Tip:
Highlight text to annotate it
X
Episode 9
Apa yang kau lakukan tengah malam begini?
Memangnya menurutmu aku sedang apa? Tentu saja aku sedang mencuci selimut.
Itulah maksudku. Kenapa kau malah mencucinya sekarang?
Kau selalu saja mengeluh bahkan saat aku membantumu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Ambil pakaian kotormu.
Aku akan mencucinya sekalian.
Ayah.
Inilah kafe spesial milik menantumu yang sangat kau sukai.
Maafkan aku, tapi yang bisa kulakukan hari ini hanya membuat kopi instan.
Ayah.
Lain kali, aku akan pastikan bahwa itu jadi dua, dua, dua.
Aku akan membuatnya sesuai seleramu.
Kau sudah dengar kabar terbaru?
- Ayah Presdir Cha baru saja meninggal. - Benarkah?
Kudengar wanita itu pergi ke pemakaman ayahnya, dan bertingkah seperti menantunya.
Tapi mereka memang cocok. Mereka memang benar-benar sangat cocok.
Ayo.
Tunggu, biarkan kubantu.
Biar aku saja.
Kenapa kau berpakaian gelap dan jelek seperti itu padahal ini musim semi?
Pemagang harusnya berpakaian lebih terang dan ceria.
Kau pasti berpikir ini masih dalam masa berkabung.
Melakukan hal semacam itu takkan membuatmu terlihat lebih baik di mata Presdir Cha.
Kenapa dia?
Semua orang membicarakan tentang hubungan antara Presdir Cha dan Direktur ***.
Beberapa orang bahkan bilang kalau mereka akan segera menikah.
[Temui aku di atap.]
Sial, kenapa mereka selalu memintaku bertemu di atap?
Dengar aku, ***. Memangnya ada apa denganmu?
Na Ae Ra.
Bisakah kau sedikit lebih membantu saat ini?
Apanya?
Kurasa kau belum akan memberikan jawabannya padaku.
Tapi kurasa masalah ini akan lebih mudah bagiku jika aku mendengar jawabanmu.
Na Ae Ra.
Apa kau menyukai Presdir Cha Jung Woo?
Kenapa kau penasaran sekali?
Itulah yang ingin kuketahui.
Aku selalu memikirkannya.
Aku penasaran apakah kau menyukainya.
Tidak.
Sekarang giliranku bertanya setelah aku menjawab pertanyaanmu.
Beritahu aku kenapa kau sangat penasaran.
Kemarin di pemakaman, dan bahkan sekarang...
Kau kelihatan sangat terganggu dan marah.
Kenapa kau bertingkah seperti ini? Seperti anak-anak saja.
Anak-anak?
Anak... anak kecil?
Siapa yang bertingkah seperti anak-anak? Aku?
Pernahkah kau melihat anak-anak sebesar dan senormal aku?
Ya, aku pernah melihatnya.
Apa-apaan ini?
- Sudah lepas? - Tidak, belum lepas.
Ah! Sakit sekali!
- Tidak, jangan lakukan itu! - Ah, benar-benar... diamlah.
Aku takkan memotong jarimu.
Aku hanya ingin memotong ini.
Kenapa kau memasukkannya pada jarimu?
Apa kau bermimpi sedang dilamar atau semacamnya?
Omong kosong apa lagi sekarang?
Apa yang kalian lakukan di sini?
Kait penutup kaleng minuman ini tersangkut di jarinya.
Hotel Tongil Shilla menelepon kalau mereka senang atas kontrak kerjasama dengan kita kemarin.
Mereka ingin membuat kontrak lagi.
Mereka menyiapkan menu spesial untuk merayakan ulang tahun pernikahan.
Buatlah rencana yang bagus untuk besok pagi.
Aku harus keluar kantor siang ini untuk urusan peluncuran karya desainer itu.
Kukira kau bisa melakukannya setelah kau kembali.
Sisi aktif dan agresif darimu yang kau tunjukan saat pemakaman...
...aku menantikannya lagi.
Apa?
- Maksudku, lakukan yang terbaik. - Oh, baiklah.
Ini laporan penjualan bulan ini dari departemen kami.
Aku akan memeriksanya lagi dan berikan pendapatmu setelah aku selesai memeriksanya.
Baiklah.
Satu hal lagi...
...mengenai workshop minggu ini...
Apa?
Aku bertanya apa kau akan menghadirinya.
Tapi kau tidak perlu melakukannya jika kau tidak mau.
Aku tahu kau akan senang dan tidak bermaksud pergi jadi...
...kami bisa merasa nyaman dan bersenang-senang.
Ini proposal estimasi.
Aku juga akan datang.
- Apa? - Aku juga akan kesana.
Ini kesempatan yang jarang bagiku untuk bisa lebih dekat dengan karyawan lainnya,...
...dan mengenal mereka lebih baik lagi.
Aku tidak ingin kehilangan kesempatan itu.
Pi Song Hee.
Hubungi pihak villa kalau kita akan menginap untuk acara perusahaan...
...dan suruh mereka menyediakan daging fillet untuk barbeque.
Apa? Daripada jeroan babi?
Ya, dan bukan hanya fillet.
Tapi suruh mereka menyiapkan yang terbaik, makanan, tempat tidur, semuanya.
Dan udang besar yang kita bicarakan kemarin sepertinya juga bagus.
Manajer Kang, kau yang bertugas mengkoordinasi acara rekreasi untuk kita semua.
Kukira kita hanya pergi sebentar.
- Siapa bilang? - Kau yang bilang.
Kau menyuruhku untuk mengemail semua orang dan memberitahu agar membawa baju ganti.
Aku sudah mengirimi email semua.
Direktur *** juga akan hadir, kalian semua harus bersikap yang baik.
Ingat itu.
Minggu ini tim Mobile Shopping mengadakan acara workshop sambil menginap.
Benarkah?
Kurasa aku akan menghadirinya sendiri.
Jika kau punya waktu luang, apa kau mau datang bersamaku?
- Aku? - Iya.
Kau selalu mengawasi tim R&D, dan kau tidak pernah mengawasi tim kami.
Itu karena... kau selalu melakukan semua pekerjaan dengan sangat baik.
Dan...
Tidakkah kau pikir kalau keberadaanku di sana akan membuat karyawan lain merasa tidak nyaman?
Kurasa kau benar.
Ini untukmu.
Apa ini?
Aku tahu ini agak terlambat...
...tapi aku harus memberimu sesuatu sebagai perayaan setelah keluar dari rumah sakit.
Aku tidak bisa memberikannya lebih awal karena masa berkabung.
Kau tidak perlu melakukannya.
Bukalah.
Bagus sekali.
Dasi ini akan sangat cocok untukku.
Aku senang mendengarnya.
Ketika aku memilihnya...
...aku khawatir kau takkan menyukainya.
Sebenarnya aku juga ingin membeli dasi baru.
Tapi aku belum sempat karena Sekretaris Gil sedang sangat sibuk.
Aku bersyukur bisa memberikannya untukmu.
Jika kau terlalu sibuk...
...maka mulai sekarang aku bisa membelikannya untukmu.
Ketika aku di rumah sakit...
...aku terbangun sebentar saat tak sadarkan diri.
Saat itu...
...kurasa aku melihatmu di sana.
Kau selalu ada di sana seperti bayangan kapanpun aku berjuang menghadapi sesuatu.
Terima kasih atas kehadiranmu.
Saat aku memikirkannya...
...kau selalu ada di sisiku kapanpun aku berjuang atau melewati masa-masa sulit.
Terima kasih atas dasinya. Aku senang memakainya.
Sepertinya aku pulang terlambat.
Aku harus menyerahkannya besok pagi, tampaknya aku harus lembur.
Lagipula kau akan keluar, jangan bekerja terlalu keras.
Bahkan jika aku memang harus berhenti kerja, aku masih harus bekerja dengan benar.
Kau mengenalku dan tingginya rasa tanggung jawabku.
Kau benar-benar ingin menangani acara ulang tahun pernikahan itu?
Kau kembali.
Iya.
- Kau sudah bekerja keras. - Kau juga.
Lembur lagi?
Iya.
- Kau sudah makan? - Kau sudah makan?
Apa kau baru saja makan malam?
Iya.
Cuma makan jajanan pasar. Kau mau?
Tidak, tidak apa-apa.
Atau... mungkin aku ingin.
Kenapa kau tidak makan lebih banyak?
Bukankah kau bilang ini makan malammu?
Lihat siapa yang berbicara. Kenapa kau tidak makan lagi?
Kenapa?
Karena kau tidak ingin makanannya terbuang sia-sia?
Tapi kau masih tetap murah hati jika berkaitan dengan makanan.
Aku membelinya untuk dibagi dengan pegawai lainnya yang masih lembur.
Kau selalu saja seperti ini.
Kau mengumpulkan makanan sebanyak ini meskipun hanya untuk kita berdua.
Itulah sebabnya kau selalu menyisakan makanan.
Memasak yang hanya cukup untuk dimakan bukanlah hal yang cukup ramah.
Tentu, kau berpikir seperti yang kau mau.
Ada yang bisa diminum?
Ayah.
Inilah kafe spesial milik menantumu yang sangat kau sukai.
Maafkan aku, tapi yang bisa kulakukan hari ini hanya membuat kopi instan.
Lain kali, Aku akan pastikan bahwa itu jadi dua, dua, dua.
Aku akan membuatnya sesuai seleramu.
Uhh, kenapa kulkas Presdir selalu kosong?
Kau bahkan tak punya apapun untuk diminum.
Lemari esnya penuh dengan segala jenis minuman.
Sial, apa-apaan ini? Kenapa wajahku terlihat sangat bulat?
Kau sedang apa?
Berhenti! Kenapa kau melihat-lihat punyaku?
Bagaimana bisa kau bilang cuma milikmu? Wajahku juga ada di sana.
Apa?
Kenapa kau tidak memberiku kopi saja dari iklan ini?
Aku jadi model untuk syuting itu, jadi aku juga punya hak untuk melihatnya.
Kau benar-benar 'sesuatu' kalau sedang meminta apa yang kau pikir pantas untuk kau terima.
Kau bahkan tidak membayarku, dan hanya memanfaatkanku untuk ikut syuting.
Membayarmu?
Kau harusnya merasa terhormat saat kau dipilih model juru bicara untuk perusahaan.
Jika saja kami boleh jujur... kau tidak punya tampang untuk jadi model.
Kau mungkin saja punya wajah seperti itu saat kau lebih muda...
...tapi sekarang keseluruhan ceritanya sudah berubah.
Kau sudah tua sekarang.
Tua?
Apa?
Apa? Memangnya kenapa?
Dengar, Presdir Cha.
Oke, baiklah. Aku mungkin menua seiring berjalannya waktu.
Tapi saat wanita kehilangan kemudaan dan vitalitas, kedewasaan akan mekar menggantikan tempatnya.
Mungkin kau bisa menyebutnya, kealamian mendalam dan keeleganan.
Hei, dimana itu?
Dimana keeleganan alami yang kau sebutkan?
Apakah ada di suatu tempat?
Elegan... di mana sifat elegan itu?
Ah... apa keeleganan itu di sini?
Jangan membangunkan singa tidur.
Belakangan ini aku sedang mencoba jadi contoh sempurna dari solemnity.
Kau tahu arti kata itu, 'solemnity', saat kau menggunakannya, kan?
Mengerti? Kau bahkan tak tahu apa artinya!
Kalau kau tahu, maka kau tidak melakukan ini sekarang.
Kau takkan melakukannya.
Ya, memang inilah kau yang sebenarnya, Jung Woo.
Maafkan aku... tapi aku akan pergi secepatnya setelah tugasku selesai.
Menyelesaikan pekerjaan yang dipercayakan padaku adalah hal yang benar, kan?
Kau melakukannya sendirian?
Iya.
Setiap pasangan menikah kemungkinan punya momen dimana mereka ingin saling menjaga satu sama lainnya.
Ideku adalah untuk menyajikan gambaran spesial dari momen-momen yang mereka jaga itu.
Daripada hanya memberikan foto tua sederhana sebagai hadiah untuk pasangan tersebut.
Dia bilang dia begadang untuk menyelesaikan proyek itu.
Dan dia melakukannya sendirian.
Terima kasih untuk kerja kerasmu.
Tapi kita perlu berkonsentrasi untuk workshop. Oke?
Baiklah.
Bagaimana menurutmu tentang yang ini?
Kau tahu artinya saat seorang wanita menghadiahi dasi pada seorang lelaki?
'Aku ingin memilikimu untuk diriku sendiri'. Itulah artinya.
Dia gila kerja yang tidak tahu caranya bersantai dan bersenang-senang.
Dulunya aku tahu seseorang yang seperti itu juga.
Benarkah?
- Apa yang sedang kau lakukan? - Bagaimana menurutmu?
Itulah dirimu yang terlihat sekarang.
- Aku? - Ya.
Kupikir aku tidak pernah melihat wajah seorang yang depresi seperti itu sebelumnya.
Aku sangat khawatir tentangmu.
Kau berlebihan.
Kau benar-benar sesuatu. Kau terlalu mengkhawatirkan orang lain.
Ada seseorang yang dahinya selalu berkerut, dan mengkhawatirkan sesuatu di rumahku.
Apa kau tahu peranku saat ini?
- Aku adalah setrika. - Setrika?
Inilah yang aku lakukan.
Menyetrika kerutan seperti ini.
- Kau mulai lagi. - Ah, hentikan.
Kali ini, biarkan aku menyentuh mulut. Tersenyum!
Uhh, kau menjijikan.
Itulah sebabnya kau mesti berhenti saat aku bilang begitu.
Dia sangat fantastik.
Wanita cerdas yang takkan mengulangi kesalahan yang sama dua kali.
Yang lebih penting lagi, wanita yang tahu menegakkan lelaki saat kakinya goyah.
Wanita itu Na Ae Ra.
Jung Woo!
Apa yang kau pikirkan sampai seserius itu?
Tidak ada.
Ada apa?
Sudah kubilang tidak ada!
Baiklah.
Hei!
Hei, tunggu! Hei!
Hei.
Aku ingin meminta pendapatmu jika kau sedang dalam masalah.
Masalah seperti apa?
Jadi...
Kemarin malam, aku tidak sengaja...
Masalah ini sesuatu yang tak sengaja kudengar.
- Aku bahkan benar-benar tidak memercayainya. - Mempercayai apa?
Teman dekatku berpikir untuk mengencani mantan pacar temannya.
Hei, aku tahu dunia sudah berubah sekarang, tapi bukankah menurutmu itu sangat aneh?
Apanya yang aneh? Mereka juga bukan saudara.
Apa?
Ah... benar juga.
Mereka seperti bersaudara.
Mereka dekat seperti saudara kandung.
Dekat seperti... kau dan *** Seung Hyun?
Oke... ya, sedekat itu.
- Jika mereka dekat seperti itu, itu agak... - Benar, kan?
- Bukankah itu sangat aneh? - Iya. Tapi kenapa kau tiba-tiba bertanya?
Apa Na Ae Ra dan *** Seung Hyun sedang berkencan?
Apa maksudmu?
Mendengar ucapanmu... kau benar-benar lucu!
Aku mengetahuinya sejak aku melihat mereka berjalan dengan tangan mereka yang saling berpegangan.
Jadi, ada apa ini? Kau merasa cemburu?
Cemburu?
Tidak mungkin! Tidak juga.
Kudengar tidak ada yang lebih menyedihkan daripada seorang lelaki yang marah karena rasa cemburu.
Dan juga tidak ada obatnya.
Hei!
Bukan begitu!
Kau benar-benar tidak tahu? Hari ini pertama kalinya kita gajian.
Benarkah? Aku tidak tahu rasanya begitu lama sekali.
Kau pasti lapar.
Kau ingin makan apa?
Apa yang ada di menu?
Tempat ini kelihatan sangat mahal.
Itu harga yang harus kau bayar untuk melihat musik live.
Kau bilang padaku bahwa kau pernah berhadapan dengan 18 orang gipsi?
Ya, itu benar.
Aku beruntung, aku punya bakat kecil yang sepertinya harus mereka hargai.
Jika bukan karena bakat itu, aku takkan duduk di sini sekarang.
Memangnya dimana lagi kau akan berada?
Ya... mayatku mungkin saja akan ditemukan di garis pantai Italia.
Aku masih tetap iri.
Kau sudah pernah berkeliling dunia.
Kau pasti sangat kaya.
Kau tidak tahu itu?
Kau masih saja menyombongkan diri.
Jadi, bakat kecil apa yang kau punya?
Bakat yang menyelematkanmu dari kemarahan orang gipsi?
Kau ingin aku menunjukannya?
Jika aku menunjukannya, maka kau bisa jatuh cinta padaku.
Aku punya masa-masa indah dan bisa mengobrol dengan menyenangkan, terima kasih.
Kau benar-benar anak muda yang sangat berguna.
- Pulanglah. Aku akan masuk ke dalam sendiri. - Selamat malam.
Hei, Jung Woo.
Hei.
Kenapa kau meneleponku larut malam begini?
Ah... itu karena...
Aku menelepon karena aku ingin mengajakmu keluar dan minum-minum jika kau ada waktu.
Selamat malam.
Jung Woo.
Ya?
Aku akan mengatakannya.
Aku akan mengatakan padanya kalau aku menyukainya.
Presdir Go mengirimkannya sebagai ucapan terima kasih.
Seberapa tua akar ini?
Itu akar ginseng yang berusia 20 tahun.
Tapi... apa yang membuatmu memutuskan untuk menunda likuidasi perusahaannya?
Bukankah kau bilang kalau Presdir Go baru saja menerima perintah dari Timur Tengah?
Iya.
Semakin gemuk babi yang kau bawa ke rumah jagal...
...makin banyak bayaran yang kan kau terima atas babi itu.
Jika kita ingin mengambil itu dari mereka...
...bukankah lebih baik untuk menunggu dan melakukannya saat rekening bank mereka lebih gemuk?
- Dimana Seung Hyun? - Dia pergi untuk workshop akhir pekan.
Kau mau kemana?
Departemenku mengadakan workshop akhir pekan.
Aku akan menghadirinya sendiri.
Kau akan menghadirinya?
Aku akan kembali.
Oke, pergilah.
Awasi Seung Hyun saat kau di sana.
Kurasa dia sedang mencoba untuk lebih dekat dengan karyawan yang lainnya.
Menurut Supir Kim...
...dia bahkan mengantar pulang salah satu pemagang saat pemagang itu lembur di kantor.
Lalu dia juga pergi belanja dan makan malam dengan salah satu pemagang beberapa hari lalu.
Baiklah. Lalu bagaimana dengan Seung Hyun?
Aku baru saja bilang bahwa dia pergi ikut workshop...
Astaga.
Akhirnya kau juga datang.
Bukankah kau bilang kalau hari ini workshop strategi untuk tim Mobile Shopping?
- Ayo masuk. - Tentu.
Presdir Cha.
Udaranya sangat segar! Terasa seperti membersihkan jiwa!
Ketua Tim ***, soal itu, sekarang bukan waktu yang tepat.
Haruskah kita rapat setelah makan siang, atau melakukannya sebelum makan siang?
Kita di sini tidak untuk bermain. Kita harus menyelesaikan pekerjaan dulu.
- Ya, kau benar. - Cuaca yang indah!
Meskipun kita telah mengembangkan sistem dimana pelanggan DonTalk bisa belanja online dengan mudah...
...tanpa harus login ke akun mereka dengan ID dan password...
...hal itu belum digunakan secara luas.
Bagaimana menurut kalian?
Aku ingin mendengar pendapat kalian semua mengenai ini.
Pasar yang sedang kita fokuskan...
...merupakan item dari gaya hidup yang berbeda, pakaian dan makanan populer.
Meskipun seiring berjalan kita mengalami kendala berarti...
...aku tidak memikirkan apapun kecuali bahwa menawarkan deal pada permata tersembunyi...
...bisa membuktikan jalan menuju kesuksesan.
Merek desainer yang baru saja kita luncurkan mendapat sambutan yang hangat.
Pelanggan kita mampu membeli item tersebut seharga 80 persen dari harga normal yang mereka...
...harus bayar di pasar swalayan, atau butik di Cheongdamdong.
Ini kesempatan unik yang ditawarkan pada pelanggan sebagai jalan untuk membeli item ini...
...dengan metode yang ramah di kantong.
Na Ae Ra yang menangani hal ini. Bukankah begitu?
- Iya. - Bagaimana menurutmu?
Apa kau pikir rencana kita akan membantu mengumpulkan pelanggan baru bagi kita?
Sejujurnya...
...aku tidak begitu yakin cara kita akan sukses dengan mengumpulkan pelanggan deal item...
...pada item merek desainer.
Tidak peduli betapa murahnya...
...harga dompet desainer masih beberapa ratus ribu won.
Kelompok pelanggan potensial sangatlah terbatas.
Aku hanya berpikir bahwa menawarkan deal item produk sehari-hari dan kebutuhan dasar...
...bisa lebih menguntungkan dalam meningkatkan kesetiaan konsumen.
Aku dengan sepenuh hati setuju dengan pendapat Na Ae Ra.
Apa kalian setuju?
Poin yang bagus.
Aku akan mempertimbangkan pendapatmu.
Ae Ra, apa yang kau lakukan?
Apa kau akan benar-benar pulang terlambat malam ini?
Ah, benar. Kau bilang bahwa ini perjalanan menginap.
Tidak, aku hanya bertanya tempat gunting kuku.
Oke, selamat bersenang-senang.
Aku?
Kurasa aku hanya akan makan ramen.
Aku?
Aku memikirkan ide bisnis baru.
Makan malam? Tentu saja aku harus makan malam.
Jika begitu...
...kau mau mampir ke rumah kami?
Apa pentingnya pergi keluar mencari makan?
Keluargaku punya restoran.
Tidak, tidak juga. Kenapa kau berpikir akan merepotkan?
Aku cuma ingin memberikanmu semangkuk nasi dan sop hangat buatan rumah.
Telepon aku kalau kau sudah sampai.
- Siapa itu? - Huh?
Oh, kau tahu teman serumah Ae Ra?
Min Young?
- Min Young? - Ya.
- Apa dia datang dengan Ae Ra? - Tidak.
Dia datang sendirian.
Kenapa?
Aku tidak tahu.
Kupikir dia mengatakan sesuatu tentang merindukanku atau siapapun itu.
Aku dan kepopulernku dengan wanita.
Aku kembali sebentar ke rumah.
Kau mau kemana? Kau harus pergi mengantarkan pesanan.
Musim semi akhirnya menemukan jalannya bahkan ke puncak Kilimanjaro.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
- Kemarilah, Ketua Tim ***. - Baiklah, aku datang.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
Kau baik-baik saja?
Sekarang siapa yang jadi catcher?
Ae Ra, apa kau jatuh sebelum atau sesudah memegang Seung Hyun?
Siapa catchernya?
Ah, beneran.
Presdir Cha, dan Direktur ***.
Kenapa kalian berdua tidak bergabung saja bersama kami? Ini sangat menyenangkan!
Tidak, tidak apa-apa, aku tidak apa-apa.
Tidak, aku juga.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
Kembang Sepatu telah mekar di pohonnya.
Di sebelah sini!
Out.
Presdir Cha out!
Coba ini, Presdir Cha.
- Ada yang kurang. - Benar, kan?
Aku punya senjata rahasia darurat untuk saat-saat seperti ini!
- Lain daripada itu... bubuk sup ramen! - Bubuk sup ramen!
Dengan ini... semuanya bisa diperbaiki.
Tapi dimana kau belajar memasak seperti ini?
Bisa dibilang aku belajar masak sendiri setelah lama hidup sendiri.
Kau hidup sendiri?
Ya, aku adalah ayah jarak jauh.
Sudah 2 tahun sejak istri dan anakku pergi ke Amerika Serikat.
- Bagaimana kau bisa bertahan? - Aku benar-benar merindukan anak-anakku.
Aku benar-benar ingin mereka kembali, tapi anak-anak ingin belajar lebih lama di sana.
Aku hanya mengirimi mereka uang setiap bulan.
Itu kewajibanku untuk melakukannya sebagai kepala keluarga.
Ini.
Enak sekali!
Terima kasih.
Manajer Kang. Telepon aku kapan-kapan setelah jam kerja.
Kita bisa bertemu di suatu tempat dekat kantor, dan minum-minum bersama.
Benarkah?
Manajer Kang telah menerima perintah Presdir Cha dengan jelas!
Sup dan nasimu selalu terasa hangat dan membuat nyaman tiap kali aku mencobanya.
Seperti kau.
Membuat nyaman?
Minumlah air putih.
- Kau tidak apa-apa? - Maafkan aku, aku baik-baik saja.
Lobak kimchi busuk!
- Kau yakin tidak apa-apa? - Ya, aku baik-baik saja.
- Apakah dia akurat? - Itulah yang ingin kukatakan.
Dia bisa menebak saat suami temanku akan dipromosikan...
...dan dia bahkan melihat suami temanku berselingkuh lalu memprediksikan perceraian mereka.
Menakjubkan! Itu benar-benar hebat. Dimana tempatnya?
Jika hal itu yang membuatmu tertarik, aku sangat baik melakukannya sendiri.
Sebuah rahasia.
Rahasia?
Iya.
Itu berarti rahasiamu hampir terbuka.
Jika itu cinta tak kesampaian, maka itu hampir terkuak.
Atau jika kau menyembunyikan sesuatu, maka kau akan ketahuan.
Ini.
Kau lihat wanita dalam gambar ini membawa dua kendi air?
Itu berarti wanita ini bisa jadi sedang memainkan dua sisi pagar.
Jika berhubungan dengan wanita ini, kau harus menyingkirkannya sejak awal...
...atau mengikat kedua kakinya sehingga dia tak bisa lagi memainkan dua sisi pagar tersebut.
Na Ae Ra.
Apa kau sedang memainkan kedua sisi pagar?
Tidak!
Itu sangat aneh.
Jika aku menginterpretasi ini... Kau melihat dua serigala pada kartu?
Aku melihat rasa pengkhianatan yang besar diantara kedua serigala ini.
Dan bulan yang terperangkap di tengah?
Bisakah kau bayangkan betapa lelahnya, dan tersiksanya ini?
Tapi... tak ada jalan untuk menghindarinya.
Harus tetap maju. Bergerak cepat hanyalah satu-satunya jalan.
- Lalu apa yang harus kulakukan? - Apa maksudmu, apa yang harus kau lakukan?
Kau hanya perlu menggoda salah satu dari dua serigala ini, dan menyingkirkan serigala yang lain.
Ayolah... Na Ae Ra memainkan dua sisi pagar?
Jika itu memang benar masalahnya, maka aku akan merantai tanganku sendiri.
Tidak, tidak apa-apa. Aku baik-baik saja.
Kau mau mencobanya?
Aku tidak percaya hal-hal takhayul.
Apakah itu buruk?
Itu...
Itu...
Aku bilang aku tidak percaya hal takhayul seperti itu.
Ini hanya permainan untuk senang-senang.
Kalau begitu, aku tidak ingin bicara bertele-tele, dan jangan lama-lama.
Tentu, lanjutkanlah!
Bencana besar akan datang padamu.
Bencana?
Perubahan yang tak kan kau sangka-sangka akan menghalangi jalanmu.
Perubahan itu akan membuatmu kehilangan jalan,...
...meninggalkanmu dalam keadaan tersesat dan kebingungan.
Dan pada akhirnya...
Kau di sini.
Ketua Tim *** bekerja sangat keras untuk acara workshop ini...
...dan aku merasa bahwa aku tidak menghargai usahanya sebelumnya.
Ini semua sungguh jelas.
Hei... datanglah ke halaman belakang dalam sejam, oke?
Apa? Kenapa?
Kau akan tahu saat kau datang kesana.
Mungkin kau berpikir begadang untuk berpesta sepanjang malam sejak kau masih sangat muda.
Tapi aku sudah tiga puluhan... Aku tidak punya energi lagi untuk melakukannya.
Beneran.
Ada hal penting yang ingin kubicarakan.
Benar-benar.
Jika itu memang penting, katakan saja sekarang.
Kenapa kau tidak bilang apapun?
Aku merujuk pada rumor tentang kita.
Itu karena aku merasa bersalah tentang hal tersebut.
Aku merasa bersalah bahwa hubunganmu denganku disalahartikan karena aku.
Maafkan aku.
Aku tidak masalah dengan itu.
Bagaimana bisa kau bilang tidak masalah?
Rumor selalu punya jalan untuk membunuh dengan caranya...
...dan akhirnya kau mungkin terluka.
Kau pernah sekali berkata padaku.
Kau bilang bahwa aku kekuatan yang membuatmu nyaman...
...yang tetap di sisimu kapanpun melalui masa-masa sulit...
...dan kau sangat bahagia dan bersyukur atas hal itu.
Kau bisa balik melindungiku dengan cara yang sama.
Aku yakin selama kau ada untuk melindungiku...
...aku takkan mengalami bahaya.
Kau lebih baik datang. Aku akan menunggu sampai kau datang.
Dasar berandal, dia benar-benar...
Oke, baiklah. Aku akan datang.
Ketua Tim ***!
Ya?
- Iya, Presdir Cha? - Mungkinkah...
Kau punya minuman beralkohol?
Iya, kami punya bir dan soju.
Apa mau kuambilkan?
Tidak, tunggu! Kita butuh arak beras.
Karena kau hanya punya bir dan soju.
- Oke, aku akan mengambilnya sekarang. - Kau tidak perlu pergi sendiri.
Tidak saat kau punya pemagang di sini.
Apa?
Aku akan mengambil beberapa untuk kita.
Arak beras seperti apa yang harus kuambil?
Ah... itu... Apa nama mereknya?
Aku akan tahu saat aku melihatnya sekali.
Kurasa kita bisa mengambilnya bersama.
Ayo pergi.
Tunggu!
Itu bukan jenis yang aku inginkan.
Nyonya, kau punya jenis yang lainnya?
- Inilah satu-satunya yang kami punya. - Oh tidak!
Oke, tidak ada yang bisa kita lakukan tentang itu
Kita tidak punya pilihan selain memeriksa toko lainnya.
Yang ini, kan?
Aku ragu apa benar yang ini?
Aku tidak yakin yang ini.
Mungkin yang ini.
Keterlaluan!
Katakan saja merek apa yang sedang kau cari?
Lihat semua pilihan yang kau punya di sini!
Di sana juga ada!
- Di mana? - Inilah yang tengah kucari-cari.
Inilah jenis yang kuinginkan.
Hanya segini?
Kau pikir semua orang pemabuk sepertimu? Dua botol saja sudah lebih dari cukup!
Ah, keterlaluan. Kalau begitu kita akan harus kembali kalau araknya habis.
Belilah lebih banyak sekarang. Aku akan mengurusnya jika ada sisa minuman.
Kenapa?
Agar kau bisa muntah lagi?
Hei, kau mau kemana lagi?
Kamar mandi!
Na Ae Ra!
Na Ae Ra! Na Ae Ra!
Memangnya kau pikir mau lari kemana?
Kau tidak menganggap ucapan Presdirmu ini dengan serius?
Kau tahu Presdir Cha, ini namanya seenaknya sendiri?
Aku bisa saja melaporkamu pada Departemen Ketenagakerjaan.
- Kakiku! - Ada apa? Apa itu sakit?
Ah, kakiku!
- Ah, kakiku! - Oh tidak!
- Ada apa? - Aku tidak tahu! Tiba-tiba saja terasa sakit!
Aku tidak bisa lagi berjalan jauh.
Aku merasa seperti akan mati.
Kau yakin bahwa kau kesakitan?
Kau kelihatan sangat baik saat perjalanan kita kemari.
Hei, bagaimana bisa kau bilang seperti itu pada orang yang sedang kesakitan?
Aku hanya mencoba mengejar pemagangku, yang membuat luka lamaku kambuh!
Dan juga... ini tidak terjadi tanpa suatu sebab.
Ini terjadi karena usahaku untuk menyelamatkanmu.
Itu bukannya bahumu yang terluka.
Ah, cukup sudah. Oke, aku akan membiarkanmu membodohiku sekali ini saja.
Karena aku yang mengajakmu ke sini, aku akan pergi sekarang.
Tak peduli kau akan ikut atau tidak sekarang itu terserah padamu.
Bahuku! Aku merasa bahuku akan copot.
Hei, kurasa bahuku baru saja copot.
Kau sedang bercanda?
[Maaf, tapi mendadak terjadi sesuatu, kurasa aku tidak bisa datang.]
Apa kau bahagia duduk di sini seperti ini tengah malam begini?
Tentu saja!
Langitnya sangat indah dan cerah...
...dan angin sepoi-sepoi juga terasa menyegarkan.
Kenapa?
Kau harus pergi ke suatu tempat?
- Memangnya siapa orang yang harus kau temui? - Itu bukan urusanmu.
- Teman? - Ya, teman dekat laki-laki (pacar).
Dasar pembohong.
Bisakah kau bersumpah?
Oke, baiklah. Dia hanya rekan kerja. Puas?
Tapi dia adalah teman baikku. Tidak seperti seseorang yang pernah kukenal.
Teman, apanya.
Pacaran antar karyawan sekantor sangat dilarang.
Wanita tengah baya harusnya tahu lebih baik.
Apa yang kau bicarakan?
Ah, terserah. Aku akan menelepon villa. Aku tak peduli kau ikut aku atau tidak.
Suara apa itu?
Apa itu suara katak?
Atau suara hujan?
Teleponmu berbunyi.
Ya?
Ya, kami sudah dekat.
Ya, kedengarannya bagus. Aku mengerti.
Apa maksudnya semua itu?
- Aku memesan untuk dibuatkan snack. - Lalu?
Aku meminta mereka untuk mampir ke sini dan mengantarkan beberapa snack untuk kita...
...tapi mereka memintaku untuk datang ke area di depan sana.
- Lalu? - Kau pergi dan ambilah.
Aku tahu betapa sukanya kau pada kue beras.
- Hei! - Ya...
Kau tahu betapa kesakitannya aku sekarang.
Ini luka di bahuku.
Aku tahu kau akan begitu saja meninggalkanku di sini jika aku pergi ke sana sendiri.
Cha Jung Woo, kau benar-benar.
Apa yang membuatmu begitu lama, Na Ae Ra?
Direktur ***... Apa yang kau lakukan di sini?
Aku hanya baru kembali sehabis berjalan-jalan sebentar.
Apa yang sedang kau lakukan di sini?
Itu...
Apapun yang sedang kau lakukan, ayo kita lakukan bersama-sama.
Aku sendiri belum siap untuk kembali.
Akhirnya musim semi juga.
Aku bisa mencium aroma rumput segar yang baru tumbuh.
Maafkan aku.
Tapi kupikir... aku akan kembali ke dalam.
[Apa kau pergi?]
Apa ini semua?
Kau benar-benar punya manajemen waktu yang tak bisa dipercaya.
Acaranya sudah lewat untukku mengatur semuanya kembali.
Tapi sekarang kau di sini, bukan berarti aku tidak bisa mengatakannya sekarang.
Harusnya aku tidak memberikannya tugas yang sulit seperti itu.
Apa yang akan kau katakan padaku?
Aku...
Aku akan jujur tentang perasaanku pada seseorang.
Aku sudah lama berpikir keras mengenai ini, dan mengumpulkan kekuatan untuk mengatakannya.
Dengarkan baik-baik tentang apa yang akan kusampaikan.
Ada seseorang yang selalu merenggut perhatianku.
Aku selalu memerhatikan apa yang dia lakukan.
Aku selalu penasaran untuk tahu kemana dia pergi.
Kutemukan diriku mempelajari semua perbedaan ekspresi pada wajahnya.
Aku merasa lega saat melihat senyum di wajahnya.
Tapi saat dia terlihat risau dan sedih, aku merasa khawatir dan peduli.
Kutemukan diriku ingin lari dan menyemangatinya tak peduli apapun.
Dan saat dia tersenyum pada apapun yang telah kukatakan padanya...
...itu membuatku merasa bahagia.
Dia orang terakhir yang kupikirkan... sebelum aku tidur.
Dan dia orang pertama yang kupikirkan saat aku bangun pagi harinya.
Bukankah kau akan bertanya siapa orang itu?
Itu kau.
Orang itu adalah kau, Ae Ra.
Aku tidak menyadari... bahwa aku mesti terlihat menyedihkan di matamu.
Seorang yang bercerai... yang berjuang mencari uang.
Aku menghargai pemikiranmu, tapi kau tidak perlu khawatir.
Karena rekan kerjamu ini... adalah orang yang sangat positif.
Kubilang kau harus mendengarkanku dengan penuh perhatian.
Daripada bertingkah tak peduli seperti kau tak tahu apa maksudku.
[Next Episode Preview]
- Ibumu di sini! - Diamlah di sini, dan jangan bergerak.
Apa yang kau lakukan di sini? Tak ada hubungannya denganku.
Suara ribut-ribut apa itu? Cukup sudah, singkirkan Ae Ra segera.
- Kau bilang, pernikahan? - Bagaimana kelanjutannya?
Aku pikir dia punya wanita lain. Haruskah aku menyingkirkannya?
- Aku ditolak. - Itu hal yang bagus.
- Jangan cari aku! - Jangan minum terlalu banyak!
Mengkhianati sekretaris kesayangannya.
Bahkan jika itu hanya sebuah pikiran itu masih membuatku merinding.
- Kau harus menuangkannya sangat hati-hati. - Ah, itu panas!
Kau seperti bayi.
Kita bisa menyelesaikannya, kenapa kau tidak beristirahat saja?