Tip:
Highlight text to annotate it
X
TRANSLATED BY RACHMAT HASAN
Keluar dari mobil, Nak.
Keluar dari mobil.
Nak, keluar dari mobil. Ayolah.
Bodoh. Suruh dia keluar
dari mobil.
Ayolah, ***.
Keluar dari mobil.
Ayolah. Buka.
Ayolah. Keluar dari mobil.
Sial!
Turunkan jendelanya!
Aku serius!
Kenapa Ayah menjual mobilnya?
Itu tak bisa ada di depan rumah
selamanya, TJ.
Kenapa tidak?
- Itu tidak sehat.
- Begitu juga ini.
Ayah tak mau membahasnya lagi.
Hei.
Pagi.
Boleh aku minta uang
untuk makan siang hari ini?
Ya. Maaf.
Terima kasih.
Semoga harimu menyenangkan, Teej.
Ayo. Berdiri.
Kumohon.
Kau membuatku bermasalah.
Siapa di dalam sana?
Brengsek!
Cole. Dimino. Hooper.
Fullwood. Edgerdon. Fletcher.
Forney. TJ Forney sudah kembali?
Selamat datang kembali, TJ.
Roger. Sumner. Sarasota.
Apa kabar, Brengsek?
Kau tak terlihat begitu tangguh, ya?
- Jangan ganggu aku.
- Kenapa kau tak hisap kemaluanku saja?
Hisap kemaluanku.
Hisap kemaluanku.
Hai, Sayang.
- Hai.
- Bagaimana harimu?
- Cukup menyebalkan.
- Kenapa, Sayang?
Begitulah.
Mau kunyalakan lampunya?
Kenapa? Apa Nenek terlihat
duduk di kegelapan?
Entahlah. Sedikit.
Mungkin Nenek butuh kacamata baru.
Sebenarnya, Nenek bahkan tak tahu
apa ini milik Nenek.
- Lalu milik siapa?
- Entahlah.
Apa Nenek melihat lebih baik
dengan kacamata itu?
Entahlah.
Ayahmu sudah bangun?
Kenapa? Apa dia tidur seharian?
Terkadang orang kehilangan
keseimbangan saat hal buruk terjadi.
Tapi pada akhirnya
akan merasa baik kembali.
- Susu untuk membuatmu segar?
- Ya.
Baiklah.
Bagaimana rasanya?
Putar pergelangan tanganmu
sedikit seperti ini.
Lalu seperti ini. Bagus.
Jika kita berpikir bahwa mimpi
menjalankan fungsi metaforik...
Dalam khayalan naratif,
seperti di kehidupan...
Fungsi metaforik apa
yang menjalankan mimpi...
Untuk protagonis kita?
Apakah firasat atau hasrat?
Atau bahkan mimpi buruk?
Katakan apa yang kita tahu
tentang Maurice.
Di mana asalnya, bagaimana
kehidupan masa kecilnya.
Kupikir tak apa kita beranggapan...
Bahwa mimpi yang dia miliki
merupakan sebuah refleksi...
Atas hubungannya dengan ibunya.
TJ! Sedang apa kau?
Bawa itu kemari.
Brengsek!
Kau pikir ini lucu? Brengsek!
Kau pikir ini lucu?
Aku akan memenggal kepalamu!
Aku akan membunuhmu!
Kau pikir kau bisa
menggambar mobilku?
- Minggir kau!
- Berdiri, Pecundang!
- Hentikan!
- Berdiri, Pecundang!
Aku bilang hentikan!
Apa yang kau lakukan, Nyonya?
Apa yang kau lakukan?
Kita belum selesai, Brengsek!
Kau tak apa-apa?
- Apa aku berdarah?
- Kurasa tidak.
Kalau aku?
Butuh tumpangan? Ayo.
Aku tak percaya
dia memanggilku "nyonya."
Apa aku terlihat
seperti nyonya bagimu?
Kurasa.
Terima kasih.
Aku bertanya
apa aku terlihat tua.
Jadi, sepertinya aku seperti
pahlawan sekarang, ya?
Sebenarnya, aku hanya tak mau
pulang ke rumah...
Lalu merasa bersalah sepanjang hari
kerena tak menolongmu...
Dan mendengar kau di berita dipukuli
sampai mati di tempat parkir.
Jadi aku hanya melakukannya untuk
diriku sendiri karena aku egois.
Maaf.
Maaf aku seperti itu.
Baiklah.
Sampai jumpa.
Kau ingin sepedamu?
Sial.
Senang bertemu denganmu.
Ayah?
Ayah?
Ayah?
Nenek, di mana Ayah?
Hai, TJ.
Dia pergi ke dokter, Sayang.
- Semuanya baik-baik saja?
- Ya, baik.
Di mana ruangan mencuci?
- Ayahku akan segera pulang.
- Di mana ruangan mencuci?
Kenapa?
Kau pernah dihajar habis-habisan?
- Tidak.
- Apa kau ingin?
Di sana.
Tapi kenapa? Kau tak boleh.
Kau sedang apa?
Kau sedang apa?
Kenapa kau di sini?
Mulailah bertingkah
aku tinggal di sini...
Atau aku akan membunuhmu.
Aku akan membunuh keluargamu.
Kau tak boleh merokok di sini.
Apa yang kau lakukan?
Kau tak boleh merokok di sini.
Bisa kau matikan?
Bagaimana kalau kumatikan
di mulutmu?
TJ, siapa ini?
Namaku Hesher.
Aku teman putramu.
- Sedang apa dia di sini?
- Dia sedang mencuci.
Bisa Ayah bicara denganmu sebentar?
- Apa dia merokok di rumah?
- Aku...
- Dia temanmu?
- Kubilang dia tidur di sofa.
Apa kalian tahu
hanya punya empat siaran?
- Halo, Anak Muda.
- Hei, Nyonya Tua.
Ada yang bisa kubantu?
Tak usah.
Sial!
Sial!
Astaga.
Kini kalian punya
lebih banyak siaran.
- Jadi, kenapa kau di sini?
- Apa?
- Itu kamarmu?
- Bukan, itu garasi.
Apa temanmu ingin makan malam,
Sayang?
- Dia tidak lapar.
- Kau yakin?
Ya, aku yakin.
- Sedang apa dia di garasi?
- Aku tak tahu.
Kubilang padanya dia boleh
bermain gitar di sana.
Itu bagus, Sayang.
Senang bisa ada musik lagi
di rumah.
- Apa dia teman barumu?
- Ya. Begitulah.
Kakekmu bermain harmonika
selama bertahun-tahun.
Maaf, Sayang.
Kita kehabisan susu.
Nenek bisa masakkan telur
jika kau mau, Sayang.
Tidak, terima kasih.
Kau ingin jalan-jalan?
Aku tak bisa, Nenek.
Aku ada urusan.
Maksudku nanti. Siang ini.
Entahlah. Bisa tanyakan
saat aku pulang?
Baiklah.
- Aku ingin mobilnya kembali.
- Mobilnya tidak untuk dijual.
Aku ingin membelinya kembali.
Berapa yang kau inginkan?
Duduk.
1.800 untuk mobilnya,
belum termasuk pajak, STNK...
- Ya, aku bisa mendapatkan itu.
- Dan yang terpenting...
Kau juga butuh SIM yang berlaku.
Aku yakin kau tak punya.
Kau butuh bukti asuransi.
Aku tahu kau tak punya.
Dan meskipun jika kau punya itu,
aku tak bisa jual mobilnya...
Karena mobilnya tidak untuk dijual.
Cerita berakhir.
Sekarang, biar aku kembali
mengerjakan ini.
- Hai.
- Hei.
- Apa kabar?
- Aku membelikanmu es krim.
Itu baik sekali. Terima kasih.
- Aku sudah membayarnya di sana.
- Terima kasih.
- Sampai jumpa.
- Sampai jumpa.
Di pagi hari itu,
aku membuat kue ceri.
Lalu kugunakan. Aku tak tahu
sampai sesudah itu...
Bahwa aku menggunakan produk baru.
Namanya Fluffo.
Aku tak pernah
membuat Fluffo lagi.
Aku hidangkan kuenya, lalu...
Kuenya tersangkut
di langit-langit mulut mereka.
Mereka tak bisa menelannya.
- Fluffo sial.
- Hai, TJ.
Hai, Sayang.
Jadi, siapa yang mau jalan-jalan
bersamaku besok pagi?
TJ?
Aku tak bisa, Nenek.
Aku harus ke sekolah besok.
Baiklah.
Kau selalu diundang.
Lalu kenapa?
Lalu kenapa? Sekolah?
Pergilah jalan-jalan
bersama nenekmu.
Dia benar, TJ.
Nenek suka ditemani.
Tentu saja.
Nenekmu pergi jalan-jalan
di pagi hari sendirian.
Kau tak bisa bangun
sejam lebih cepat?
- Bagaimana jika dia diperkosa?
- Apa?
Pernah dengar soal pembunuh nenek?
- Pembunuh nenek?
- Ya, pembunuh...
Pembunuh nenek membunuh
13 sampai 14 wanita tua.
Biasanya mencekik dengan celana
kotornya. Dia tak suka oral...
- Tapi dia suka memakai jarinya.
- Sudah cukup.
Aku tak peduli.
Aku hanya bilang.
Nenekmu memintamu menemaninya
jalan-jalan. Sebaiknya kau pergi.
Agar dia tidak diperkosa.
- Kenapa ada yang mau memperkosaku?
- Entahlah.
Orang-orang melakukannya.
Ada banyak orang gila di luar sana.
Kau merusak mobilku, Bajingan Kecil.
Lihat itu! Makan kuenya!
Menyingkir dariku!
Menyingkir dariku!
Menyingkir!
Makan kuenya, Pecundang!
Sudah siap?
Aku tak mau pergi.
Ini akan baik untuk kita.
Ayo. Teej, kita akan terlambat.
Selamat datang, semuanya,
di kelompok pemulihan dukacita.
Namaku Meryl.
Kita sebaiknya mulai
dengan memperkenalkan diri...
Dan menjelaskan
kenapa kita di sini.
Hai. Bisa kalian mulai duluan?
Kami keluarga Bolder.
Aku Coleen. Ini suamiku Jack.
Putri kami Cynthia...
Dibunuh tahun lalu.
Dia korban...
Dari kekerasan penyerangan
yang tak wajar dan kejam.
Kami di sini
karena kami butuh bantuan.
Kami kehilangan bayi kami.
Hai. Namaku Jack.
Sepeti kata istriku, kami di sini
mengharapkan jawaban, dan...
Pertolongan pada luka ini.
Terima kasih.
Coleen dan Jack, selamat datang.
Tuan?
Tentu, baiklah.
Namaku Paul Forney,
dan ini putraku TJ.
Dan kami di sini karena aku
kehilangan istriku, ibu TJ...
Sekitar dua bulan lalu.
Kami berusaha terus bertahan.
Dan mencari...
Bimbingan di sekitar kami...
Atas segalanya.
Jadi, begitulah.
Baiklah. Selamat datang, Paul.
Hai, TJ.
Aku mengerti betapa sulitnya
kehilangan seorang ibu.
Apa kau ingin
memperkenalkan dirimu?
Menyampaikan beberapa kata
pada kelompok?
Apa masalahmu?
- Ada apa denganmu?
- Ada apa denganmu?
Kau biarkan bajingan itu
memasukkan kepalaku ke toilet.
Kau hanya berdiri di sana
dan melihatnya melakukannya.
Keluar.
Keluar dari rumah nenekku!
Keluar.
Menyingkir dariku.
Aku akan memakai baju.
Temui aku di mobilku, paham?
Kita mau ke mana?
Kita mau ke mana?
Kita sedang apa di sini?
Mari kita pergi dari sini.
Ayo.
Apa yang kau...
Kita sedang apa di sini?
Apa yang kau lakukan?
Mari kita pergi dari sini.
Sial.
Ayolah, ***.
Mari kita pergi dari sini.
Kumohon. Apa yang kau lakukan?
Apa itu? Hentikan.
Hentikan. Kau tak boleh...
Kau menyiram bensin di kepalaku.
Ayolah. Mari kita pergi.
Hentikan.
Pulanglah.
Sial. Tidak.
Ini tidak lucu. Ayolah. Pergi.
Ayolah, ***. Pergi dari sini.
Kumohon, jangan. Hentikan.
Tidak.
Apa masalahmu?
Ayo pergi, cepat!
Ayo! Cepatlah!
Ayo!
Sial. Mobilnya terkunci,
cepat buka!
Buka pintunya, ini terkunci!
Buka pintunya!
Buka pintunya!
Apa-apaan?
- Masuk ke mobil.
- Tidak.
Masuk ke mobil sekarang.
Aku akan menabrakmu.
***?
***, tadi itu keren.
Kau terlempar sejauh lima kaki.
Baiklah.
Mari kita pergi.
Sial.
Ayo.
Halo, Nyonya. Aku Petugas Haywood.
Ini Petugas Jordan.
Kami perlu bicara
dengan Thomas Forney.
- Tommy?
- Thomas Forney. Apa dia di sini?
Apa kau Thomas Forney?
Ya.
Kami ingin mananyakan
beberapa pertanyaan.
Itu hanya
beberapa pertanyaan, ***.
- Mengenai apa?
- Bisa kau berpakaian dulu?
Anggap ini sebagai
peringatan untukmu.
Terlepas dari bukti
yang kami temukan atau tidak...
Kau tetap berurusan dengan kami
hari ini.
Hadap kiri.
Akibatnya tidak bagus.
Ini kejahatan tindak pidana.
Hukuman penahanan yang berat.
Apa kau melakukannya?
- Tidak juga.
- Tidak juga?
Aku tak melakukannya.
Kau baru bilang "tidak juga".
Apa maksudnya "tidak juga"?
Kubilang aku tak melakukannya.
Sebelum itu, Ayah bertanya
dan kau jawab "tidak juga."
Aku tak ingat apa yang kukatakan.
Kenapa kau lakukan sesuatu
seperti itu?
- Mau kacang?
- Tidak.
- Jadi, apa yang diinginkan polisi?
- Menurutmu apa?
Entahlah. Mereka memeriksa
rongga mulutmu?
- Enyahlah.
- Apa yang mereka lakukan?
- Mereka mengambil sidik jariku.
- Ya, lalu?
Tinggalkan aku.
Baiklah, aku akan pergi.
Tapi dengan satu syarat.
Menurutmu dia mencukur kemaluannya?
Kau sedang apa di sini?
Kau yang sedang apa di sini, ***?
Kau tak berbelanja.
Kau mengintai gadis itu.
- Tidak.
- Ya, aku mengikutimu.
Kau akan mencoba menidurinya?
- Tidak.
- Itu bagus.
Kau tak bisa menidurinya
dari sini, ***. Harus lebih dekat.
Apa?
- Kau mau menusuk kemaluannya?
- Diam.
***, tak ada salahnya
menusuk kemaluannya.
Berhenti katakan itu.
***, jika kau mau
menusuk kemaluannya...
Tak ada salahnya. Jangan malu.
Manusia telah menusuk *** selama
ratusan tahun. Mungkin lebih lama.
Kawan.
Serius, tak ada salahnya
menginginkan wanita!
- Kau mau ke mana?
- Pulang.
- Kuberi kau tumpangan.
- Tidak, terima kasih.
Baiklah. Tapi jika ikut denganku,
waktunya hanya lima menit.
Mengendarai sepeda butuh waktu,
berapa, 15 menit?
Baiklah.
Tapi jangan bicara denganku, paham?
Aku tak akan berkata apa-apa.
Dengar, ***.
Maaf soal kebakaran
pada malam itu.
Itu sangat di luar kendali,
bodoh dan tidak bertanggung jawab.
Jadi, maafkan aku. Ini.
- Ambillah ini.
- Singkirkan itu dariku.
***, apa kau gay?
Aku tak mengerti denganmu.
Sial.
Apa yang kau lakukan?
Hentikan mobilnya.
Aku mau keluar.
Jika kau keluar, akan kupotong
kemaluanmu dan kutiduri dia untukmu.
Itu pasti kacau.
Maafkan aku. Aku tak tahu...
Kau merusak belakang mobilku, Bodoh.
Astaga. Kau bodoh!
Nyonya, kau sungguh bodoh!
Ada apa denganmu?
Aku tak tahu
apa yang terjadi, Tuan.
Kau harus berhati-hati
saat mengemudikan mobil.
Kurasa aku bisa membantu.
Aku melihat semuanya.
Dia tak bergerak.
Kau mundur mengenainya.
- Aku apa?
- Entah ada apa denganmu, ***.
Kenapa kau mundur mengenainya?
Itu tindakan tolol.
Aku tak tahu
apa yang kau bicarakan.
Sebaiknya kau membayar
atas kerusakannya.
- Lihatlah ini.
- Aku tidak mundur mengenainya.
- Kau menyebutku pembohong?
- Dengar, aku tak... Ada apa ini?
Kedengarannya kau menyebutku
pembohong.
Tidak...
Cukup, baiklah.
Aku tak mau ada masalah.
- Kau tak mau ada masalah?
- Tidak.
Kurasa kau mau, Nona Piggy.
Ini konyol.
Ayolah, ***.
Mari kita pergi dari sini.
***, pacarmu yang seksi
sedang bermasalah.
Kita tak akan ke mana-mana.
Kalian berdua saling kenal?
Hai.
Terkadang harimu buruk, dan
kau berpikir itu hari terburuk...
Lalu tiba-tiba, kau menemukan...
Banyak cara untuk mebuatnya
lebih buruk lagi.
Tidak, terima kasih.
Singkirkan itu dariku.
Suatu waktu,
beberapa tahun lalu...
Aku membawa empat gadis
ke belakang mobil.
Kami sangat teler
lalu kami melakukannya.
Aku menjilat satu gadis,
kupakai jariku ke gadis lainnya...
Tapi masih ada dua gadis,
mereka ingin berhenti.
Jadi kupakai tangan lainku
di gadis lainnya...
Dan kugosokkan ibu jari kakiku
di bokong gadis keempat.
Aku menjadi gila.
Aku bilang, "Ini terlalu banyak."
Aku tak bisa membedakan
gadis-gadis itu.
Lidahku mulai sakit.
Jari-jariku terasa pegal.
Aku mundur.
Kau tahu apa yang terjadi?
Gadis-gadis ini mulai bercinta
satu sama lain.
Mereka saling memakai jarinya,
dan berciuman.
Aku hanya duduk
dan melihat semuanya.
Aku hanya menyentuh kemaluanku,
masturbasi. Semuanya untung.
Apa itu semacam
kiasan mesum untukku?
Apa?
Lupakan.
Hentikan!
Aku serius! Kau sedang apa?
Kau akan membunuh kami!
Kumohon, hentikan!
Apa kau gila?
- Apa-apaan itu?
- Aku melihat tikus.
Apa? Kau baik-baik saja?
Kurasa ada pasir di mulutku.
Ya.
Dijual
Oleh Pemilik
Jadi, apa yang kita lakukan?
Baiklah.
- Kita sampai.
- Kita ada di mana?
Ayo.
Kita ada di mana?
Apa?
Rumah siapa ini?
Ya. Aku tak begitu suka segala hal.
Permisi.
Aku bicara padamu.
Rumah siapa ini?
- Rumah ini?
- Ya.
Ini rumah pamanku.
Di mana pamanmu?
- Dia di sana.
- Di mana?
Apa-apaan?
- Kalian kotor.
- Ya, sekarang aku basah.
Kau kotor dan basah.
Aku datang.
Sekarang aku juga kotor dan basah.
R-2!
R-2! Matikan semua
alat pemadat sampah!
Semua...
R-2!
R-2!
Semua alat pemadat sampah
di tingkat penahan!
Sial! Ada lebih banyak sampah
yang masuk! Brengsek!
Bagaimana kau mengenal pria ini?
Entahlah. Dia pindah
ke rumah nenekku bersama kami.
Maksdumu dia menyewa
kamar atau semacamnya?
Tidak juga.
Ceritanya panjang.
Ikan! Ikan segar!
Api.
Persetan denganmu, Pecundang!
Melompat di api.
Aku ada janji dengan dokter.
Apa?
Rasanya sakit
saat aku buang air kecil.
Apa dia baru saja
meninggalkan kita di sini?
- Kurasa begitu.
- Kurasa kita harus pergi dari sini.
Ya, ayo.
Jadi, siapa namanya?
- Hesher.
- Hesher? Apa itu sebuah nama?
Entahlah.
- Dia punya nama belakang?
- Entahlah.
- Sepatuku sangat empuk.
- Berapa usianya?
Entahlah.
Apa kau tahu sesuatu
tentang dirinya?
Tidak juga.
Untungnya kalian ada di belakangku
saat pria itu marah soal mobilnya.
Aku takut. Saat ini
aku tak punya asuransi...
Karena aku tak bisa menanggungnya.
Dan tak mungkin aku bisa
menanggung perbaikan mobilnya.
Bagaimana orang
bisa melakukan ini?
Maksudku, aku punya pekerjaan...
Itu pekerjaan konyol.
Aku bekerja hampir setahun...
Tapi waktu kerjaku
masih 15 jam per minggu.
Kenapa aku tak diberi
lebih banyak waktu kerja?
Apa menurutmu
karena aku dianggap payah?
Menurutmu aku payah
saat melayanimu di meja kasir?
Tidak.
Maksudku, aku bahkan tak bisa
membayar uang sewaku sekarang.
Tak lama lagi aku terpaksa
mulai menjual barang-barang.
Ini.
Aku...
Aku punya dua dolar.
Sedihnya lagi, aku butuh
uang itu sekarang.
- Ini, ambillah.
- Tidak.
Tidak.
Tolong katakan
itu bukan surat tilang.
Tidak.
Sial!
Sial!
Sial.
Kenapa aku menerima
kesialan beruntun setiap saat?
Aku merasa jika aku mati,
tak akan ada yang peduli.
Aku peduli.
Jika kau mati sekarang,
aku peduli.
Karena aku duduk di mobil
di sebelah nyonya yang sudah mati.
Tolong jangan memanggilku nyonya.
- Hai, TJ.
- Hai, Nenek.
Jadi...
- Kau menidurinya?
- Tidak.
Dari mana kau hari ini?
Pertemuan. Pukul 15.30.
Ayah ke sana sendirian.
- Maaf, aku lupa.
- Itu bagus sekali.
Itu baik untuk kita berdua.
Aku menunggu di luar sekolah
selama 45 menit.
Sudah kubilang
aku tak mau pergi.
Lain kali beri tahu Ayah
jika kau tidak akan muncul.
- Sudah kubilang.
- Tidak.
Sudah kubilang ribuan kali.
- Tidak.
- Ya. Ayah hanya tak mendengarkan.
Kau tak bilang begitu.
Kau hanya bilang tak mau pergi.
Kau tak bilang
bahwa kau tak akan muncul.
- Apa bedanya?
- Bagi Ayah, sangat berbeda.
Artinya Ayah duduk sendirian
di ruangan yang dipenuhi pecundang.
Anak-anak, kumohon.
Nenek tidak enak badan.
Tolong ambilkan pilku.
- Kau memakai jarimu padanya?
- Diam!
- TJ!
- Apa?
Jaga bahasamu, Ayah serius!
- Ayah tak dengar dia?
- Itu tak penting.
Jika kau begitu lagi,
masuk ke kamarmu.
Kamarku? Ayah akan menghukumku
sekarang?
Ya, mungkin.
Jika bukan karena bahasamu...
Maka karena kurangnya
rasa tanggung jawabmu.
Ayah harus mengantarmu
ke kantor polisi.
Maaf Ayah harus bangun dari sofa.
Dan maaf Ayah harus pakai celana
dalam pertama kali selama berbulan!
- TJ!
- Apa?
Sudah cukup!
Jadi setelah aku benar,
maka sudah cukup?
Ayah tak mau mendengarmu
berbicara lagi!
Baiklah. Persetan ini!
Itu membuatmu senang?
- Apa aku melewatkan sesuatu?
- Tidak juga.
Dia mengatakan hal bodoh.
Dia melempar piringnya...
Jadi dia juga melempar piringnya.
Tapi kurasa dia begitu karena
dia tak mengerti ucapannya.
Anak itu ada benarnya.
Dia merasa bersalah
atas dirinya sendiri.
Dia pergi. Entah ke mana...
Seandainya ada sesuatu
yang bisa kulakukan.
- Ini lezat.
- Terima kasih, Sayang.
Apa yang hijau, berlendir
dan baunya seperti daging?
Aku tak tahu, Sayang.
Pikirkanlah. Apa yang hijau,
berlendir dan baunya seperti daging?
Cacing? Aku tak tahu.
Aku ingin berbaring.
Aku masih tak enak badan.
Baiklah.
- Hei. Kau sudah tahu?
- Tahu apa, Sayang?
Apa yang hijau, berlendir
dan baunya seperti daging?
Aku tak tahu.
- Bisa kau membantuku?
- Ya.
Bisa kau ambilkan botol obat
di atas lemari itu?
- Yang mana? Ini?
- Ya. Terima kasih.
Jawabannya adalah
jari Kermit si Katak.
Kau tahu, karena Nona Piggy.
Apa itu?
Ini rokok pengobatan
untuk membantu rasa mual.
- Bisa kau nyalakan korek untukku?
- Ya. Boleh kulihat itu sebentar?
Aku segera kembali.
Boleh?
Terima kasih.
- Apa itu?
- Ini pipa menghisap.
Ada air di dalamnya,
untuk menyaring asapnya.
Sebenarnya mungkin ini
cara teraman menghisap ***.
Akan kutunjukkan caranya padamu.
Lihat lubang itu?
Kau harus terus menaruh jarimu
di situ. Lalu, nyalakan pipanya.
Saat asapnya naik seperti itu,
lepaskan jarimu, lalu kau...
Ini.
Cobalah.
Akan kunyalakan untukmu.
Putar seperti itu.
Taruh jarimu di lubangnya.
Akan kunyalakan, lalu kau hisap.
Hisaplah.
Ya, itu bagus.
Angkat jarimu.
Hisap dengan panjang.
Ya.
Astaga.
Hisap lagi.
Tidak, aku...
Kurasa sudah cukup.
Terima kasih.
Baiklah. Akan kuselesaikan.
- Sayang, berapa usiamu?
- Siapa yang ingin tahu?
Entahlah.
Kau terlihat lebih tua dari TJ.
- Siapa?
- Hentikan.
Bukankah kau terlalu tua
untuk bergaul dengan TJ setia saat?
- Bukankah kau juga begitu?
- Tidak. Aku neneknya.
Itu benar.
Kau tahu, aku...
Aku dulu punya ular.
Ular besar.
Aku memberinya makan. Sekali
seminggu, kuberi makan tikus hidup.
Kau suka ular karena memiliki
bentuk yang bagus.
Yang ini makan tikus.
Suatu waktu aku menjatuhkan
tikus ke kandangnya...
Lalu dia menciumnya,
jadi dia mengejarnya...
Lalu tikus ini...
Berdiri dengan kaki belakangnya
lalu memukul wajah ular itu.
- Kau bercanda.
- Tidak.
Itu terjadi lagi.
Ular itu mengejarnya kembali...
Lalu tikus itu memukulnya lagi.
Ular itu tak bisa apa-apa.
Dikalah oleh makhluk kecil.
Ular itu pergi ke pojok
lalu menangis.
Dan tikus itu
menguasai kandangnya.
Selama berminggu-minggu.
Dia berjalan bagai pemilik kandang.
Duduk di kursi rumput...
Menggaruk testikelnya dan makan
kacang. Dia seperti menantang.
Kucoba memberinya makan tikus lain.
Kujatuhkan tikus baru
ke kandangnya...
Tapi dia hanya bersembunyi
di belakang tikus yang lama.
Ular itu sangat ketakutan.
Dia mati, mati kelaparan.
Kandang itu dipenuhi tikus.
Jadi, TJ adalah tikus itu?
Entahlah. Mungkin.
- Lalu aku siapa?
- Kau? Kau wanita tua.
Bukan.
Aku seorang nenek.
Ya. Kau seorang nenek.
Kau tahu apa?
Nenek, aku akan pergi jalan-jalan
bersamamu besok pagi.
Itu bagus.
- Kau akan ke mana?
- Entahlah. Aku akan ikut denganmu.
Di mana saja,
mungkin di sekitar blok.
Kalau begitu,
bersenang-senanglah.
Tidak, aku akan ikut denganmu.
Sampai jumpa
saat kau sudah kembali.
Kenapa kau tak membawanya?
Tentu.
Bisa aku bicara denganmu?
Sebentar. Aku sedang menelepon.
Kau tak lihat?
- Aku perlu bicara denganmu.
- Aku sedang... Tunggu di luar.
Tunggu di luar.
Apa kau datang ke sini agar
aku bisa mematahkan lehermu?
Apa?
- Aku punya uangnya.
- Uang apa?
Kau bilang jika aku punya 1.800
dolar, maka mobilnya bisa kubeli.
Apa kau bercanda? Aku bilang
meskipun kau punya 1.800 dolar...
Aku masih tak bisa
jual itu padamu.
- Mobilnya tak ada di sini lagi.
- Apa maksudmu?
Aku merasa cukup membahas ini.
Tapi kukatakan padamu...
Tak akan kuambil lagi,
sudah tak ada.
- Apa yang kau bicarakan?
- Sudah tak ada di sini.
- Lalu mobilnya ke mana?
- Nak, sudah tak ada. Pergilah.
Selamat tinggal. Pergilah.
Apa yang terjadi?
Aku harus keluar dari sini
sebelum aku menyakiti seseorang.
Uang Surat Tilang Nicole
Salam, TJ
Hai, ini Nicole.
Aku sedang tak ada.
Tinggalkan pesan,
dan kau akan kuhubungi kembali.
Hai, ini TJ.
Maaf mengganggumu,
tapi aku ingin bicara denganmu.
Aku punya hadiah untukmu,
jadi kurasa...
Aku akan mampir
lalu memberikannya padamu.
Ya. Baiklah. Sampai jumpa.
Persetan denganmu!
Kau! Kau pikir
apa yang kau lakukan?
Mundur!
- Brengsek, ***!
- Persetan denganmu!
- Tenang.
- Mundur!
Dan kau pelacur!
Semoga kau mati! Saat kau mati,
tak ada yang peduli...
Karena kau hanya PSK gendut.
- ***, tenanglah.
- Mundur!
Aku akan memukul kepalamu,
aku bersumpah.
Aku tak mau lagi melihat
wajah jelek kalian!
Enyahlah kalian berdua.
Persetan denganmu!
Aku membencimu!
Aku mau bicara denganmu.
- ***, aku mau bicara denganmu.
- Lepaskan tanganmu dariku.
***, tenanglah.
Sial! Brengsek!
- Aku bilang aku hanya mau bicara!
- Menyingkir dariku!
Tenanglah!
Menyingkir darinya!
Apa yang kau lakukan?
- Ayolah!
- Aku akan membunuhmu!
- Brengsek kau!
- TJ, tidak!
Persetan kalian berdua!
Kau tak apa-apa?
TJ?
- Di mana mobilku?
- Apa-apaan!
- Di mana mobilku?
- Apa kau gila?
Jika kau bertanya lagi,
jari kakimu akan putus. Di mana?
Ada di tempat penghancuran!
Sial!
Ada di tempat penghancuran, Bodoh!
- Itu omong kosong!
- Untuk apa aku berbohong?
Karena kau bajingan!
Katakan di mana!
Ada di tempat penghancuran.
Aku bersumpah. Sial!
Jika kau berbohong, akan kupotong
semua jari kakimu. Kau mengerti?
Ya.
Ada lagi yang mau kau tanyakan?
Kau berani datang ke rumahku?
- Menyingkir dariku!
- Apa, Pecundang?
Sial!
Sial! Hidungku!
Apa yang kau lakukan?
- Hidungku!
- Apa?
- Ada apa denganmu?
- Aku baru saja menyelamatkanmu.
Sudah kubilang
aku tak mau lagi melihatmu!
Berapa kali harus kukatakan?
Tinggalkan aku!
Ayo, Sayang.
Ayo, Sayang.
Ada apa di dalam sini?
Ayolah, Semuanya. Kita harus
berangkat. Kita akan terlambat.
- Bagaimana dengan pizanya?
- Kau bisa memakannya di mobil.
Keren.
Sayang, ada apa di dalam sini?
Kita pakai mobilku saja.
Kau yang mengemudi.
- Bisa kau buka pintunya?
- Tentu.
Kupikir kita harus simpan yang baru
dan beri mereka yang lama.
Itu ide bagus.
Akan kuberi tahu mereka...
Bahwa pemanggang kita yang lama
dan kotor adalah hadiah darimu.
Bagus. Lagipula,
mereka tak mengenalku.
- Sayang, mereka teman-temanku.
- Aku tahu.
Aku hanya tak mengerti kenapa kita
beri mereka begitu banyak hadiah.
Pemanggang dan sebotol scotch
bukan hadiah yang banyak.
Dan bunga?
- Dan bunga.
- Dan bunga.
- Ibu, bisa nyalakan radionya?
- Ya, Sayang.
Tolong!
Apa yang kau lakukan?
Mundur.
Mundur!
Apa yang kau lakukan?
Aku tak tahu.
Dari mana kau?
Maaf.
- Dari mana kau?
- Maafkan aku.
Ini pukul 10.10 pagi.
Apa ini adil bagi Ayah?
Aku tak tahu.
Masuk ke kamarmu.
Ada seseorang di luar mencarimu.
Hesher tak ada di sini.
Aku datang menjengukmu.
Aku tak tahu
harus datang atau tidak.
Tapi aku tak bisa
berhenti memikirkannya.
Kupikir jika aku datang,
kau masih marah dan benci padaku.
Tapi kupikir
jika aku tak datang...
Kau akan berpikir aku tak peduli
dan tetap membenciku...
Jadi kupikir sebaiknya aku datang.
Untuk jaga-jaga,
jadi, inilah aku.
Apa yang kau inginkan?
Aku ingin minta maaf.
Aku merasa buruk
tentang kejadian itu.
- Itu tak terlalu penting.
- Itu penting. Itu penting bagiku.
Aku sangat menyukaimu, TJ.
Dan aku mengerti jika kau
tak mau menjadi temanku.
Tapi aku tak berniat
melukai perasaanmu.
Aku hanya...
Terkadang, aku...
Entahlah.
Tapi kupikir aku harus datang
dan mengatakan itu...
Lagipula kau masih membenciku.
Aku datang untuk mengatakan itu.
Dan sudah kukatakan.
Baiklah, sampai jumpa.
Maaf aku merusak lampumu.
Tak apa-apa.
Dan maafkan aku telah
memanggilmu PSK gendut.
Tak apa-apa.
Kau tidak gendut.
Tapi aku PSK?
Entahlah. Mungkin.
Hari ini kita berkumpul di sini...
Untuk berkabung atas kehilangan
dan pengingat hidup...
Untuk Madeleine Frances Forney.
Madeleine adalah istri, ibu,
nenek dan teman yang tercinta.
Dan sekarang, Ny. Rosowski,
teman dan tetangga beliau...
Akan menyampaikan beberapa kata.
Aku tak mengenal Madeleine
cukup lama.
Saat aku pindah
ke lingkungannya...
Dia memperlakukanku seperti
salah satu keluarganya.
Dia sangat baik,
dan hatinya menakjubkan.
Kami sering jalan-jalan
dan menikmati waktu bersama-sama.
Aku akan rindu
jalan-jalan bersamanya.
Dan khususnya, obrolan kami.
Aku akan selalu ingat
ucapannya padaku.
"Hidup itu seperti
berjalan di bawah hujan.
Kau bisa berteduh
dan berlindung...
Atau kau bisa basah saja."
Baiklah. Terima kasih, Ny. Rosowski.
TJ?
Kupikir kau harus
menyampaikan sesuatu.
Ayolah, TJ.
Maaf.
Baiklah, sekarang sebaiknya kita
menutup perkabungan dengan...
Aku hanya ingin menambahkan sesuatu
pada ucapan anak itu...
Karena kurasa aku tahu
apa yang mau dia katakan.
Apa yang kau lakukan? Ayolah.
- Tuan, kami harus pergi...
- Jangan menyentuhku.
Mundur. Duduk.
Aku tahu kau tak mau aku datang,
aku pun tak mau datang, paham?
Aku tak datang untuk diriku.
Aku datang untuknya.
Dia ingin beri tahu
kalian sesuatu...
Tapi kalian tak mau mendengarkan,
jadi diamlah sebentar...
Aku mau bicara, dan kalian
tak akan melihatku lagi.
Aku pernah mencabut tangki bensin
di sebuah mobil Chevy tua.
Aku ingin meledakkannya,
jadi kuledakkan.
Yang tidak kupikirkan
adalah potongan besi kecilnya...
Akan terbang ke segala arah.
Aku hampir terbunuh.
Aku terbangun di rumah sakit.
Dan dokter ini bilang, "Nak".
Lalu kubilang...
"Jangan panggil aku nak, Brengsek."
Lalu dia bilang,
"Satu testikelmu meledak."
Aku kehilangan testikelmu
seperti itu.
Aku menjadi gila. Aku menyerang
suster atau dokter, aku tak ingat.
Aku ditangkap, dan dipenjara.
Yang kupikirkan hanyalah testikelku.
Aku kehilangan satu testikel.
Apa yang akan kulakukan?
Aku harus pergi mencarinya.
Jadi aku lari dari penjara
lalu pergi mencarinya...
Aku tak bisa menemukan testikelku.
Kemudian, suatu malam...
Aku sedang duduk
dan buang air besar...
Aku melihat testikelku dan
aku menatap kantung lembek ini...
Tempat testikel kiriku
berada dulu.
Lalu, kulihat testikel kananku
untuk pertama kalinya.
Aku bilang,
"Sial, ***! Testikelku!"
Lihat, aku masih punya
satu testikel. Benar?
Itu testikel yang bagus.
Masih bekerja.
Tuhan, iblis atau siapa pun itu...
Dia meninggalkanku
satu testikel yang bagus.
Aku masih punya satu testikel
yang bekerja...
Dan kemaluanku juga masih bekerja.
Kau kehilangan istrimu.
Kau kehilangan ibumu.
Aku kehilangan testikelku.
Persetan ini.
Jangan sentuh itu!
Singkirkan tanganmu dari petinya!
Pergi! Minggir!
Kubilang pada nenek
aku akan jalan-jalan bersamanya.
Itu yang akan kulakukan.
Kau bilang pada nenek
kau akan jalan-jalan bersamanya.
Ini kesempatan terakhirmu.
Selamat pagi, Teej.
Aku tahu. Ini aneh, bukan?
Ayah bisa merasakan angin
di wajah Ayah lagi.
- Itu terlihat bagus.
- Terima kasih.
- Hesher sudah pergi.
- Apa maksud ayah?
Ayah pikir kau harus melihat ini.
Hesher Pernah Tinggal Di Sini
TRANSLATED BY RACHMAT HASAN
rachmat.american@gmail.com