyai akhir ekstrim seperti itu.
Dan ada pelecehan fisik,
di mana kau datang dan menyentuh orang yang kau tidak kenal,
atau kau lari dan lompat dan memeluk orang yang tidak kau kenal...
atau bahkan teman-temanmu. Kau tidak boleh melakukan itu terhadap orang-orang tanpa seizin mereka.
Maksudku entahlah, mungkin teman.
Jika mereka tidak masalah dengan itu.
Dia tidak masalah dengan itu. Aku masalah dengan itu.
Selama kau tidak menyakiti siapapun, sukai apa yang kau suka.
Hanya saja jangan kesal jika orang lain tidak menyukai apa yang kau suka.
Jika kau tidak suka anime, jangan sial*n terhadap orang-orang yang menyukainya,
Benar. Siapa yang peduli?
Dan mengertilah kalau kau sebagai fan anime
kau juga seperti mewakili seluruh fanbase anime.
Saat kau melecehkan orang lain dan marah,
kau sudah merusak nama komunitas anime tersebut.
Jadi jika aku adalah kau, berbaik hatilah dengan semua orang.
dan terima opini orang-orang.
Karena meskipun kau berkata "Oh hanya satu orang"
satu orang bisa membuat perbedaan besar
Yeah, perbedaan itu juga mendorong orang-orang lain dari itu, juga
Ada aib besar sekitar menjadi tertarik dengan Jepang.
Dan semua orang yang datang ke Jepang bilang, "Aku tidak suka jepang karena anime."
"Aku suka kulturnya."
Yeah, mereka merasa bahwa mereka harus mengatakan itu.
Itu bodoh. Kau tidak seharusnya merasa malu karena menyukai anime.
Dan aku tau banyak teman-teman yang kayak, "Aku tidak ingin menonton anime."
"Kenapa?"
Dia bilang, "Komunitasnya itu parah."
"Ayolah kawan, tonton saja."
"Tidak, aku tidak ingin dilecehkan."
Dan aku merasa bersalah.
Mereka hanya tidak ingin menjadi bagian dari itu.
Bonekaku menyereangmu dari belakang.
Dia "glomping" kamu.
PELECEHAN PELECEHAN
Jangan menyakiti orang lain.
Itulah moral dari video ini.
Moral dari video ini: baik terhadap orang lain.
Dan makan vitaminmu.
Makan vitamin Flintstonemu.
Makan sayuranmu.
Tetap di sekolah, anak-anak.
Jangan pakai narkoba.
Daripada itu, semuanya terima kasih sudah menonton!
Sampai jumpa kembali. Bye!